Pt.09

5.7K 147 5
                                    

Zelno memasuki unit apartemennya. Hanya sebuah apartemen studio, bukan unit mewah seperti milik Belva.

Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dengan ukuran single size. Matanya menerawang ke langit-langit. Kejadian demi kejadian membuatnya merasakan sebuah rasa yg baru.

Dari memergoki Belva dengan lelaki diperpustakaan, ciuman bibir, dan menjadi milik Belva.

Dan entah apa yg terjadi, setiap bertemu Belva dan saat memikirkannya, jantungnya berdebar sangat keras. Perasaan gugup, dan senang seakan membuncah. Seperti saat ini, pipinya pun mulai memerah.

Ia membalikkan tubuhnya hingga tengkurap lalu menenggelamkan kepalanya dibantal. Ia merasa malu.

Tring... Tring...

Handphone-nya berbunyi nyaring, membuat Zelno segera mengubah posisinya menjadi duduk. Mengambil ponselnya lalu menekan tombol berwarna hijau yg terdapat dilayar.

"Minggu ini, kamu pulang. Tidak ada bantahan! Atau kamu akan merasakan akibatnya!"

"Huft—Iya Mi." lalu sambungan terputus.

Menghembuskan napas lalu merebahkan diri lagi. Memikirkan cara agar minggu ini dirinya tidak pulang kerumah untuk kesekian kalinya. Tapi, bagaimana?

_______

Tak berbeda dari keadaan Zelno. Kini Belva pun tengah berbaring diatas kasur kingsize nya. Memandangi layar ponselnya yg menampilkan foto dirinya bersama Zelno.

Bibirnya tersenyum mengingat bagaimana ia memaksa cowok polos itu berpose mencium pipinya.

Flasback on.

Setelah kekenyangan karena memakan berbagai hidangan. Mereka berdua menyenderkan tubuh disenderan kursi restoran.

Memang bukan restoran mewah. Tapi suasananya nyaman karena gaya klasik khas eropa sangat terasa, apalagi hidangan menu disini sungguh patut diacungi jempol karena membuat lidah dan mulut enggan berhenti sebelum kenyang.

Belva mendekatkan kursinya ke kursi Zelno. Lalu menyenderkan kepalanya dibahu cowok itu.

Zelno ingin mengelak, tapi ancaman Belva membuatnya terdiam.

"Jangan mengelak, atau aku cium kamu disini." bisiknya membuat Zelno terdiam.

Belva memainkan ponselnya, mengabaikan Zelno yg sedang bersamanya. Membuat Zelno merasa jenuh.

"Ehm. Belva, ayo pulang. Elno capek." keluh Zelno. Membuat Belva menegakkan tubuhnya.

"Mau pulang?" tanya Belva, Zelno mengangguk.

"Iya."

"Ada syaratnya," Belva tersenyum miring. Entah kenapa Zelno merasakan alarm berbahaya.

"Kita foto bareng dulu. Posenya kamu harus cium pipi aku." jahil Belva menunjuk pipinya.

Zelno mengernyit tidak suka dengan ide Belva. Namun Zelno bisa apa? Belva bisa saja mengeluarkan segala ancamannya dan lebih buruknya lagi, bagaimana jika dia meminta hal yg lebih dari sekedar foto mencium pipi? Zelno tidak mau.

Belva sudah membuka kamera diponselnya. Merangkul lengan kiri Zelno karena posisinya berada dikiri. Mendekatkan pipinya ke arah cowok lugu itu.

"Ayo buruan. Katanya mau pulang?" ejek Belva.

Entah ada apa dengan diri Zelno, tiba-tiba saja dia memegang sisi wajah Belva lalu mengecup pipi Belva pelan.

Menjauhkan wajahnya dan melihat bagaimana ekspresi terkejut Belva.

Bagaimana Belva tidak terkejut? Ini Zelno. Apa kepala cowok lugu itu terbentur sesuatu saat tidak bersamanya? batin Belva.

Untung saja tadi dia sempat Memencet tombol dikamera sehingga tidak melewatkan adegan yg baru saja terjadi.

Dan yg menggemaskan, kini Zelno memalingkan mukanya yg memerah seperti buah peach.

"Ayo pulang," rengek Zelno menagih Belva. Belva yg tidak tahan dengan kegemasan ini pun menangkup wajah Zelno dan mengecup bibirnya. Hanya mengecup tidak lebih.

Belva meletakkan uang bill dan beranjak dari kursi seraya menggandeng tangan Zelno. Mengantarkan Zelno ke unit apartemen studionya dengan wajah yg berseri bahagia.

Flashback off.

___________

Siapa yg nunggu couple BeZe? Aduhh, mianhae bestie. Sibuk sama tugas jadi lupa sama nih cerita ><

Jangan lupa vote dan komen. Tandai juga kalau ada typo ya:)

26, Februari 2022.

Play & Good Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang