•12•

2.1K 122 36
                                    

"Meow,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Meow,"

Suara dari kucing anggora itu berhasil membuyarkan lamunan Aileen. Cowok bertubuh jangkung itu berjalan mendekat kearah Aileen. Rambutnya acak-acakan, seolah dia baru saja bangun tidur, poninya menutupi dahinya, sangat terlihat kontras jika di bandingkan dengan kulitnya yang seputih susu itu. Aileen berdiri serta mengulurkan kedua telapak tangannya di depan cowok yang kini sudah berada di depannya, mungkin hanya satu meter saja.

"Stop!" Aileen berseru dengan meninggikan suaranya.

Cowok itu menurut, dia berhenti berjalan. Kini dia menatap Aileen dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Tiba-tiba dia menarik salah satu sudut bibirnya keatas. Cowok itu tidak menyangka bahwa CUTTIBE-nya sekarang sudah besar. Aileen banyak berubah, dari rambutnya yang selalu di kepang dua sekarang dipotong pendek sebahu. Sekarang Aileen sedang mengenakan tanktop berwarna putih super ketat serta celana pendek. Jelas saat mengenakan itu, tubuhnya menjadi terekspos dengan jelas. Namun sayang, Aileen belum menyadari hal itu.

"Cewek rata lo kenapa, huh?" Arsen tertawa renyah. Dia tadi berbohong, jelas-jelas punya Aileen tidak rata. Arsen sangat takjub saat melihat tubuh Aileen yang sekarang lebih mirip gitar spanyol, namun Arsen terlalu enggan mengakui hal itu di depan Aileen.

"Brengsek lo!" Aileen mengumpat dengan kesal. Kini Aileen sudah sadar bahwa pakaiannya yang dia kenakan saat ini sangat tidak pantas di lihat oleh cowok. Apa lagi cowok yang berada di depannya itu. Ingat! Dia tidak kenal sama sekali sama cowok itu. Aileen menarik selimut tebalnya yang jatuh di lantai untuk menutupi tubuhnya.

Alis tebal Arsen menyatu. Saat mendengar Aileen mengumpat. "Hmm... sekarang udah berani bicara kasar ya?" Arsen bertanya seraya terkekeh geli. Dia membungkuk untuk meraih kucing anggora miliknya yang kembali mengeong dan membawanya kedalam pelukannya.

Aileen menggertakkan giginya dengan kesal. Aileen harus sedikit berjinjit dan mendongakkan kepalanya untuk memandang wajahnya, karena tinggi tubuh Aileen hanya sampai pada bahu Arsen saja. "Lo siapa? Ingat, gue kenal lo sama sekali."

Mimik muka Arsen terlihat sedih. Ingat! Dia hanya pura-pura sedih saja. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa cewek yang dulu sering dia bully sekarang tidak mengenalinya sama sekali. "Oh ya? Sayang sekali kalau lo nggak ingat gue,"

Aileen mendongak menatap wajah Arsen. Mata cowok itu terlihat tajam setajam elang, sama persis dengan milik Arsen. Aileen menggeleng pelan. Tidak mungkin Arsen kembali, mengingat bahwa sekarang dia sudah kelas dua SMA. Sial! Arsen tidak seharusnya menghantui pikiran Aileen setiap hari.

"CUTTIBE kenapa lo diam aja, huh?" Arsen bertanya seraya menaikan sebelah alisnya. Tiba-tiba seringai muncul di wajah tampannya.

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang