Pt. 15

5.3K 130 8
                                    

Ting Tong...

Bel apartemen Zelno berbunyi. Mereka berdua yg masih dalam keadaan berpelukan saling menatap. Belva dengan tatapan bingung, Zelno dengan tatapan polos.

"Sepertinya itu orang suruhan Papi Elno." tebak Zelno yg membuat Belva akhirnya turun dari pangkuannya.

"Terus gimana dong?"

"Gimana kenapa?"

"Ya kan ada aku disini." gemas Belva yg saat ini dilanda panik.

"Ngga apa-apa." Zelno menenangkan, "Biar Elno buka dulu pintunya. Terus nanti biar Elno langsung suruh pergi."

Zelno berdiri dari duduk setelah membiarkan Belva duduk dan menenangkan kekasihnya itu. Lalu melenggang pergi untuk membukakan pintu.

Tak lama setelah Zelno melenggang pergi, Belva menatap meja kaca didepannya yg tersedia cocktail yg belum sempat dirinya icip.

Saat tangannya hendak mengambil gelas tersebut, terdengar suara dari arah belakang punggungnya.

"Ngapain aja sih? Lama banget bukain pintunya." Suara itu terdengar nyaring.

Dahi Belva mengerut dalam. Kenapa suaranya seperti suara seorang perempuan? Apa mungkin itu orang suruhan Papi Zelno?

Kernyitan dahi Belva menghilang digantikan keterkejutan saat dirinya menoleh kebelakang dan mendapati seorang perempuan berambut pendek sebahu berwarna hitam. Sedang menatapnya tak kalah terkejut.

"Len! Apa-apaan sih kamu? Ngga sopan banget." kesal Zelno yg belum sadar akan suasana yg telah berubah.

Zelno yg sadar akan situasi menoleh kearah Belva yg juga sedang menatap kearahnya menuntut penjelasan.

"Dia siapa?" perempuan berambut pendek itu memecah keheningan yg terjadi beberapa saat dengan pertanyaan yg dilontarkan untuk kedua orang dihadapannya.

"Aku sudah suruh Paman Hans jemput kamu disini. Jadi bisakah tinggalkan tempatku?" usir Zelno.

Perempuan itu mendengus, "Jadi ini perlakuan kamu setelah lima tahun kita ngga ketemu?"

Perempuan itu mendekat kearah Zelno. Lalu tiba-tiba memeluk Zelno erat dan mencium pipinya.

Hal itu membuat mata Belva yg sedari menonton terbelalak lebar.

APA-APAAN CEWEK ITU?! batinnya marah. Yg membuatnya semakin marah adalah Zelno hanya diam diperlakukam seperti itu.

Belva pun berdiri dari duduknya. Menghampiri perempuan itu dan menariknya kasar.

"Siapa lo? Main peluk cium cowok orang." tekan Belva menahan marah. Jangan ditanya seberapa merah mukanya sekarang.

Perempuan itu tersenyum miring, "Oh, jadi lo ceweknya Elno?" sembari menilai penampilan Belva dari atas hingga bawah. Remeh.

Zelno yg sedari tadi panik langsung berdiri menengahi kedua perempuan itu.

"Paman Hans sudah dibawah. Kamu bisa pergi sekarang." titah Zelno dengan suara menekan.

Mendengus keras, perempuan itu mendekati Zelno. Menjijit dan mengecup pipi kanan Zelno.

"Oke. Jangan lupa, besok anterin aku cari apartemen. Ini pesan dari Tante Sasa. Bye."

Lalu berbalik pergi setelah menoleh kearah Belva dengan senyum miring.

"Siapa?" tanya Belva setelah memastikan perempuan tadi pergi melewati pintu yg kini tertutup.

"Aku tanya. Dia siapa?" tekan Belva yg kini benar-benar sangat marah.

"Elno anter pulang ya?"

"JAWAB DULU!" tanpa sadar nada suara Belva naik satu oktaf lebih keras.

Zelno menatap Belva gamang, "Dia Alena. Temennya Elno."

"Temen? Ada temen ciuman segala?"

"Dia bener-bener temennya Elno. Temen kecilnya Elno."

"Terus?"

Hening. Terlihat Zelno tak ingin menjelaskan lebih banyak membuat Belva mendengus pelan.

"Gausah anterin aku pulang. Aku bisa sendiri." ucap Belva yg langsung mengambil tas nya yg tergeletak disofa dan segera melenggang pergi.

Saat sudah keluar apartemen Zelno, rasanya Belva ingin teriak sekencang-kencangnya dan menangis.

Lihatlah, bahkan Zelno tak menyusul dirinya. Ini benar-benar sebuah pengalaman yg perlu Belva catat seumur hidupnya.

"Cowok kepa*rat!" umpat Belva sebelum masuk kedalam taksi.

  _________


Up lageeeeeee.

Mau update dua hari lalu, tapi ngga ada kuota. Ngenes banget.

Jangan lupa vote dan komennya. Ga maksa sih.

Love uuuuuu all.

23 Nov 2022.

Play & Good Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang