19 - Yes

4K 401 34
                                    

Jungkook dibawa secara paksa untuk berbicara secara empat mata oleh Taehyung. Tempat pilihannya yaitu di taman dekat kamarnya dan Irene, agar mudah saat tiba-tiba Irene minta sesuatu karena ini sudah hampir tengah malam.

"Jelaskan."

Jungkook bingung apa maksud perkataan Taehyung di sampingnya. Bagian mana yang harus ia jelaskan.

"Apa maksudmu hyung?"

"Kau masih berani mendekati Yerim setelah menyakitinya dulu?" Terselip sedikit kemarahan dalam nada suaranya meskipun sikapnya sangat tenang sekarang.

"Tapi kejadian itu sudah berlalu. Apa aku salah kalau memperjuangkannya kembali?" Sekarang Jungkook sendiri sudah tahu kemana arah pembicaraan ini berlanjut.

"Kau tahu dimana letak kesalahanmu?"

"Dulu aku tak sengaja mengusirnya. Tapi hyung waktu itu aku sedang emosi jadi tidak bisa berpikir jernih."

"Itu saja?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya.

Jungkook memiringkan kepala sekilas, mencoba berpikir ulang apa lagi kesalahan yang ia buat. Dia hanya ragu menjawab karena tatapan Taehyung seperti salah menjawab sedikit saja kepalanya bisa berujung dipatahkan. Jadi Jungkook mencoba mengingat kesalahan apa lagi yang ia perbuat.

"Aku rasa hanya itu." Finalnya tanpa menatap Taehyung.

"Sialan. Kau masih belum sadar adikmu menyukaimu?"

Taehyung bingung terbuat dari apa hati yang dimiliki Jungkook ini kenapa bisa tingkat kepekaannya minim sekali. Orang-orang di sekitarnya saja tahu dengan sekilas kalau Wonhee menyukainya.

"Tidak. Tidak mungkin."

Bebal.
Keras kepala.
Tidak peka.

Taehyung mengusap wajah kasar berapa kali lagi dia harus memberitahunya. Mengatur napasnya sebentar untuk menetralkan emosi, dia harus menyadarkan Jungkook terlebih dahulu sebelum memberinya pelajaran.

"Dia yang merusak hubungan kalian. Yerim berusaha keras sabar menghadapimu tapi dia yang di sia-siakan. Aku tidak jarang mendengar dia bercerita kalau kau lebih memilih Wonhee daripada dia. Bahkan saat hari ulang tahunmu, Yerim menyiapkan semuanya sampai menunggu kepulanganmu selama berjam-jam. Tapi apa? Kau tidak menghargainya dan lebih memilih menemani Wonhee."

Jungkook menggeleng.

"Kau masih tidak percaya?"

"Tapi dia adikku hyung. Aku menyayanginya hanya sebatas kakak pada adiknya." Teriak Jungkook membela diri.

"Tapi dia tidak!." Taehyung balas berteriak. Kerah Jungkook sudah ditarik kasar, kemudian dilepaskan kembali dengan sama kasarnya.

"Kau harus membuka mata. Kau memberinya kenyamanan sampai dia salah mengartikan semua kasih sayang yang kau berikan."

Jungkook berusaha menutup telinga untuk tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Jungkook luruh di lantai bertopang pada kedua lututnya masih berpikir ulang tentang kebenaran yang susah dia terima.

Taehyung memasukan kedua tangannya pada saku celana entah karena udara yang semakin dingin atau untuk menahan diri agar pukulan tangannya tidak melayang.

"Yerim sudah berkorban terlalu banyak jadi aku tidak rela melihatnya terus seperti sekarang. Dia hidup dengan masalah yang belum terselesaikan sepenuhnya." Taehyung merogoh sakunya mengeluarkan sebuah buku lantas melemparnya ke dada Jungkook.

"Aku harap kau bisa membacanya baik-baik. Ibu mu sudah berbaik hati membongkar kebusukan anaknya sendiri."

Kemudian dia berlalu meninggalkan Jungkook sendiri.

POSESIF [Jungri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang