Setelah selesai makan malam Aileen langsung kembali ke kamarnya. Dia segera membaringkan tubuhnya diatas kasur queensize-nya. Meraih selimut tebal berwarna merah muda lalu menariknya keatas hingga sampai dada. Setelah itu dia memejamkan matanya berharap agar dia terlelelap dengan cepat. Berulang kali Aileen mencoba untuk memejamkan matanya, tetapi hasilnya sia-sia. Dia belum mengantuk dan belum bisa tidur sama sekali.
Aileen mengguling-gulingkan tubuh mungilnya kesana-kemari. Mulutnya terlihat bergumam tanpa suara. Lagi-lagi Aileen menghela napasnya panjang. Aileen tiba-tiba ingin melakukan rutinitas yang setiap malam kerap dia lakukan. Aileen tersenyum tipis. "Kenapa aku nggak bisa tidur lebih awal, huh?"
Aileen menepuk dahinya pelan. "Oh, iya! Aileen hampir lupa... sebelum Aileen tidur pasti akan menulis sesuatu didalam diary milik Aileen dulu, bukan?"
Dia menyibakkan selimut, beringsut dari duduknya sebelum akhirnya Aileen memutuskan untuk berjalan menuju rak buku lalu ia meraih buku diarynya yang berwarna merah muda serta bolpoin berwarna hitam pekat. Tidak lama kemudian dia pun langsung pergi keluar kamar untuk menuju balkon.
Aileen paling suka jika malam sudah tiba. Dia menyukai langit malam yang gelap, bintang-bintang yang terlihat indah tetapi berukuran kecil yang bertebaran dilangit, serta bulan bercahaya yang selalu ada disetiap malam hari. Ketiganya itu menurutnya saling melengkapi satu sama lain. Terkadang Aileen ingin sekali menjadi bulan yang selalu di kelilingi temannya yaitu bintang-bintang.
Aileen duduk diatas sofa empuk berwarna merah muda gelap yang letaknya berada di ujung kanan balkon. Aileen sangat menyukai apapun itu yang berwarna merah muda. Jadi tidak usah heran jika barang atau sesuatu milik Aileen semua berwarna merah muda. Sunyi dan sepi itulah yang bisa menggambarkan malam saat ini. Hanya terdengar suara beberapa jenis binatang kecil saja.
Perlahan jari-jarinya mulai bergerak untuk membuka kunci dan melepaskan gembok di buku diary merah mudanya itu.
Perlahan tapi pasti, dia mulai membukanya. Bagi Aileen buku diary itu menurutnya sangat berharga. Dia sudah menganggap buku diary itu sebagai satu-satunya teman yang dia punya setelah Brown-nya dan Aldo yang tadi dia temui. Tiba-tiba Aileen ingin menulis sesuatu, jari-jarinya bergerak menulis dengan lihai.Tanpa Aileen sadari di ujung sana juga ada anak laki-laki yang sedang berdiri dibalkon, pandangan matanya tidak lepas dari tubuh mungil Aileen yang sedang duduk itu. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak laki-laki langsung menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk lengkungan yang terlihat seperti bulan sabit, manis sungguh sangat manis.
______________________________________
9 Januari 2014Hari ini adalah hari Aileen yang paling menyenangkan dari hari sebelum-sebelumnya. Dimana Aileen tadi bisa bermain dengan seorang yang bisa disebut 'Teman'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arsen (END)
Romance(CERITA SUDAH TAMAT, BURUAN BACA SEBELUM DI HAPUS!) o0o Saat masih sekolah dasar Arsen selalu mem-bully Aileen. Bukan tanpa sebab, Arsen selalu mem-bully Aileen karena dia tidak mau jika suatu saat Aileen aka...