18 - You have to pay

4K 410 53
                                    

Kegiatan Yerim harus rela tertunda karena kedatangan temannya sore ini.

"Ayolah, kau harus ikut. Aku tidak mau tahu." Seulgi sudah mencoba membujuk Yerim sejak setengah jam yang lalu untuk ikut acara anak bangtan dan Yerim tetap bersikukuh dengan pilihannya.

"Eonni saja. Aku masih banyak pekerjaan." Seulgi berdecak malas dengan alasan yang diterimanya.

"Sungguh? Memangnya kalau tidak bekerja sehari tokomu akan bangkrut begitu? Yerim, kau ini benar-benar butuh hiburan." Seulgi memijat keningnya seolah-olah pusing melihat Yerim tidak mau menurut padanya.

"Bibi aku boleh membawa Yerim bermain kan? Menginap di rumah temanku, Bi. Di luar kota kami akan bersenang-senang." Ibu Yerim yang baru saja masuk sedang menutup pintu tersenyum mendengar suara Seulgi.

"Bawalah dia. Ibu pusing melihatnya murung di toko setiap hari."

"Kau dengar itu, Yerim-ah? Ibumu saja pusing melihatmu. Jadi sudah dipastikan kau akan ikut. Nanti aku jemput besok ya. Kau persiapkan baju yang akan dibawa mulai dari sekarang." Peringatnya pada Yerim. Seulgi meraih tasnya dan kunci mobil di atas meja.

"Tapi aku..." Tidak mau mendengar bantahan lagi, Seulgi memutuskan untuk pamit dari tempat itu sesegera mungkin.

Yerim memandang kesal pada mobil Seulgi yang baru saja meninggalkan pekarangan tokonya.

Gila saja. Dia harus bertemu dengan Jungkook setelah kejadian baru-baru ini. Tidak!

"Yerim. Tidak ada salahnya ikut dengan temanmu. Memangnya tidak bosan di toko setiap hari?"

Yerim menggeleng. Kalau acaranya Girls time sih Yerim mau-mau saja ikut tapi kan ini acara anak bangtan sudah pasti ada Jungkook disana. Yerim harus bersikap seperti apa nanti saat mereka bertemu.

"Tidak, Bu. Yerim lebih suka disini."

"Sudah kau harus ikut. Nanti ibu bantu kemas barang-barangnya." Sahut ibunya.

Yerim menghentakan kaki kesal. Meniup rambut yang menutupi keningnya sekilas. Bagaimana sekarang? Apa dia harus kabur sebelum besok. Tapi mau kabur kemana memangnya ada yang mau menampungnya.

°
°
°

Untuk urusan mengambil keputusan memang agak susah di kalangan anak bangtan masalahnya mereka akan kukuh dengan pendapat sendiri seperti sekarang ini.

"Wahana saja. Umumnya kan memang begitu kalau liburan." Jimin yang pertama mengusulkan. Semua menatap ke arahnya.

"Apa?" Jimin merasa aneh ditatap seperti itu.

"Kau memang bocah. Mana ada liburan ke tempat seperti itu. Kalau kau bocah umur lima tahun itu wajar tapi aku sebentar lagi akan punya anak. Gila saja. Lebih baik ke tempat sejuk yang pemandangannya indah." Taehyung menentang pendapat Jimin, tentu saja dia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah pun istrinya sedang hamil jadi dia tidak bisa ke tempat seperti itu.

Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau memang kolot. Mau apa di tempat seperti itu? Mau bertapa?" Taehyung melotot mengejar Jimin yang sekarang berlari sambil tertawa melihat Taehyung marah sampai akhirnya bisa ditangkap dan lehernya diapit oleh Taehyung.

"Sudah, sudah hentikan." Namjoon yang selalu menengahi dalam situasi apapun. Hanya sebuah kebiasaan. Jimin dan Taehyung langsung berhenti dari kejar-kejaran mereka. Sudah dibilang memang hanya Namjoon yang bisa melakukan itu.

"Aku setuju dengan Taehyung. Mungkin untuk liburan lebih baik kita ke tempat yang menyegarkan nanti untuk kegiatan bisa kita susun apa saja yang akan kita lakukan disana." Semuanya mengangguk setuju dengan perkataan Namjoon. Tak terkecuali dengan Jungkook yang sedari tadi diam tidak mengeluarkan suara.

POSESIF [Jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang