•6•

2.6K 150 2
                                    

Sementara Aileen? dari tadi dia bersembunyi dibalik pintu utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Aileen? dari tadi dia bersembunyi dibalik pintu utama. Senyumnya tidak pudar sama sekali dan benar dugaannya tadi, maminya akan langsung menyukai Aldo, bukan? Saat melihat maminya dan Aldo mau masuk kedalam rumah buru-buru Aileen keluar dari persembunyiannya. Dia mengekori maminya dan Aldo dari belakang.

Terlihat jelas mimik muka Aileen sekarang berubah menjadi sedih, tetapi senyum manisnya tidak pudar sama sekali. Aileen mendongakkan kepalanya—memandang langit-langit atap yang berwarna putih dengan raut wajah kecewa. "Seandainya Aileen punya abang, pasti hidup Aileen akan jauh menyenangkan, dan pasti setiap hari Aileen akan di jagain oleh abang."

Aldo menelan ludahnya dengan kasar saat melihat banyak makanan tersaji diatas meja. Ada ayam goreng McD, samyang, mie ayam, bakso dan terakhir ada miso. Sungguh Aldo benar-benar tidak pernah membayangkan dirinya sendiri akan berteman dengan orang kaya seperti Aileen, terlebih lagi dia juga di ajak makan bersama. Jarang-jarang dia makan enak, terlebih lagi orang tuanya tidak mampu membelikan makanan enak setiap hari. Jujur saja, dia akan makan enak hanya satu bulan sekali.

Mami Aileen memutar garpunya diatas samyang miliknya, supaya samyang itu bisa menggumpal di garpu yang sedang dia pegang. Mami Aileen memandang wajah tampan milik Aldo yang tengah menatap makanan di atas meja. Sudah terlihat bahwa Aldo sudah menginginkannya sejak tadi—tetapi sayang, dia masih belum berani mengambil makanan itu.

"Kalau kamu mau ambil aja ya nak... kamu nggak perlu sungkan-sungkan seperti itu sama Tante dan Aileen," pinta mami Aileen yang sedetik kemudian dianggukki setuju oleh anak perempuan kesayangannya.

"Iya kak! Ayo makan aja kak, jangan malu-malu kucing kayak gitu," timpal Aileen dengan semangat, lalu dia menggigit paha ayam goreng McD itu seraya memejamkan matanya—menikmati makanan enaknya.

Aldo tersenyum tipis, dia berdehem pelan sebelum mulai berkata. "Iya tante, Aileen," sahutnya dengan pelan. Berikutnya dia mulai mengambil makanan yang sedari tadi mencuri perhatiannya yaitu miso—miso itu sendiri adalah singkatan dari mie ayam dan bakso. Miso sangat digemari oleh masyarakat desa maupun kota. Karena selain bisa menikmati mie ayam, orang yang memakannya juga bisa merasakan betapa nikmatnya satu bakso yang berukuran besar.

Aldo menusuk bakso besar itu dengan garpu lalu memotongnya menggunakan sendok. Dia benar-benar sangat menikmati hidangan yang tersaji didalam rumah ini. Aldo mulai memasukan potongan bakso itu kedalam mulutnya. Mengunyah dan menikmati rasanya yang benar-benar sangat lezat! Aldo bahkan tak bisa berkata-kata lagi. Meja makan sontak kembali hening. Tidak ada orang yang berbicara di meja makan, hanya terdengar suara dentingan dari sendok-garpu beradu dengan piring-mangkuk.

Setelah menu yang berada di piring Aileen sudah habis—dia langsung beranjak dari duduknya dan berpamitan untuk pergi menuju kamarnya. Tadi sebelum Aileen benar-benar pergi dia bilang kepada Aldo untuk tetap menunggunya disini dan Aldo pun mengangguk tanda dia setuju dam tidak terlihat keberatan sama sekali. Aldo sekarang berada di ruang tamu bersama mami Aileen—mereka sedang asyik mengobrol.

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang