Pt.02

16.5K 206 2
                                    

500 kata. Yeah otak w mampunya dikit².

Blm direvisi. Kalo ada typo tandai ya.

________________

Belva membenahi pakaiannya yg berantakan. Ben lelaki yg tadi mencumbunya mengumpat-umpat pelan seseorang yg mengganggu kegiatan mereka.

Belva masih tak menyangka lelaki yg tidak dikenalnya itu begitu polos. Atau mungkin hanya pura-pura polos? Masa bodohlah. Belva harus mendapatkan lelaki tadi. Dia sangat tampan. Bahkan bagian bawah Belva sudah basah membayangkan yg 'iya-iya' dengan lelaki tadi.

"Gue duluan." pamit Belva pada Ben. Lalu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari mulut Ben. Sekarang yg terpenting adalah mencari informasi tentang lelaki polos di perpusatakaan tadi.

_______

Kantin.

"An, gue mau tanya sesuatu." ucap Belva kepada sahabat baiknya. Anela. Gadi berambut pendek sebahu itu mengalikan pandangannya dari semangkuk mie ayam dihadapannya kepada Belva.

"Ya tanya aja." jawabnya. Kemudian kembali fokus dengan mangkuk didepannya.

"Lo tau ngga cowok cupu dikampus kita? Yg sukanya nongkrong di perpus."

"Siapa? Mangsa baru lo? Ngga biasanya. Masa nongkrong di perpus. Euh." Anela balik bertanya.

Belva gelagapan. "Bukan. Gue cuman tanya. Lo tau ngga siapa namanya?"

"Nggatau lah. Gue aja hampir ngga pernah ke perpus. Siapa sih? Orangnya ada disini ngga?"

Belva mengedarkan pandangannya keseluruh kantin. Dan matanya terpaku dikursi pojok paling ujung. Gotcha! Itu dia lelaki tadi.

"Itu tuh yg pakai kemeja putih terus pake kacamata. Yg rambutnya ada poni depan ituu." heboh Belva menunjuk-nunjuk.

Anela mengernyit memusatkan pandangannya kearah yg ditunjuk Belva. Seketika dia membulatkan matanya.

"Lo nggatau siapa Zelno?"

"Engga. Emangnya kenapa?"

"Dia itu anak jurusan IT. Cupu banget dia. Mana orangnya kalo jalan selalu nundukkin kepala." Anela menjelaskan.

"Terus terus?"

"Ya gitu. Kenapa sih lo? Ngga biasanya gini. Kalo sreg juga biasanya langsung tancep gas. Tapi, diakan bukan tipe lo." curiga Anela, "Tapi, dia ganteng sih. Tubuhnya aja tinggi tegap banget gila. Itu tuh bibirnya kissable banget."

"Tapi sayang. Dia anak baik-baik dan polos. Saking polosnya dia ngga tau istilah-istilah tabu." Sambung Anela.

Belva melongo mendengar penjelasan Anela.

"Jadi. Nama dia Zelno?" angguk Belva pelan.

"Dia beneran polos?" tanya Belva lagi yg dijawab anggukan kuat oleh Anela.

"Gue ajak having sex, kira-kira mau ngga ya." gumam Belva namun cukup terdengar ditelinga Anela.

"Gila lo! Dia itu masih polos. Lo tanya arti having sex pun gue yakin dia ngga paham." Anela menghela napas, "Lo cari mangsa lain aja napa?"

Belva mengerucutkan bibir merahnya. "Tapi gue maunya dia. Gimana dong?"

"Serah lo aja deh. Ntar kalo berhasil traktir gue ya. Tapi sembilan puluh persen gue yakin lo ngga akan bisa. Karena yg gue denger, si Zelno bakalan nangis ketakutan kalo dideketin cewek agresif." Anela memberikan semangat.

Dan Belva bertekat akan mendapatkan Zelno apapun rintangannya. Karena entahlah, ketika ia menatap Elno jantungnya serasa berdetak lebih kencang. Sepertinya ia perlu kedokter jantung nanti setelah pulang dari kuliah.

__________

20 feb 2021

Play & Good Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang