Bab 36

394 22 0
                                    

Arggg..

"Eh.. dia gerak!" Seru seseorang senang.

"Eh iya woi." Sahut temannya.

Mata yang sudah lama tertutup itu akhirnya sedikit demi sedikit mulai terbuka. Padangannya sedikit buram, ia mengedipkannya berulang kali hingga penglihatannya kembali normal.

"Kalian.. kalian siapa?" Tanya orang itu gugup.

"Gua Ezra, dan ini Gandhi." Jawab salah satu pria itu.

"Lo siapa?" Tanya Gandhi.

"Gua Jumat." Jawabnya. "Gua pikir.. gua udah mati."

"Kenapa lo mikir gitu?" Tanya Ezra.

"Karena.. mahluk menjijikan itu pasti sudah memangsa gua disaat gua pingsan tadi."

"Oh.. mahluk buta itu?"

Jumat mengangguk. "Mereka adalah kanibal, memakan manusia karena mereka tidak diberi makan oleh tuannya." Jelas Jumat yang bikin Ezra dan Gandhi bergidik ngeri.

"Tadi kita emang sempet liat lo dikerumini sama mereka." Ujar Gandhi yang bikin Jumat melotot.

"Seriusan?"

Gandhi mengangguk. "Tapi.. dengan super hironya kita berdua dateng dan melawan mereka semua!" Katanya bangga.

"Bagaimana bisa? Bukankah mereka akan hidup kembali?" Tanya Jumat bingung.

"Kami membakarnya." Jawab Ezra enteng.

Jumat menelan ludah kasar. Lalu seketika ia teringat dengan Alpa.

"Alpa? Lo ada liat orang lain selain gua? Temen gua! Alpa, lo selametin dia juga gak?" Cerocos Jumat.

"Hah? Alpa?" Gumam dua pria itu.

"Lo temen Alpa?" Tanya Ezra dan Jumat mengangguk.

"Lo kenal Alpa?" Tanya balik Jumat.

"Alasan kita kesini emang untuk nyelametin dia." Jawab Gandhi. "Tapi tadi enggak ada siapa pun selain lo."

Jumat terdiam, ia menelan ludahnya kasar. Apa Daffa membawa pergi Alpa? Dan kali ini Jumat mulai gelisah.

Ia melihat jam dipergelangan tangannya. Sudah memasuki pukul sebelas malam, dan acara pertukaran nyawa itu akan diadakan sejam lagi. Ia harus menyelamatkan Alpa!

"Gua harus cari Alpa secepatnya!" Kata Jumat dengan spontan berdiri.

"Aduhh.." erang Jumat, tubuhnya terasa seperti hancur.

"Pelan-pelan! Luka lo banyak." Peringa Ezra.

"Gua secepatnya cari Alpa!" Kekeh Jumat

"Kemana?" Tanya Gandhi sedikit mendongak menatap Jumat yang berdiri itu.

"Kemana aja, kita harus secepatnya temuin Alpa! Atau ia kan terganti!" Jawab Jumat tegas.

"Yaudah ayok!" Seru Ezra bangkit berdiri.

Akhirnya mereka keluar dari persembunyiannya diruang gelap bawah tangga itu.

Dengan perlahan dan mengendap hati-hati mereka berjalan. Tubuh Jumat sangat terasa sakit, tapi.. nyawa sahabatnya lebih penting dibanding rasa sakit ini.

"Jangan bergerak! Ada yang datang." Peringat Ezra yang memimpin didepan.

Semuanya ikut diam dan menempel pada dinding yang lembab ini. Gelapnya lorong ini membantu menyamarkan kehadiran mereka dari seseorang yang akan melintas.

"Pak.. Yan?" Celetuk Gandhi dengan mata yang melebar.

"Sytttt!!!" Ezra langsung menekap mulut Gandhi.

Rahasia Rosse (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang