•40•

791 43 2
                                    

Lain dengan Aldo yang kini baru saja sampai di depan gerbang sekolah Aileen beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lain dengan Aldo yang kini baru saja sampai di depan gerbang sekolah Aileen beberapa menit yang lalu. Detik berikutnya, dia menyipitkan matanya kearah kaca mobil sebelum akhirnya menurunkan kaca mobilnya ketika melihat sosok cewek yang pernah dia temui sebelumnya, entah di mana—sepertinya dia lupa. Dengan refleks Aldo memanggilnya.

"Woi!" Aldo berseru membuat gadis yang merasa dirinya dipanggil menghentikan langkahnya, lalu secara otomatis dia melihat ke arah sumber suara.

Aldo menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat gadis yang baru saja dia panggil itu berjalan mendekat kearahnya. Bagaimana tidak menggeleng coba? Cewek itu sudah basah kuyup dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya—terlebih saat ini dia tengah mengenakan seragam osis. Di mana baju seragamnya yang berwarna putih yang terbilang tipis tersebut, tentu sudah menjiplak tubuhnya dan lebih parahnya lagi adalah dalaman bajunya kelihatan—nampaknya gadis tersebut tidak menyadarinya.

Oke, sekarang Aldo sudah teringat waktu bertemu dengan cewek gila itu. Sepercik memori ketika dia menolong cewek itu tiba-tiba terputar begitu saja. Dia tidak menyangka jika akan bertemu lagi dengan cewek yang menurutnya cewek gila. Sesaat dia menurunkan pandangannya melihat name tag. Namanya Alna. Nama yang cantik, seperti orangnya. Batinnya.

"Lo manggil gue?" Alna bertanya dengan kesal, detik berikutnya dia ternganga ketika sudah menyadari bahwa cowok yang memanggilnya barusan adalah cowok yang menyelamatkannya ketika ingin bunuh diri beberapa bulan yang lalu.

"Udah dua kali gue ngelihat lo... waktu lo ingin bunuh diri dan sekarang ngelihat lo lagi basah-bahasan gini, pasti lo mau mati lagi?" Aldo bertanya dengan sekenanya sebelum melepaskan jas yang tengah dipakainya. Setelahnya dia membuka pintu mobil untuk turun. Tanpa persetujuan Alna, Aldo terlebih dahulu menyampirkan jas miliknya untuk menutupi tubuh bagian atas Alna yang terekspos—hal tersebut tentu berhasil menutupi baju seragam Alna yang tipis dan transparan. Untung saja, Aldo masih waras, jika tidak maka sudah bisa dipastikan jika Alna akan rusak olehnya.

"Lo apaan sih! Gue nggak lagi bunuh diri lagi," Alna menyela berapi-api, tentu saja dia tak terima, namun soal jas dia tidak mempersalahkan hal tersebut, lagi pula dia juga tengah kedinginan.

"Terus lo ngapain hujan-hujanan kayak orang gila gini?" Aldo bertanya mengintimidasi, namun tidak berniat mengalihkan pandangannya dari wajah cantik milik Alna yang masih saja tertetesan oleh air hujan yang masih belum mereda—bibirnya juga sudah pucat. Kini Aldo pun juga ikut basah karena dengan beraninya dia keluar dari mobil, tetapi dia tidak peduli dengan kondisinya yang sudah basah.

"Gue nggak ada pilihan lain selain hujan-hujanan, puas lo?" Alna mengalihkan pandangannya, dia tidak mau melihat cowok berwajah tampan yang berada tepat di depannya.

Dia Arsen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang