🌼┊4 ̖́-

52 16 30
                                    

Niat Cakra sudah baik, ingin memperbaiki hubungannya dengan Sanjung yang menurutnya memang belum selesai. Hanya saja, dunia seakan bercanda padanya. Setelah mengumpulkan niat dan keberanian semalam penuh, gadis berperawakan mungil yang selalu memakai bandana itu tidak ada di kelas.

"Gatau, gak kasih kabar juga di grup. " kata Embun yang kala itu berpapasan dengan Cakra di depan kelas.

"Kemarin lo yang gak masuk, sekarang Sanjung, jangan-jangan besok Harum. "

Harum yang baru sampai di depan mereka, dengan muka bingung menyentak Felix yang tiba-tiba menudingnya.

"Dangdut lo! Sotau banget jadi mahluk bumi. " ujarnya ketus. Matanya menatap Felix tajam, sedangkan yang ditatap menampilkan muka paling konyol.

"Eh, Bun, udah balik liburannya?" tatapan tajam tadi berubah ramah pada sahabatnya.

"Udah, nih, tapi baru aja masuk udah ditinggal Sanjung. Padahal di Singapore gue kangen banget sama kalian. "

"Padahal di Singapore nyenyenyenye.. " Zidan meniru ucapan Embun dengan nada mencemooh.

"Apa sih, lo?! Gak jelas banget. "

Zidan menampilkan raut yang tak kalah konyol dari Felix.

Cakra memijat pangkal hidungnya. Memang. Membawa dua makhluk ini adalah kesalahan. Cakra menyesal karena dua makhluk ini selalu memancing keributan di manapun dan kapanpun.

Tanpa menghiraukan para lelaki, Harum menghampiri Embun, memeluk kemudian bercipika-cipiki. Cakra, Felix dan Zidan yang sedari tadi memerhatikan mengernyit heran. Apa perempuan selalu seperti itu?

"Rum, tau Sanjung kemana gak?" tanya Cakra menghentikan kegiatan Embun dan Harum.

Karena Embun baru pulang liburan, ia yakin Harum akan tau karena jelas-jelas kemarin Sanjung kabur bersama mereka-Harum dan Hangga.

"Gak tau, ya. Gak ada kasih kabar apa-apa di grup, yakan Mbun?"

Embun mengangguk setuju, "gak percaya amat sama gue, dih."

"Gak gitu, kemarin kan Sanjung balik bareng Harum. "

Harum mengangguk. "Kemarin gak lama sampe Loly-"

"Ih anjir kalian ke Loly tanpa gue?" Embun memotong ucapan Harum dengan tanya dramatis.

"Bukan kita, gue sama Hangga doang, niatnya. Cuma tiba-tiba itu anak ngikut. "

"Bilang aja kalian memanfaatkan situasi, mentang-mentang gue suka bikin rusuh jadi kesempatan gitu?"

"Lo kan tau gue sama Hangga lagi ribut, nah Hangga nyogok buat baikan ke Loly, tuh. "

"Bohong gak? "

"Enggak, lah."

"Lanjutin, Rum." Cakra sangat malas mendengar perdebatan kaum wanita ini. Matanya mencari keberadaan Felix dan Zidan yang dengan tiba-tiba menghilang.

"Iya, kemarin kan kita ke Loly, nah gak lama tante Damai datang. Sebenernya tante Damai yang tiba-tiba jemput Sanjung itu gak aneh, ya. Cuma yang ini tante Damai kayak buru-buru gitu. Pas dateng langsung bisikin Sanjung, terus Sanjung cemberut, abistu mereka pamit dan gak lama Sanjung hilang dari grup chat. Bener-bener gak ada kabar sampe hari ini." jelas Harum panjang lebar.

Cakra yang mendengar mengangguk lesu.

"Btw, lo kenapa cari Sanjung, deh? Kalian kan mantan?" tanya Embun dengan penekanan di kata mantan.

"Emang ada larangan mantan buat ketemu?" tanya Cakra mendadak sewot.

Lagian kenapa sih? Cuma mantan loh? Masa gak boleh ketemu doang?

Unconditional TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang