Pt.04

13.6K 213 1
                                    

500 kata untuk part ini. Next w bakal bikin yg lebih panjang (ngga janji)

Jangan lupa vote ><

So, happy reading!

_________________


"Itu inovasi baru. Mau coba lagi?" tawar Belva, menatap menggoda kearah Zelno membuat cowok itu menggeleng kuat. Lalu berlari meninggalkan Belva yg tertawa keras.

***

Setelah menemui Zelno, Belva langsung kembali ke Gedung Fakultas Ekonomi Bisnis dimana ia mengambil jurusan tersebut.

Saat ini Belva sedang didalam kelas yg berlangsung dengan dosen tua sedang mengoceh menerangkan materi yg membuat Belva bosan. Sekarang ini yg mengusai pikirannya hanya sosok Zelno.

Belva tersenyum geli mengingat bagaimana reaksi Zelno ketika ia menciumnya. Menangis dengan wajah memerah, sungguh benar-benar menggemaskan.

Ia sudah tak sabar menantikan bertemu dengan Zelno dan menggoda sosok polos itu. Jantungnya berdebar. Ia pikir karena dirinya terlalu senang bermain, bukan tentang hal lain.

Anela, yg sedari tadi memperhatikan Belva bergidik. "Bel, lo nggapapa kan?" tanyanya berbisik pelan takut jika terdengar oleh dosen didepan.

Belva menoleh, "Gue fine-fine aja, kenapa?"

"Senyum-senyum sendiri, gila lo."

"Gila pala lo. Lagi seneng gue, dapat mainan baru."

"Siapa? Jangan bilang si cowok nerd kemaren?"

"Itu lo tau." jawab Belva santai masih dengan nada berbisik.

"Fak! Gila beneran lo." Tanpa sadar nada suara Anela naik satu oktaf lebih tinggi dan tidak bisa dibilang berbisik.

"Anela Wijaya!" Seru dosen tua yg ada didepan membuat keduanya tersentak kaget, terlebih untuk Anela yg dipanggil dengan nama lengkapnya. Belva melihat seisi kelas sedang melihat kearah mereka bedua atau lebih tepatnya kearah Anela yg wajahnya sudah memerah lantaran malu.

"Kamu keluar saja kalau tidak mau mengikuti kelas bapak. Jangan membuat rusuh, apalagi dengan berkata kasar." Ucap tegas sang dosen, membuat Anela meminta maaf dan pembelajaran kembali berlangsung tenang. Belva terkikik pelan, sedangkan Anela melotot kearahnya tanpa mengeluarkan suara.

***

15.30 pm

Kelas kuliah telah usai setengah jam yg lalu. Namun seorang gadis masih duduk dan bermain ponsel didalam perpustakaan yg sepi dan hanya ada dirinya serta ibu penjaga perpustakaan.

Bibir gadis itu mengerucut dan menggerutu. Belva -gadis itu menunggu cowok yg dianggapnya sebagai mainan baru -Zelno- sedari tadi. Namun sosok yg ditunggunya tak kunjung datang membuat dirinya sebal.

Sebenarnya bisa saja dirinya ke Fakultas IT lalu menjemput Zelno. Tapi ia tidak mau dianggap murahan. Pagi tadi ia sudah menemui Zelno dengan sedikit merendahkan dirinya.

Bukan apa-apa sebenarnya. Hanya saja, selama ini dirinyalah yg dikejar bukan malah mengejar. Para cowok yg selama ini menjadi gandengannya pun yg menghampiri Belva duluan, bukan Belva yg menghampiri apalagi menggoda. Hanya karena rasa penasarannya terhadap cowok nerd itulah dia memulai segala apa yg tidak pernah dirinya lakukan.

Bukan hal sulit bagi Belva mendapatkan cowok yg lebih keren dan tajir dari Zelno. Belva juga tak habis pikir dengan apa yg dilakukannya.

Gue emang udah gila kali ya. Batinnya.

Kriettt...

Suara pintu perpustakaan terbuka dari luar membuat Belva berdiri dari duduknya dan melihat siapa yg datang karena tadi dirinya duduk dikubikel dengan sekat-sekat kayu tinggi yg membatasi ruang pandangnya.

Dan ternyata itu bukan orang yg ditunggunya. Belva merasa benar-benar bodoh kali ini.

Bayangkan, seorang Belva Gwandari menunggu? Dalam seumur hidupnya Belva tidak pernah menunggu selama ini. Setengah jam! Shit!

Belva menyambar tas selempangnya dan melenggang pergi keluar perpustakaan dengan tekat.

Belva Gwandari, tidak akan lagi bodoh hanya karena seorang cowok nerd!

___________

Otak w sebenernya ga kuat mikir alurnya. Tp krn yg baca banyak (meski votenya dikit) bikin mood w jd baik dan bikin semangat buat bikin next capter. Dan ide-ide dalam otak ngalir gitu aja.

Gausah terbebani dgn kata 'jgn lupa vote'.

Kl tangannya ga berat buat mencet ya monggo di pencet bintangnya. Tp kl tangannya berat buat mencet bintang ya udah diabaikan saja.

(paragraf mutiara ini cmn buat bikin part ini panjang aja)

So, enjoy guys!

22, November 2021

Play & Good Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang