#Chap 07 | • Do it right now, Baby •

56.5K 914 47
                                    

⚠Warning⚠ Part ini terlalu vulgar.

Halah! Begimanapun peringatannya, tetep kalian baca juga -_-

.
.
.

"Jadi sugar baby ku, maka kau akan mendapatkan apa yang kau mau."

"Oke, Daddy!"

Setelahnya, mereka berciuman. Saling membelit lidah dan bertukar saliva. Tangan besar Evan meremas nakal payudara Lya hingga yang punya mendesah pelan. Sementara tangan Lya di rambut Evan, menyisir rambut hitam pria itu dengan jarinya.

Lya tertawa disela-sela ciuman panas mereka. Entah apa sebabnya.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Evan, sedikit menjauhkan wajahnya.

Lya menggeleng dengan wajah polosnya, membuat Evan menggeram seperti predator melihat mangsa.

Sebelah kaki Lya dipaksa naik keatas meja oleh Evan. Rok Lya yang pendek tersingkap begitu saja hingga celana dalam warna hitam nya kelihatan. Telunjuk Evan menusuk-nusuk lipatan yang timbul dari luar celana dalam itu.

"Emmh.. Daddy.. Ahhh.." Walaupun sudah menggigit bibirnya, desahan Lya tetap terdengar. Ia mendesah merdu disamping telinga Evan.

Evan menelusuri lipatan daging vagina Lya dari atas kebawah sampai Lya menggelinjang tak karuan. Cengkraman Lya dibahu Evan mengerat, tak peduli jika jas mahal pria itu kusut dan berantakan.

"Ahh.. Daddy, apa yang ahh.. kau lakukan.. Aahh.. "

"Memberimu pelajaran, baby." Balas Evan berbisik ditelinga Lya. Evan menatap Lya yang terpejam. Wajah horny Lya semakin membuat hasrat birahi Evan meninggi.

Langsung saja Evan menarik turun celana dalam hitam Lya. Lya sedikit mengangkat bokongnya untuk memudahkan tindakan Evan. Celana dalam itu hanya meloloskan satu kaki Lya dan menggantung disebelah kaki lainnya.

Vagina merah muda yang merekah seperti bunga baru mekar itu tampak begitu indah dimata Evan. Evan menunduk, menghadap lipatan daging yang berada ditengah dan menjilatinya.

Kedua tangan Evan menahan paha agar terus terbuka. Lidahnya menyapu lembut permukaan vagina tembam Lya, yang dihinggapi bulu-bulu halus, menambah kesan seksinya.

"Ahh! aahhh.. Auhhh.. Oh Daddy!" Lya memekik saat jari panjang Evan mengganti lidah hangatnya. Evan kembali tegak menatap wajah merah Lya sambil menjilat bibirnya yang becek akan cairan Lya.

Pinggul Lya bergerak liar, kadang ikut naik saat jari Evan menyodok lubangnya dalam, kadang kekiri kekanan saat vaginanya merasa semakin gatal dengan kocokan Evan.

Tak nanggung-nanggung, Evan menambah satu jarinya lagi hingga lubang Lya digoyang oleh dua jari Evan, dengan kecepatan luar biasa.

"Emmhh!! Ahhh Daddy! Ahh.. Aahh!!"

Tetesan keringat yang keluar dari pori-pori kulit Lya kalah banyak dengan cairan ejakulasi yang keluar dari vagina Lya.

Evan menarik jarinya keluar. Basah dan lengket, hingga 2 jarinya seperti menyatu karna cairan itu. Ia menyodorkan ke wajah Lya. "Hisap." Perintah nya.

Lya mengulum bibirnya terlebih dahulu, lalu memasukkan 2 jari Evan ke dalam mulutnya. Menjilat dan menghisapnya tanpa rasa jijik, padahal itu adalah cairannya sendiri.

Satu tangan Evan yang bebas membuka celananya. Tau jika Evan kesulitan dengan satu tangan, Lya ikut membantu membuka celana pria itu. Melepaskan ikat pinggang dan membuka kancing celana Evan hingga mengeluarkan kejantanan yang menegak.

Yes, I'am Bitch! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang