4 - Wanna eat you

5.5K 480 128
                                    

"Adik tirimu membuat kekacauan lagi di kantor."


Yerim yang mendengar itu mengalihkan atensi nya pada Jungkook, ingin melihat bagaimana ekspresi pria itu, tapi yang ia dapat malah Jungkook tenang-tenang saja sambil meneruskan sarapannya.

"Baiklah. Aku yang akan mengurusnya, hyung." jawab Jungkook setelah menyelesaikan sarapannya. Yerim heran dengan pemikiran kekasihnya itu. "Jung, aku rasa kau harus bersikap tegas sekarang. Sampai kapan dia akan bertindak seperti itu terus." Yerim hanya kesal karena adik tiri Jungkook itu tidak hanya sekali berbuat seperti itu dan yang lebih parah adalah dia suka dengan kakak tirinya sendiri, Yerim sadar akan hal itu dari saat pertama bertemu.

"Tidak. Dia adikku, memangnya harus tegas seperti apa?" sahut Jungkook, inilah yang Yerim tidak suka, kekasihnya itu seakan menutup mata hanya karena dia adiknya.

"Aku setuju dengan Yerim, Jung. Setidaknya dia harus diberi pengertian, kalau memang tidak bisa lembut, ya dengan cara kasar. Jika dibiarkan aku rasa dia akan semena-mena." tutur pemuda Min di depannya.

Baiklah, mungkin sekarang dia harus mengganti embel-embel musuh pada Min Yoongi menjadi sekutunya, pikir Yerim. Jungkook yang mendengar itu tidak memberikan respon apapun dan berjalan menuju kamarnya, Yerim sempat melirik ke arah Yoongi yang mengedikan bahu lalu menyusul Jungkook.

Yerim menutup pintu, dan menatap pria di depannya. "Jung. Ikut ke kantor boleh? Aku bosan disini." Yerim menunjukan wajah memelasnya pada pria itu dan tersenyum senang kala mendapat anggukan.

Baiklah dia akan memastikan kalau di kantor kekasihnya tidak ada wanita ular itu.

°°°

Sekarang Jungkook mendadak pusing saat melihat penampilan Yerim, gadis itu memakai kemeja ungu muda yang membalut tubuhnya. Dipadukan dengan rok span ungu tua sebatas lutut. Apa dia sengaja?

Jungkook menelan ludah, "Kau tidak bekerja, untuk apa memakai pakaian seperti itu?" Yerim yang mendengar itu cemberut.

Bukan itu yang dia harapkan, harusnya yang keluar dari bibir tipis itu adalah sebuah pujian, malah dapat omelan seperti itu. Padahal dia sudah berusaha tampil seperti ini.

Di sisi lain Jungkook sedari tadi tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Yerim. Pikirannya mulai terbang, bagaimana jika gadis itu di dudukan di atas meja, rok nya ia angkat sebatas pinggul, dan dirinya berada di teng-

"Cepat berangkat, nanti terlambat." Suara Yerim membuyarkan pikirannya, Jungkook menggeleng samar dan menelan ludah kembali. Baiklah dia akan membiarkan pakaian gadis itu untuk kali ini saja.

°°°

Dari dalam mobil, Yerim sudah bisa melihat gedung perusahaan kekasihnya-Jeon Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan periklanan.

Bisa dibilang Jeon Corp. adalah salah satu perusahaan terbesar di Korea, dan pemiliknya pun tentu saja adalah salah satu pengusaha muda yang paling berpengaruh, Jeon Jungkook.
Bahkan wajah pemuda itu sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat karena sering wara-wiri di majalah, televisi, maupun artikel.

Ada kalanya Yerim bangga ketika memikirkan hal itu, tapi tak jarang juga dirinya merasa tidak pantas ketika bersanding. Ya ia rasa itu hal wajar ketika orang biasa seperti dirinya yang hanya anak dari pemilik toko kue bersanding dengan seorang Jeon Jungkook

°°°

Hari ini Jungkook sengaja membatalkan semua kegiatan luar ruangannya dan hanya mengerjakan file-file yang bertumpuk di meja nya, itu semua dilakukan agar dia bisa berduaan dengan Yerim.

Setelah sebelumnya Jungkook mengurus kekacauan yang dibuat adik tirinya-Jeon Wonhee.

Jungkook melirik sebentar ke arah Yerim, "Apa tidak ada kerjaan lain selain menatapku?" Yerim menggeleng.

"Kau seksi sekali saat bekerja." ucapnya gamblang. Sedari tadi dia hanya duduk di sofa, memangku dagu dan memperhatikan gerak gerik Jungkook.

Jungkook menggelengkan kepala mendengar itu. Lantas Jungkook menghampiri Yerim di sofa, duduk disebelahnya, lalu membuka tangan. Yerim yang melihat itu langsung masuk ke pelukan Jungkook.

"Lapar tidak?" tanya Jungkook, dan Yerim mengangguk di pelukannya.

"Tentu saja lapar, aku daritadi disini hanya melihatmu bekerja." adu Yerim, suaranya teredam karena wajahnya ditenggelamkan ke dada Jungkook.

Jungkook mengusap rambutnya pelan, "Ya sudah pesan makanan lewat ponselku." Yerim menjauhkan wajahnya dan menatap pria itu. "Mana?"

"Di saku celana depan."

"Kau menyuruhku mengambilnya?" Jungkook mengangguk dengan semangat. Yerim berdecak pelan tapi tak urung melakukan perintah Jungkook.

"Jangan sampai salah sentuh, baby." ucap Jungkook menggoda dibalas dengan delikan dari sang gadis.

Tapi tiba-tiba terlintas sesuatu di pikiran Yerim, ia tersenyum samar. Tangannya merogoh saku sebelah kanan dan ternyata tidak ada. Dia mengusap-usap paha pria itu dibalik sakunya, tatapan matanya melihat ekspresi Jungkook.

Jungkook menatap Yerim sebentar, lalu mendongakan kepala sembari menutup mata, "Y-yer kau harus tanggung jawab kalau dia bangun, mengerti?" ucap Jungkook memperingati.

Yerim tertawa pelan dan mengakhiri aksinya, repot juga nanti kalau harys mengurus pria itu dulu.

Tangannya mengambil ponsel di saku sebelah kiri, "Baiklah. Aku mengerti, mau makan apa?"

"Ingin memakanmu saja." Yerim mencubit pelan perut Jungkook.

"Aku serius, Jung. Mau makan apa?"

"Aku juga serius ingin memakanmu, disini, di sofa." Jungkook berbicara sensual di telinga Yerim.

Yerim menutup wajahnya yang memerah, malu. Jungkook yang melihat itu terkekeh, tangannya menarik Yerim lagi agar bersandar ke sofa lalu wajahnya ia tenggelamkan ke leher gadis itu, menghirup aroma nya dalam.

"Pesan saja semaumu, aku pasti memakannya." setelah mendengar itu Yerim memilih pesanannya. Kalau sudah urusan makanan, Yerim akan sangat serius, karena memang dia suka sekali. Meskipun agak risih karena Jungkook sesekali menggigit kecil lehernya, tapi ia biarkan saja karena terlanjur lapar.

Setelah selesai memesan, keduanya menunggu pesanan mereka datang dengan Jungkook yang masih menenggelamkan wajahnya di leher Yerim, dan gadis itu mengusap pelan rambut Jungkook.

Tiba-tiba pintu terbuka kasar, Jungkook sontak menjauhkan wajahnya dan Yerim melepas pelukannya.

°°°

Haloo aku update nepatin janji hehe

Aku harap kalian suka ceritanya :)

Aku minta hati ungunya disini boleh?

Terima kasih ❤

POSESIF [Jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang