Vote before read!
.
.
."Ahh.. Ahhh.. Erichh.. Sshhh.. "
Tubuh telanjang Naya bergerak liar karna sodokan Eric yang brutal. Ranjang tempat tidur bahkan ikut berderit seiring ganasnya gerakan Eric.
"Arrgh! Lya.. ahh..." Erang Eric.
Naya melotot saat Eric menyebut nama wanita lain saat bersetubuh dengannya.
"Siapaah Lya? Akhh! Ahh pelan Ric!"
Eric meremas kuat payudara Naya. Ia tak puas dengan bentuk payudara Naya. Mengabaikan ringisan Naya, Eric tetap meremas dengan kuat. Tangan nya yang kasar membuat kulit payudara Naya memerah.
"Erichh.. Pelan.. Ahh..".
Eric menggeram kemudian membentak. "Diam lo!"
Kenapa Naya tak bisa memuaskan dirinya seperti Lya? Padahal sebelum melakukan seks dengan Lya, Eric menomor satukan Naya sebagai partner seks terhebat. Tapi setelah merasakan tubuh jalang bernama Lya, Eric tak pernah puas bermain dengan perempuan manapun. Sekalipun seorang perawan.
Naya adalah partner seks Eric selama 2,5 tahun semenjak masuk SMA. Eric memilih Naya karna Naya satu-satunya perempuan yang tidak cerewet saat diajak having sex. Tidak menolak saat diajak kapan dan dimana pun. Tidak banyak menuntut dan tidak banyak bacot.
Saat perempuan lain yang sudah ditiduri Eric meminta pertanggungjawaban, Naya malah acuh ketika Eric pergi sesaat sudah menaruh benih didalam rahimnya.
Naya terbiasa minum pil pencegah hamil. Jika sampai ia hamil, aborsi adalah jawaban nya.Desahan Naya menjadi nyaring karna Eric menusuk dirinya tak karuan. Tanda bahwa pemuda itu hampir sampai dengan pelepasannya.
"Fuck! Arrgghh!!" Kepala Eric terdonggak keatas. Matanya terpejam menikmati setiap rasa yang ia dapat.
Sementara Naya, terbaring lemas ditengah ranjang dengan nafas terengah-engah. Kedua daging payudaranya memerah dan vaginanya penuh dengan cairan lendir.
Naya menatap Eric yang bangun dari ranjang dan memakai kembali pakaiannya, bersiap untuk pergi.
"Siapa Lya, Ric?" Tanya Naya membuat pergerakan Eric memakai baju terhenti. Bukan cemburu atau sejenisnya, Naya hanya merasa aneh saat Eric mendesahkan nama seorang perempuan. Biasanya Eric hanya akan mengumpat dan memaki saat melakukan seks.
"Bukan urusan lo!" Jawab Eric datar. Ia tak peduli dengan wajah kesal Naya. Pemuda itu berjalan menuju pintu kamar dengan menenteng jaket levis nya.
Ketika pintu terbuka, yang pertama dilihat Eric adalah wajah terkejut dari Caca, adik sepupu Naya yang masih duduk disekolah menengah pertama.
Sebelah alis Eric terangkat.
Caca menggigit bibirnya sendiri, ia bertanya-tanya dalam hati. Kenapa Eric bisa seganteng V BTS? Cara Eric memandang dengan kepala sedikit dimiringkan dan sebelah alis terangkat ditambah senyum separo andalannya membuat Caca menjerit didalam hati.
"Ngapain lo?" Tanya Eric setelah cukup lama menunggu Caca berbicara.
Caca terkesiap. "Anu.. Em.. aku.. aku.."
"Lo ngintip gue sama Naya tadi?" Tebak Eric tepat sasaran.
Caca menggeleng cepat untuk berbohong. Tak mungkin ia bilang kalau ia mengintip Eric dan Naya bersetubuh. Melihat bagaimana gagahnya Eric menggagahi kakak sepupunya.
Eric tertawa remeh. Walaupun Caca menggeleng, ia tau jawaban sebenarnya. "Bohong dosa! Bilang aja lo ngintip. Lo pengen juga, kan?"
Caca terdiam sejenak, ia menggigit bibir bawahnya kemudian menganggukkan kepala sebagai jawaban.
~~~ʎǝs, ı'ɐɯ qıʇɔɥ~~~
Suara cecapan bibir mendominasi ruangan Alex, pemilik kelab malam terkenal se-Jakarta."Hentikan, Lya." Ujar Alex memperingati. Namun, Lya tetap menjalankan aksinya. Menggoda iman Alex.
"Ayolah, Alex. Carikan aku pria kaya untuk dipuaskan. Evan sedang tidak ada di Indonesia. Aku bebas mencari uang tambahan." Lya berkata sendu dengan wajah memelas.
Bisa dibilang Alex adalah mucikari. Kelab malamnya bernama lain pelacuran. Ia mempunyai banyak jalang yang disewakan. Lya adalah jalang istimewa yang satu-satunya diperlakukan spesial oleh Alex. Karna Lya banyak menghasilkan keuntungan besar untuk Alex sebab is sering disewa oleh pria kaya bersetelan jas.
"Sial!" Umpat Alex. Ia terangsang dengan ciuman mahir Lya. Lya menggerakkan pinggulnya untuk membuat penis Alex yang tengah diduduki nya makin tersiksa.
Lya tersenyum menang. "Aku akan memuaskanmu tapi carikan aku pria kaya."
"Sudah kubilang, aku tidak mau ikut campur soal kau dan Evan. Kau tidak bisa mencari mangsa sendiri, ha?" Alasan Alex berkata seperti itu adalah, Evan memberinya uang untuk tidak menyewakan Lya pada pria lain. Dan Alex tau jika Evan tidak suka sesuatu yang sudah dicap menjadi miliknya diganggu.
Senyum Lya surut. "Aku tidak seperti mu yang handal mencari mangsa." Ujarnya. Ia kembali ingin mencium Alex sebagai suap, tapi suara pintu terbuka menggagalkan niatnya.
"Oh maaf. Aku seharusnya tidak langsung masuk." Pria bersetelan jas mahal itu berkata tanpa ekspresi bersalah. Ia masuk dengan santai lalu duduk disofa tunggal yang tersedia di ruangan milik Alex itu.
Alex mendorong Lya dari pangkuannya. Ia beranjak duduk disofa yang kosong berhadapan dengan pria berjas mahal itu. Lya ikut duduk disamping Alex dengan mata menatap genit kearah pria berjas mahal yang sepertinya pria kaya.
"Aku tau kau tidak suka basa-basi. Jadi langsung katakan saja, ada apa?" Ujar Alex santai namun mendominasi.
"Aku butuh salah satu jalang mu untuk malam ini."
Mendengar itu, Lya dan Alex saling pandang. Lya tak bisa menyembunyikan senyum senangnya, sementara Alex memutar bola matanya.
~~~ʎǝs, ı'ɐɯ qıʇɔɥ~~~
Eric tanpa belas kasihan melempar Caca ke tengah ranjang. Remaja berumur 15 tahun itu meringis tapi tetap tersenyum karna Eric kembali menciumi nya.
"Ka- kalau aku hamil.. Kak Eric mau tanggungjawab?" Tanya Caca takut. Ciuman Eric terhenti begitu saja.
"Gue harus tanggungjawab kalau lo hamil?" Eric tertawa sumbang. Ia menatap rendahan pada Caca.
"Kalau lo hamil, itu bukan anak gue. Lo pikir gue gak tau kalau lo pernah di gangbang sama 10 cowok? Hah! Murahan banget." Eric menjauh dengan tatapan jijik.
Mata Caca mulai berkaca-kaca. Ia hamil setelah di gangbang dikelab malam milik Alex. Dan tidak tau siapa yang membuat nya hamil.
"Aborsi aja kalau lo gak tau bapaknya. Salah lo sendiri mau di gangbang." Eric berjalan keluar, meninggalkan Caca yang menitikkan air mata dengan deras.
Sebelum benar-benar keluar dari kamar Caca, Eric masih sempat berkata jahat. "Untung gue belum masukin lo. Gue yakin seratus persen kalau lobang lo jadi longgar karna dimasuki 10 cowok. Gak ada harganya lo." Ujar Eric tertawa menghina.
.
.
.Jangan lupa tambahin ke reading list.
•Ꮙ ι † α м i ɳ•
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'am Bitch!
Romance✖ WARNING ✖ CERITA DEWASA!! 17+ ~~~~~~•-Ɏєѕ, Ι'αм ßi†¢н❗-•~~~~~~ AdeLya Xadiksa, menutupi sifat jalangnya dengan berpura-pura menjadi cupu disekolah. Tidak ada yang tahu jika dibalik wajahnya yang selalu menunduk itu, ada seorang jalang yang tiap m...