Bab 32

351 21 8
                                    

"Disini kalian ternyata!"

Srrreeeettt...

"ARRRGGGGHHH..."

Gua menganga gak percaya, pisau kecil ini sukses memerikan goresan panjang pada lengan kiri orang itu.

"Sakit anjing!" Teriaknya sambil menutup luka itu dengan telapak tangan kanannya.

"Eh? Jumat?" Ucap gua spontan saat liat wajah orang itu.

"Iyah gua Jumat, jahat yah lo sama gua! Sakit nih, aduuh.." Geruntunya yang bikin gua garuk-garuk kepala.

Sreeettt..

Gua noleh, ada Bional yang lagi robek bajunya sendiri.

"Lo ngapain Bi?" Tanya gua bingung.

Dia gak jawab, setelah itu dia mendekat kearah Jumat dan membalut luka goresan itu dengan robekan baju.

"Seengganya ini bisa menghentikan darah yang keluar." Ucapnya tanpa ekspresi.

Gua cuma ngangguk sok paham aja, lalu pikiran gua bercabang lagi.. bagaimana bisa jumat berada disini?

"Daffa mana?" Tanya Bional pada Jumat.

"Ehm?"

"Daffa mana? Lo kesini sama dia kan?" Ulang Bional.

"Daffa kesini? Ngapain?" Tanya gua ke Bional.

"Tolongin lo lah bodoh!" Jawab Bional ngegas.

"Lo yang ajak?"

"Iyah."

"Gua juga bingung, kenapa lo bisa tau keberadaan gua."

Bional diam, dia natap gua lalu menghela nafas panjang. "Pas hari kejadian, gua kerumah lo.. niat buat bilang makasih karena lo udah tolongin gua waktu itu. Tapi.. pas gua mau ketuk pintu ternyata pintunya udah kebuka, gua juga liat saat lo teriak kepanikan gitu dan berakhir dengan pukulan yang ngebuat lo pingsan."

"Lo ada pas kejadian itu? Kira-kira siapa yang pukul gua?"

"Pak Yanto,"

"Hah? Pak Yanto?" Jumat berseru kencang. Matanya melebar dan hampir keluar dari tempatnya.

Bional mengangguk pelan. "Pak Yanto adalah penjahat yang menyamar, dia bagaikan duri dalam daging untuk kita." Ucapnya serius. "lo berdua tau tentang kasus kematian Gisella yang gak wajar?" Tanya Bional dan gua berdua menggeleng polos.

"Oh, ternyata pihak sekolah pintar menyembunyikan kebusukannya!" Geram Bional yang buat gua sama Jumat bingung.

"Maksud lo gimana?" Tanya Gua penasaran.

"Gisella adalah salah satu murid sekolah ini yang dinyatakan hilang begitu saja."

"Hilang?" Ulang Jumat.

"Yah hilang, gosib beredar bahwa Gisella pergi bersama kekasihnya. Nyatanya.. dia dibunuh setelah mengetahui rahasia gudang tua dibagian utara sana."

"Gudang tua dibelakang gedung baru itu?" Tanya gua dan Bional mengangguk.

"Emangnya.. disana ada apa?" Tanya Jumat.

Bional angkat bahu. "Gua juga gak tau, Gisell cuma bilang dia tau sesuatu didalam sana dan akan menyelidikinya. Dia bilang akan kasih tau gua jika semua sudah jelas. Bodohnya dia, dia keras kepala! Dia nolak untuk gua temenin. Tapi.. gua gak ngelepas dia gitu aja." Bional menghentikan bicaranya dan menarik nafas panjang.

"Maksud lo?" Pancing gua, agar Bional lanjut cerita.

"Gua ikutin dia,"

"Kemana?" Kini giliran Jumat bertanya.

Rahasia Rosse (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang