Pt.07

8.3K 166 2
                                    

"B-Belva, duduk sendiri dong. Paha Elno semutan." kalimat yg terlontar dari mulut lembut tp polos itu membuat jiwa Belva tertusuk.

Oh, God!

_______________

Cup!

Belva mengecup bibir Zelno gemas untuk kesekian kalinya. Zelno tak bisa menolak karena tangan Belva memegang kedua pipinya.

"Kenapa pakai kacamata? Padahal lebih ganteng ngga pakai." ujar Belva seraya bangkit dari pangkuan Zelno dan beralih kesebelah kanannya dengan tangan merangkul pinggang serta kepala disandarkan dibahu cowok lugu itu.

"Ngg.. Biar keren?" balas Zelno polos sambil menatap Belva.

"Pffttt... Hahahaha," tawa Belva kencang. Zelno menatap bingung.

"Gemes banget. Belum keren kalau belum jadi cowok gue." ujar Belva.

"Mulai sekarang lo jadi cowok gue. Ngga boleh nolak, harus mau."

"Jadi cowok Belva itu maksudnya apa?" tanya Zelno polos, membuat Belva tepuk jidat.

"Lo jadi punya gue, dan sebaliknya gue jadi punya lo." terang Belva.

"Kalo Elno ngga mau?" tanya Zelno ragu-ragu.

Mereka saling menatap. Yg satu dengan tatapan lugu dan yg satunya lagi dengan tatapan yg sulit diartikan.

"Kalo lo ngga mau. Lo ngga boleh pulang sampe lo mau jadi pacar gue." ujar Belva dengan serius.

"Tapi Elno ngga mau." tolak Elno.

"Berarti sekarang lo tinggal disini ngga boleh pulang." balas Belva.

"Ngga mau. Elno mau pulang." kekeh cowok itu dengan bangkit dari duduknya, namun segera duduk kembali karena ditahan oleh Belva.

"Apa sih susahnya terima gue? Lo tau? Lo cowok pertama yg nolak gue. Lo juga cowok pertama yg ganggu pikiran gue. Lo kira ini mudah?" cerca Belva.

"Gue ngga tau apa yg gue rasain sama lo, cuman entah kenapa dipikiran gue selalu ada lo. Padahal banyak cowok yg deketin dan ngajak jalan gue." sambungnya.

Matanya menatap mata Zelno serius. Zelno yg balas menatap entah kenapa hatinya bergetar mendengar ucapan Belva.

"Lo belum pernah pacaran kan? Gue bakal jadi cewek pertama buat lo, gue akan berusaha jadi cewek yg baik buat lo." Belva menarik napas, "Ayo sama-sama belajar saling menyayangi."

Hening.

"Elno mau," ucap Zelno pelan setelah beberapa menit keheningan yg diisi dengan mereka berdua saling menatap.

"Kok cepet banget mau nya? Kirain bakalan nolak sampai harus diancam lebih sadis." heran lirih Belva namun masih terdengar ditelinga Zelno.

"Elno mau pulang sekarang."

"No! Pulangnya nanti." tolak Belva.

"Jadi, sekarang kamu punyaku dan aku punyamu. Kamu ngga boleh genit sama cewek lain!" titah Belva dengan mengubah kosakata lo-gue menjadi aku-kamu.

"Elno ngga genit." bantah Zelno.

"Iya kamu genit, kamu ngga sadar ya? Genit banget sampai aku ngga bisa sehari aja ngga inget kamu." ujar Belva seraya merangkul leher cowok itu dari samping sehingga mau tak mau membuat Zelno memiringkan badannya karena lebih tinggi dari Belva.

"Mulai sekarang, kamu harus belajar sayang sama aku. Dan aku bakalan belajar jadi lebih baik dan sayang sama kamu juga." ucap Belva.

Zelno mengangguk, "Iya."

"Dan mulai besok, setiap pulang kuliah jangan pulang dulu. Aku yg akan samperin kamu di FK. Kita pulang bareng." ucap Belva lagi yg dibalas anggukan kepala Zelno. Belva berdiri dari duduknya sembari menarik Zelno berdiri berhadapan dengannya. Kedua tangan Belva menggenggam tangan Zelno.

"Ayo aku antar pulang. Tapi sebelum itu kita mampir makan dulu ya." ajak Belva dengan tangan yg beralih merangkul leher Zelno. Asal kalian tahu aja, tinggi Belva hanya mencapai dibawah bahu Zelno sedikit. Hal itu yg menyebabkan setiap Belva merangkulkan tangannya dileher Zelno menjinjitkan kakinya.

Cup!

"Sayang kamu." ujar Belva setelah mengecup bibir Zelno yg dibalas senyum kecil oleh Zelno.

Lalu mereka beranjak keluar dari apartemen Belva.

______

Finally!

Akhirnya bisa up. Sebenernya mau up hari jum'at tp nggaada paket.

Semoga dipart ini dapat feelnya.

Sampai jumpa.

22 Januari 2022.

Play & Good Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang