Bab 17

417 33 0
                                        

Pertualangan dimulai. Hari ini gua udah merencanakan sesuatu bersama Rose, bodoamat sama temen-temen kelas yang anggap gua aneh hanya karena ngomong sama si Rose. Mereka gak sepantesnya bilang Rosse aneh, mereka hanya belum mengenalnya bukan?

Oke, hari ini sekolah mengadakan gladybersih. Jelasnya hari ini kita tidak akan belajar, pelajaran kosong. Setelah selesai membersikan sawang-sawang dilangit-langit kelas gua langsung bergegas ketoilet untuk membersikan diri dan memulai aksi berikutnya.

"Kenapa harus secepat ini?!"

"Gua bahkan belum membahagiakan elo!"

Gua denger suara seseorang dari salah satu bilik toilet. Siapa dia? Gua penasaran tapi gak mungkin gua buka satu persatu pintu yang tertutup ini.

Oke, gua akan menunggu disini. Di westafel berlagak mencuci tangan.

Pintu paling ujung terbuka, menampilkan sosok. Daffa.?

Daffa natap gua. "Eh udahan lo membasmi spidermannya?" Tanya dia lalu tertawa.

"Udah, sekarang gua jadi musuh dunia. Karena udah membasmi seorang pahlawan." Jawab gua enteng dan Daffa semakin tertawa.

"Jangan ngada-ngada." Cibirnya dengan sisa tawanya dia ikut mencuci tangan disebelah gua.

"Lo duluan yeh bambang." Sinis gua dan lagi-lagi Daffa tertawa.

Clekkk..

Pintu pertama terbuka, menampilkan sosok.. ah gua lupa namanya siapa.

"Eh, muka lo kusut banget Jay!" Tanya Daffa dan pria itu menoleh.

"Gua semalem gak tidur," jawab pria yang bernama Jay itu. Dia ikut mencuci tangannya disebelah Daffa.

"Kenapa?" Tanya Daffa serius.

"Mamah gua meninggal, padahal gua belum sempet membahagiakan dia. Gua jadi gak enak tidur." Jelasnya.

Hah? Jadi teriakan tadi itu teriakan si Jay? Hehe sebodoh ini gua nganggap kalo teriakan tadi ada sangkut-pautnya dengan kematian Ratu.

"Eh gua cabut duluan yah.." kata gua berniat ingin pergi untuk segera bertemu Rosse.

"Mau kemana?" Tanya Daffa.

"Ada urusan bentar."

"Nanti.. kekanti yah, gua sama yang lain mau ngumpul di stand pak kumis." Pesan Daffa.

"Oke." Sahut gua dan pergi.

"Eh.. tadi lo denger suara teriakan gak si?"

Gua denger Jay ngomong itu. Jay ngomong itu? Berarti bukan dia dong yang teriak tadi?

"Eh.. gandhi."

Hah? Itu suara Daffa yang samar-sara gua dengar. Gandhi? Gua langsung niat balik ke toilet tapi seseorang menarik tangan gua.

"Rosse?" Ucap gua spontan.

Rosse menatap gua tajam. "Aku nunggu kamu dari tadi!"

"Hah?" Sumpah kenapa ini gua mendadak cengo? Tapi.. gua mau balik ke toilet.. ahh, Rosse tarik gitu aja tangan gua. Mau mengelak juga percuma karna jarak toilet semakin jauh dan tak terlihat.

"Rosse.. lepasin tangan lo! Nanti fans gua liat mereka salah paham." Ujar gua.

Rosse melirik gua sekilas lalu melepaskannya. "Cih, Fans? Kamu bahkan tidak dikenal kecuali teman sekelas."

Ehbusedd.. omongan si Rosse ini tajem bener.

"Lo gak tau aja sepopuler apa gua ini." Sinis gua.

Rahasia Rosse (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang