🌼┊9 ̖́-

39 12 16
                                    

Kabar buruk! Sanjung datang terlambat, lebih parahnya apronnya hilang!

Ia kini resah. Sembari berjalan disepanjang koridor yang sepi menuju kelas.

Tergesa-gesa, langkahnya memburu. Ia tak boleh semakin lambat datang ke kelas atau ia akan di usir. Lebih tidak bolehnya, ia mendapat kosong tabel kehadiran dalam mata pelajaran atau neneknya akan kembali mengamuk pada mamanya.

Setelah berhasil sampai di muka pintu kelas, ia mengetok pintu dengan tak sabar. Semoga Bu Aini belum datang dan ia bisa masuk.

"Sanjung,"

Sayangnya harapannya tak terwujud.

Pintu di buka. Menampilkan perempuan dewasa dengan kacamata dan apron yang belepotan sisa bumbu. Menurut informasi di grup kelas yang Sanjung baca semalam, hari ini mereka praktek kecil di kelas.

"Maaf Bu, saya terlambat."

Mata Bu Aini memicing. Lalu melirik jam tangan di pergelangan.

"Telat 15 menit. Ini kamu telat atau sengaja mau bolos mata pelajaran saya?"

Galak banget. Batin Sanjung.

"Bener telat Bu, mama saya gak sempat antar dan tadi ojeknya mogok, alhasil saya naik angkot."

"Apronnya mana?"

Mati Sanjung mati.

"Anu Bu, apronnya ketinggalan."

"Ini mah kamu emang gak niat masuk pelajaran saya. Udah diem di luar aja ya, masuknya kalo udah selesai."

Sanjung terbelalak. "Tapi Bu, saya gak boleh dapet kosong di tabel kehadiran, saya udah kelas tiga."

Bu Aini tersenyum manis. "Itu tau, kalau tau harusnya datang lebih pagi. Silahkan menunggu, Sanjung."

"Bu, saya—"

Brak...

Omongannya terpotong oleh pintu yang menutup. Sanjung menggeram kesal. Bisa-bisanya ada guru semodel Bu Aini di Bayanaka ini, katanya sekolah yang menjunjung tinggi moral. Mana ada!

Langkahnya menghentak kesal. Lalu duduk di kursi panjang depan kelas yang sepertinya memang sengaja disediakan.

Pikirannya berkelana. Menerka-nerka kemana perginya apron kesayangannya itu.

Sanjung mendesah. Dipikirkan berulang kali pun tetap nihil. Ia tak ingat apapun, dan rumah yang berantakan adalah saksi jika apron tersebut tidak ada di rumah. Lalu dimana?

Ting..

Notifikasi ponselnya membuat ia tersentak. Siapa yang mengirimkan pesan jam segini? Disaat KBM berlangsung pula.

Jamet Bayanaka bruh!

Ini nama grup yang dibuat oleh Embun. Aneh memang, padahal mereka bukan jamet. Ketika dulu Sanjung tanya alasannya, katanya biar kece.

Embun Miranti💅🏻
Jung, kenapa telat?

Heh kok main hape?

Bisa-bisanya gadis itu memainkan ponsel di mata pelajaran Bu Aini. Cari mati.

Embun Miranti💅🏻
Bu Aini lagi cek sesuatu di hp. Guru kan digugu dan ditiru, kalo guru main hp murid juga boleh dong?

Hmmm

Terlihat sekali tidak warasnya..

Unconditional TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang