Jungkook hanya memandangi bagaimana adiknya makan dengan lahap. Dia sama sekali belum menyentuh makanannya sedari tadi.
Meskipun tidak bisa dipungkiri mereka hanya saudara tiri, tapi Jungkook menyayangi Wonhee layaknya adik kandung sendiri. Entahlah, dia hanya merasa jika mereka berdua bernasib sama.
Yaitu korban dari masalah orang tua.
Jungkook masih mengingat dengan jelas bagaimana pertama kali melihat Wonhee kecil yang begitu rapuh, hanya dengan melihatnya pun dia bisa merasakan rasa sakit itu. Karena itu sedari kecil Jungkook menyayanginya dan selalu berada di samping adiknya, dia tidak mau Wonhee merasa kesepian seperti dirinya.
"Oppa tidak makan?" Suara itu berhasil membuyarkan lamunannya. Jungkook menatap gadis di depannya, menggeleng pelan.
"Tidak. Melihatmu makan sudah membuatku kenyang."
"Ck, apa itu klise sekali." ejeknya. Wonhee melanjutkan makannya, tidak masalah Jungkook makan atau tidak, yang penting dia berdua disini bersama kakak tampannya itu dan tidak ada Yerim si pengganggu. Mengingat itu Wonhee menyunggingkan senyumnya diam-diam.
Jungkook dan Wonhee keluar saat jam menunjukan pukul sembilan. Pria itu melihat ponselnya yang mati karena kehabisan daya. Ia merutuki diri sendiri karena tidak sempat men-charger ponselnya sebelum pergi.
Selesai mengantarkan adiknya, akhirnya Jungkook bisa pulang dan tidur dengan nyaman dalam pelukan Yerim. Hatinya menghangat hanya dengan membayangkannya saja, bibirnya tersenyum kecil.
Jungkook membuka pintu apartemen. Namun tidak seperti yang dibayangkan, ruangan gelap adalah hal pertama yang Jungkook lihat, tangannya menekan saklar untuk menghidupkan pencahayaan.
"Yerim?"
Hening. Tidak ada sahutan.
Kaki jenjangnya menuju kamar, "Sayang? Jangan bercanda."
Sial.
Jungkook bergegas turun menuju mobilnya, hanya ada satu tempat di pikirannya saat ini.
Mobil mewahnya meninggalkan apartemen, Jungkook berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata. Untung saja malam ini jalanan agak sepi. Kalau tidak, sudah pasti beribu umpatan sudah diterima pria itu.
Akhirnya Jungkook sampai hanya dalam waktu sepuluh menit berkat aksi ugal-ugalannya itu.
Terdengar bunyi lonceng saat Jungkook membuka pintu.
"Bu, Yerim ada disini?"
Wanita yang dipanggil 'Bu' itu menoleh, kaget dengan kehadiran pria tampan di depannya. "Ada. Dia sedang membantu ibu membereskan toko." Jungkook menghela nafas lega setelah mendengar itu. Tak lupa ia memberikan kecupan di pipi wanita paruh baya yang sudah ia anggap ibunya itu.
"Hey, Jeon. Kenapa kau terlihat panik?"
"Tidak bu. Hanya rindu dengan Yerim saja."
"Ck, dasar anak muda, tapi tadi Yerim bilang akan menginap di rumah. Apa ibu salah dengar ya." Wanita itu heran dengan kehadiran Jungkook ketika sebelumnya mendengar Yerim akan pulang ke rumah dan tidur disana.
"Ibu mungkin salah dengar. Boleh aku menemuinya?"
"Tentu saja."
Tak sadar Jungkook mengeraskan rahangnya saat mendengar Yerim akan menginap. Tidak. Dia benci membayangkan dirinya harus tidur sendiri, biar saja dikatakan egois. Tapi Kim Yerim adalah miliknya dan harus selalu dalam dekapannya.
Jungkook bisa melihat punggung gadisnya yang sedang membersihkan dapur dengan telaten. Setelan kantornya sudah diganti dengan baju santai, tapi tetap saja seksi jika Yerim yang memakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF [Jungri]
FanfikceKim Yerim adalah miliknya, selamanya seperti itu. Kim Yerim milik Jeon Jungkook. Start : 6 Desember 2020 End : 19 Maret 2021