20 - End

5K 360 32
                                    

Jangan lupa baca note di bawah ya.

“Jangan gugup, tenangkan dirimu.” Seulgi mengusap pundak Yerim yang terlihat gelisah di duduknya.

“Bagaimana bisa aku tidak gugup, ini hari pernikahanku eonni.” Balas Yerim, hanya membela diri kalau dirinya benar-benar gugup sekarang. Dari semalam Yerim banyak berpikir mengapa waktu berlalu secepat ini.

Pikirannya tiba-tiba melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu, dia dan Jungkook sudah menghadapi banyak rintangan sebelum akhirnya sampai di tahap ini.

flashback

Yerim membuka pintu saat mendengar seseorang mengetuknya dengan kasar, “Oppa! Ya ampun kenapa bisa seperti ini.” Yerim menahan bobot badan Jungkook yang terhuyung kala ia membuka pintu, diseret sedikit demi sedikit ke arah kusi toko. Setelah berbaikan Yerim menolak untuk tinggal serumah lagi dengan Jungkook jadi ia tetap tinggal di toko sembari membantu ibunya.

Yerim menatap kesal pada Jungkook yang sekarang tengah tertidur di meja, apa yang membuatnya minum sebanyak ini.

“Oppa.” Yerim menepuk pipi Jungkook pelan berharap agar ia sedikit sadar. Bagaimana pun ini sudah malam dan disini hanya ada satu kamar, memang sih dulu mereka bahkan tidur satu ranjang tapi sekarang jelas Yerim akan menolak.

“Hngg...” Jungkook menepis tangan Yerim di pipinya lalu berdiri secara tiba-tiba dan menatap Yerim dengan pandangan sendu.

“Yerim-ie..” Pipi Yerim ditangkup, “Aku tidak bisa.” Jungkook menggeleng acak. Berdiri pun sempoyongan jadi terpaksa Yerim peluk.

“Tidak bisa apa? Apa maksudmu?” Yerim mencoba bertanya baik-baik. Namanya orang mabuk jadi bicara pun suka melantur. Selanjutnya Jungkook lebih memilih memeluk Yerim, “Aku tidak bisa menikah denganmu.” Isaknya. Yerim bisa merasakan Jungkook sedang menangis di pundaknya, Yerim pikir ini masalah serius jadi dia tidak bisa melanjutkannya sekarang. Lebih baik menyuruh Jungkook istirahat saja dan besok baru minta penjelasan.

“Oppa harus istirahat dulu. Besok kita lanjutkan.” Yerim menuntun Jungkook ke kamarnya. Untuk kali ini saja Yerim akan mengizinkan.

Yerim melepas sepatu, kaos kaki, ikat pinggang dan semua hal yang membuat Jungkook tidak nyaman dalam tidurnya. Lalu membenarkan letak selimut. Dia menyusul setelahnya, untungnya sebelum kedatangan Jungkook dia sudah selesai membersihkan diri jadi sekarang tinggal tidur saja.

Keesokan paginya Yerim tentu bangun lebih dulu untuk menyiapkan sup penghilang mabuk. Tapi pikirannya tak pernah lepas dari pikirannya, setelah siap dia membawa mangkuknya ke kamar, baiklah bagaimana pun Yerim tentu harus menghadapinya.

“Oppa.  Bangun.” Yerim duduk di bibir ranjang dan menepuk pelan pipi Jungkook. Melihat Jungkook mengerjap dan mengangkat sedikit kepalanya lantas Yerim menyerahkan segelas air, mengerti karena pasti kepalanya pengar sekarang.

Jungkook menerima lalu meminumnya dengan segera, otaknya masih mencerna apa yang terjadi sekarang, kenapa ia bisa ada disni. Semangkuk sup sudah berpindah tangan kepadanya jadi mau tak mau dia harus menghabiskannya.

“Oppa..” Yerim berniat memulai percakapan lebih dulu, tak tahan dengan hening yang terjadi sejak tadi. Berdehem pelan guna membasahi tenggorokannya, “Kenapa Oppa tidak bisa menikah denganku?” Pertanyaan itu keluar secara tiba-tiba sontak membuat Jungkook terbatuk saat menyantap sup.

“A-apa maksudmu?” Jungkook balas bertanya, jujur dia masih belum bisa mengingat apa yang terjadi semalam.

“Oppa datang kesini dan tiba-tiba berkata seperti itu, aku yakin pasti sesuatu telah terjdi, katakan saja.” Yerim siap menerima semuanya, meskipun persiapan pernikahan mereka sudah 70% tapi dia tidak akan memaksa seseorang untuk menikah dengannya.

POSESIF [Jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang