SEMUA RASA AKAN DILUAPKAN DI CERITA INI.
Disini akan menceritakan kehidupan seputar anak-anak Blackfire setelah menikah. Ditambah dengan hadirnya buah hati mereka yang sangat lucu dan menggemaskan.
Penasaran tidak, sama drama rumah tangga mereka?
L...
Jangan lupa vote, comment and share ya ke temen2 kalian. Luvv
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
A few months later....
Bocah kecil yang suka mengakui dirinya sebagai pagel itu terlihat paling bersemangat untuk menunggu kepulangan ayah dan bundanya. Ia sekarang telah tiba di bandara, ditemani dengan Adrian, om kesayangan. Sejujurnya Adrian juga sudah tak sabar menunggu kepulangan adeknya. Pasti tuh anak perutnya udah membuncit. Jiwa ingin meledek pun semakin menggebu-gebu. Apalagi mengingat adeknya yang mudah baperan. Haha canda baper
"BUNAAAAAAAA." Seru Alea berlari menghampiri ibundanya yang udah datang.
Adrian yang semula berkutat dengan ponselnya sontak mendongak. Subhanallah! Dia terfokus pada seorang wanita yang berdiri di samping Tania. Apa ini yang dinamakan jodoh? Ebusyet cantik banget!
"Ian lo ntar anterin Vanya pulang ya," Ujar Defian
"Eh nggak usah Def, biar gue pesen taksi aja." Sahut Vanya tak enak hati
"Tante cantik, udah gapapa. Nanti tante bial diantelin pulang sama om Ian aja." Celetuk Alea yang sudah berada di gendongan ayahnya.
"Alee sayang makin gede ya sekarang," Ucap Vanya mencubit gemas pipi Alea
"Hihihi iya dong, Ale nambah cantik juga kan tante."
"Waaah ya jelas dong, cantik banget gaada yang bisa nandingin kecantikan Ale." Sahut Vanya
"Kita duluan ya kak. Bang Ian jangan lupa anterin kak Vanya loh."
Adrian menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil berujar. "Iya dek, bawel lo ah!"
Sekarang tinggal mereka berdua yang masih di bandara. Entah kenapa jantung Adrian dengan lancang berdetak tak karuan. Bisa gila dia lama-lama kalo harus berdekatan seperti ini sama Vanya.
"Hei mau pulang kapan?" Tanya Vanya menyadarkan Adrian
"Ah eh iya. Pulang sekarang?" Sahut Adrian gugup. Dasar Ian malu-maluin kaum adam ajee.
"Makan dulu yuk, laper nih." Ajak Vanya
Adrian mengangguk cepat. Kesempatan yang bagus tuh jangan disia-siain, gabaik ntar buat masa depan haha. Mereka langsung melanjutkan perjalanan untuk mencari restaurant terdekat. Tak lama kemudian Adrian telah menemukan tempat makan yang paling pas untuk dipake ehem!
