Alna mengayunkan kaki jenjangnya untuk menghampiri Arsen yang saat ini tengah berdiri berjarak dua meter di depannya. Saat berada di jarak satu meter dia menghentikan langkahnya. Dia menatap sebal kearah Rafis dan juga Gilang yang kini sedang menghadang jalannya. "Minggir!" Alna berseru dengan sedikit meninggikan suaranya. Nafasnya memburu tentu saja.
Sementara Rafis? Dia menolehkan wajahnya ke arah Gilang yang kini berada di sampingnya. "Kita disuruh minggir, bro!" Rafis berkata mengejek seraya terkekeh geli.
Gilang tidak berniat menyahut. Namun dia sempat mendengus kesal. Bagaimana tidak? Tentu saja keduanya tidak akan membiarkan cewek murahan yang berada didepannya itu mendekat pada bos mereka. Siapa lagi kalau bukan Arsen? Tangan ketiga cowok tampan itu sekarang tidak kosong. Melainkan masing-masing membawa botol minuman yang berisi jus yang tentunya berbeda.
Pertama, Arsen sekarang sedang botol yang berisi jus alpukat.
Kedua, Rafis sekarang sedang membawa botol yang berisi jus strawberry.
Dan yang ketiga, Gilang sekarang sudah membawa botol yang berisi jus buah naga.
"Yahh... Sayang sekali alat make up lo udah hancur berantakan seperti itu," Rafis berujar pelan seraya memandang iba alat make up milik Alna yang tentunya sudah tidak bisa dipakai lagi. Detik berikutnya dia kembali tertawa.
Alna diam mematung ditempatnya. Dia semakin yakin bahwa dugaannya tadi sangatlah benar. "Jadi lo yang hancurin make up gue?" Alna bertanya berapi-api. Alisnya sekarang sudah menyatu sedemikian rupa.
"Kalau iya, emang kenapa, huh?" Arsen yang sedari tadi diam pun kini langsung membuka suaranya. Dia melangkahkan kakinya lebar. Berdiri hingga berada disamping kedua sahabatnya yang kini sudah berada disamping kanan dan kirinya.
Kontan Alna langsung memandang wajah rupawan milik Arsen lagi. Pandangannya sekarang sudah berubah menjadi sendu. Ingat! Dia terlalu lemah jika harus berhadapan dengan pujaan hatinya yang selama ini dia idam-idamkan untuk menjadi pacarnya. Dan tentunya sangatlah sulit bagi Alna untuk melupakan cintanya yang tak terbalaskan. Sungguh, sakit sekali rasanya.
"Kamu nggak mungkin melakukan semua ini kan, Honey?" Alna bertanya lirih pada Arsen seraya memasang puppy eyes-nya.
Arsen berdecak kesal saat mendengar Rafis yang saat ini menertawainya karena panggilan yang terdengar sangat jelek di kupingnya yang baru saja dilontarkan oleh Alna. Arsen menatap tajam ke arah Rafis. Rafis yang menyadari hal tersebut pun langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi yang sekarang sudah berbentuk peace seraya menyengir kuda.
"Nggak usah panggil gue dengan sebutan itu, gue nggak suka!" Arsen menyahut dengan bentakan yang tentunya bisa membuat Alna bergidik karena takut.
"Sori, tapi kenapa kamu menghancurkan semua alat make up milikku, huh?" Alna mengayunkan kembali kakinya, berniat untuk memeluk Arsen. Namun tentunya Rafis dan Gilang tak akan membiarkan hal tersebut terjadi pun langsung maju selangkah untuk kembali menghadang Alna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arsen (END)
Romance(CERITA SUDAH TAMAT, BURUAN BACA SEBELUM DI HAPUS!) o0o Saat masih sekolah dasar Arsen selalu mem-bully Aileen. Bukan tanpa sebab, Arsen selalu mem-bully Aileen karena dia tidak mau jika suatu saat Aileen aka...