🌼┊6 ̖́-

54 14 35
                                    

Beberapa gadis berkerumun dengan ponsel terangkat. Menyoroti menggunakan kamera yang langsung disiarkan melalui live instagram

"Siapa tim gue angkat tangan!"

Sebagian penghuni mengangkat tangan dengan semangat.

"Yang berani angkat tangan gue blacklist dari daftar traktiran bu Ami!"

Lalu menciut.

"Licik lo, Lix, pake anceman!"

"Dih suka-suka, lah!"

"Kalian pikir Zidan anak pengusaha batu bara ini gak bisa teraktir kalian?! Gue traktir bang Oji seminggu angkat tangan!"

Lalu banyak tangan saling meninggikan acungannya.

Zidan tersenyum meremehkan.

"Heh gak bisa gitu dong!"

"Bisa dong!"

Ribut. Seperti pasar. Ah tidak, ini lebih mirip area tinju ketika kubu kiri dan kanan saling bersorak. Menyemangati jagoan masing-masing yang sedang adu ketangguhan.

Cakra menatap tanpa minat, kedua sahabatnya yang kini saling menatap sengit. Hal sepele, masih tentang bubur diaduk dan tidak tadi pagi. Parahnya kini melibatkan banyak hal. Anak satu kelas!

Apakah mereka gila?!

"Ra,"

Cakra menoleh ke samping, teman satu meja nya.

Cakra hanya mengernyit, bertanya "kenapa?" menggunakan bahasanya.

"Itu temen lo gak mau dipisahin? Nanti pada bonyok." tangannya kembali sibuk mencatat pelajaran. Adrian namanya, masuk kedalam jajaran anak emas jurusan Animasi Multimedia, dalam kata lain pinter banget. Sedikit ansos tapi baik parah kalo sama Cakra.

Cakra yang ditanya menggeleng tak peduli. Biarkan saja. Biarkan dua anak setan didepan sana meributkan hal-hal tidak berfaedah. Cakra lelah menghadapi mereka.

"Cepet suit!"

"Koin aja!"

"Lebih adil voting gak sih?"

Cakra kembali memerhatikan teater dadakan anak kelasnya. Inilah yang membuatnya malas diam di kelas jika bukan waktu KBM. Teman-temannya menjadi aneh dan liar. Apalagi dua sahabatnya, sangat tidak seperti manusia.

"Eh, Marvin!" suara seseorang menggelegar, cukup keras tapi tak cukup menghentikan pertarungan.

Cakra melihat salah satu teman sekelasnya yang baru kembali dari toilet, pandangannya bingung ingin bertanya apa yang terjadi.

Bahunya dengan cepat di tarik oleh teman dekatnya yang diketahui bernama Hendery.

"Cepet dokumentasiin terus kasih ke anak mading!"

"Hah?" Marvin masih memandang bingung.

"Ih, lemot banget. Cepet dokumentasiin ini si Zidan sama Felix! Gila seru banget. Lo tim mana? Bubur diaduk atau engga?"

Marvin hanya mengangguk, tangannya mengangkat kamera lalu membidik beberapa gambar. Tidak peduli dengan keadaan yang sebenarnya, yang penting ia mendapat gambar, seperti itukan?

Beberapa notifikasi temannya yang sedang live instagram didepan sana masuk pada ponselnya. Cakra mengklik asal. Sedikit penasaran dengan tanggapan para penonton.

"Gila yang nonton banyak!" kagum Cakra sesaat.

Adrian tertawa. "Yang nonton nganggur banget."

Cakra mengangguk menyetujui.

Unconditional TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang