Hari ini, gua kembali hidup seperti biasa. Bangun sendiri.. pergi tanpa pamit dan sarapan dikantin sekolah lagi. Ayah sama bunda sudah pergi lagi, pagi tadi sekitar jam tiga ayah dan bunda sudah harus berangkat ke bandara.
Gua gatau kenapa urusannya sepenting itu, ayah keknya gak mau banget batalin pertemuan itu. Bunda yang biasa memihak ke gua pun sekarang ikut pergi bersama ayah. Gatau kenapa dengan mereka kek gitu gua jadi ngerasa anak yang gak diinginkan.
Tapi gapapa, gua akan selalu berkata gapapa kepada diri gua.!
Tuk.. Tuk.. TukTuk..
Gua masuk kelas, sesepi ini? Temen gua pada kemana? Gua liat jam yang menempel diatas papan tulis. Jam menunjukan pukul enam pagi?
Mata gua seketika melebar. Gila? Jam enam? Serajin ini gua? Perasaan udah siang banget.. apa cuma karena tidur gua ga nyenyak yah, jadi gua pingin cepet-cepet bangun. Gua juga baru sadar kalo dari pas masuk gerbang sampe kekelas ini gak ketemu orang sama sekali. Apa gua yang sibuk berlarut dalam kesedihan yah? Haaa.. seblank ini otak gua.
Tuk.. Tuk..
Gua denger suara itu, suara apa sih? Menganggu banget. Gua acuh aja.. duduk ditempat duduk gua lalu ngeluarin sebuah novel yang ada dilaci meja gua. Oke, gua akan habisin waktu dengan membaca.
Tuk.. Tuk..
Lagi? Suara apa itu? Gua akhirnya penasaran, gak jadi baca novel dan mengedarkan pandangan ke segala arah. Masih sepi.. langit juga sepertinya hari ini sedikit redup.
Tuk.. TukTuk..
Dari arah belakang! Iyah jelas banget gua denger suara itu. Asalnya dari arah belakang kelas gua. Apa ada orang lain selain gua didalem kelas ini?
Kok gua jadi deg-degan yah? Gatau kenapa gua takut kejadian dirumah Rosse kemarin keulang lagi.
Tapi.. gua penasaran! Akhirnya gua bangun dari duduk gua, gua berjalan menuju barisan belakang sambil berharap gak akan terjadi hal yang aneh-aneh.
Tuk..
Suaranya makin jelas, tapi gak ada orang disini. Jadi asal suara itu dari mana?
Kaki gua kaku, tapi tetep gua paksain jalan. Gua penasaran banget asal suara itu dari mana, dalam hati gua yakinin. Apapun yang gua liat semoga itu bukan hal aneh.
"Eh.. Rosse?" Ucap gua spontan. Gua sedikit terjingkat mundur saat melihat Rosse yang sedang sibuk ketuk-ketuk lantai. Dia... kumat? Pikir gua.
Rosse noleh, natap gua sama terkejutnya. Tapi.. dia lebih pandai memainkan ekspresi! Dia langsung berubah biasa aja padahal gua tau dia pasti terkejut dengan kedatangan gua.
"Lo ngapain?" Tanya gua.
Rosse bangkit, natap gua datar. "Kamu tumben sudah datang." Katanya, lalu berjalan melewati gua gitu aja.
Aneh? Gua jadi keinget momen dimana dulu.. saat ada temen kelas yang kesurupan eh Rosse malah iseng buangin air dibelakang kelas. Dan kalian tau? Tempat Rosse buangin air dan Rosse yang ketuk lantai itu sama tempatnya! Sebenernya ada apa dengan Rosse itu? Ahh... gua jadi mikirin tentang keanehan dia lagikan.
"Alpa, apa kau sudah mendapat sebuah petunjuk?" Tanya Rosse yang buat gua tersadar dan langsung menghampiri dia yang udah duduk ditempatnya.
"Belum." Jawab gua.
"Bodoh!"
Hah? Dia bilang apa? Bodoh? Siapa? Gua?
"Lo bilang gua apa?" Tanya gua.
Rosse noleh dan natap gua datar. "Aku bilang kamu bodoh!" Jelasnya.
Anjirt! Enteng betdah kalo ngatain orang. Mau bakuhantam jadinya, tapi dikamar hehe..
"Emang lo udah dapet?" Tanya gua.
"Sudah."
"Apa?"
Rosse mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah ponsel? Maksudnya apa?
"Ponsel?" Ucap gua.
Rosse ngangguk pelan. Dia melirik sekitar lalu natap gua dalam. "Kamu tau? Ini adalah ponsel milik Ratu."
"Hah?" Gua terkejut. "Ponsel Ratu? Lo dapet dari mana?" Tanya gua.
Rosse tertawa sinis. "Itu hal mudah,"
Sumpah! Enek banget gua kalo denger dia ngomong gitu.
"Ini akan jadi barang bukti,"
"Lo bakal kasih ponsel itu ke kepala sekolah? Atau... polisi?"
"Tidak keduanya."
"Loh? Kenapa? Terus lo mau apain itu ponsel? Jangan bilang bakal lo jual!"
"Heh! Kamu tau? Polisi dan kepala sekolah itu bersengkokol menutupi kasus ini serapat mungkin."
Gua bingung, haha sumpah otak gua ga nyangkut!
"Kenapa lo mikir kek gitu?" Tanya gua.
"Pihak sekolah menyuruh polisi untuk tidak menindak lanjutkan kasus ini dan menutup rapat kasus ini. Bisa kita lihat dari tidak adanya para wartawan yang tau akan kasus Ratu bukan? Seharusnya sekolah kita sudah banyak didatangi para wartawan atau penyebar berita lainnya. Tapi.. lihat ini? Sekolah kita berjalan seperti biasa, seperti tidak terjadi hal apa-apa." Jelas Rosse yang bikin gua... hm.. oke sedikit mengerti.
"Jadii.. menurut lo apa alasan pihak sekolah menutup kasus ini?"
"Mungkin saja, pihak sekolah tidak ingin nama baik sekolah kita buruk karena ada kasus kematian yang tidak jelas, bisa mungkin termasuk kasus pembunuhan."
"Hanya itu? Gua rasa itu hal biasa yang juga terjadi dibeberapa sekolah."
"Memangnya menurut kamu apa lagi alasannya?" Tanya Rosse.
"Lo sadar gak sih sekolah kita ini aneh banget," serius gua dan Rosse ngangguk ragu.
"Bisa kita liat dari gedung baru diutara sana. Kenapa pembangunanya diberhentikan? Kalo alasannya hanya soal dana gua rasa itu gak masuk akal kan,? Teruss.. larangan buat masuk ke gudang tua dibelakangnya itu, kenapa gak boleh? Bahkan pak Yanto yang tukang bersih-bersih aja gak pernah keknya kesana.. padahal disana itu gudang kan?" Kata gua sedikit narik nafas untuk memberi jeda.
"Ditambah perkataan lo kemarin, bahwa kalo kita masuk gudang tua iu kita gak akan bisa keluar sekali pun itu dalam mimpi!"
Rosse diam dan gua juga ikut diam, kita sama-sama sibuk dengan pimikiran masing-masing. Apa Rosse juga mikirin hal yang sama kek apa yang gua pikirin?
"Woii.... Masih pagi udah ngelamun aja!"
Gua sedikit terkejut, saat tiba-tiba Daffa datang menggebrak meja dengan hebohnya.
Daffa ketawa dan gua cuma bisa natap dia malas. "Ganggu lo ah!" Cibir gua.
"Elah.. lo napa dah? Tumben amat udah dateng."
"Gua emang gak pernah telat kek lo." Sindir gua dan lagi-lagi Daffa ketawa.
"Gua gak pernah telat yah.." sahutnya.
"Iyalah gak pernah, orang kalo telat gak jadi masuk sekolah malah belok ke warnet."
Ketawa Daffa makin kenceng, sumpah yah nih anak masih pagi udah latihan pita suara aja.
"Daffaaa.... ihh ko lo ninggalin gua sih!" Teriak Sera sambil berjalan kesal kearah gua dan Daffa.
Daffa senyum, ngusap rambut Sera lembut. "Uhm.. sayangnya aku ditinggal ya.. maaf yah, tadi aku kebelet pipis. Jadi ketoilet eh langsung kekelas hehe.. lupa kalo ada pacar aku yang nunggu dikantin."
Sumpah! Asli! Gua jijik banget dengernya! Dan akhirnya kebucinan mereka berdua pun dimulai, yang mengakibatkan gua mau gak mau harus menjadi penonton lagi, lagi dan lagi kisah percintaan orang lain yang uwuw-uwuw anjg!
⚘⚘⚘
Maap kalo ada typo:) males baca ulang soalnya hehe.. dan selamat malam jumat🙂

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Rosse (END)
Mystery / ThrillerAwal publis 5 februari 2021 dan tamat pada 15 april 2021:) seorang anak baru yang sepertinya mempunyai kelainan dari teman temannya yang lain. banyak dari teman sekelasnya atau satu sekolah yang menganggap bahwa dirinya gila, Aneh, psychopath atau p...