Si kakak kelas geblek itu tersenyum sinis lalu menatap Daffa. "Siapa lagi kalo bukan temen lo ini!"
Dia nunjuk gua., pengen langsung tampol tapi ga berani. Iya tau gua penakut.
"Dia punya nama woi!" marah Daffa.
Kakak kelas geblek itu ketawa remeh. "Gua ga perduli siapa nama dia.!"
Spontan Daffa udah tarik kera baju si kakak kelas geblek itu. Tapi sayang temen temen tim gua narik Daffa dan menjauhkannya dari si kakak kelas geblek itu.
"Al. Gimana? Lo mau jadi bahan taruhan?" tanya Jumat menunggu keputusan gua. Karna bagaimana pun pertandingan ini menyangkut gua.
Gua yang sedari tadi duduk sekarang ambil posisi berdiri didepan kakak kelas geblek.
Gua senyum devil. "Gua terima tantangan lo." kata gua.
Daffa tarik baju gua. "Lo yakin Al? Kalo kita kalah satu bulan lo jadi budak dia!"
Gua juga mikir gitu. Gimana nasib gua nanti kalo gua kalah. Gila aja satu bulan gays. Tapi kalo gua menang gua bakal minta permintaan yang bisa gua jamin dia bakal nyesel udah nantang gua.!
"Gimana nih. Jadi tanding ga?" tanya kakak kelas geblek itu.
Gua bilang. "Jadi lah"
"Oke. Deal dengan taruhannya ya?" tanya kakak kelas geblek itu dengan mengulurkan tangannya.
Gua menjabat tangan itu. "Deal!"
Dan sekarang gua sama tim gua udah dilapangan. Wasit pun sudah ada. Dia Opam, anak kelas duabelas. Tapi gua yakin dia ga akan memihak kesiapa pun karna gua tau Opam orang yang bijak walau gua gak terlalu deket dengan dia.
Priiiiitttt...
Opam meniup pluitnya kencang tanda permainan dimulai. Jumat dengan lihai menggocek bola lalu memberikannya ke gua.
Sekarang posisi gua menuju gawang lawan dengan bola yang masih gua giring.
Brakk..
Priiitt.
Gua jatoh saat ada seorang pemain dengan enaknya mensleding gua.
Dengkul gua luka akibat tergores dengan tanah lapangan yang kasar.
"Lo gapapa Al?" tanya Taren temen tim gua yang saat itu dideket gua.
"Gapapa. Cuma dengkul gua luka" sahut gua.
"Sial emang si Thor itu!" marah Taren.
"Thor?" Gumam gua.
Taren yang lagi bantu gua bangun pun mengangguk. "Iya si thor tadi yang sengaja sleding lo.!" jawab Taren.
Gua dibawa kepinggir lapangan. Dilapangan semua teman gua minta ke si Apom buat tendangan pinalti.
"Bang gimana nih? Parah itu temen gua.! Tendangan pinalti dong" Jumat berbicara ke apom.
Si apom garuk kepala., "iya iya gua tau.! Tapi bukan tendangan pinalty. Melainkan tendangan sudut"
Tanpa sengaja tatapan gua ngeliat ke arah kakak kelas geblek itu. Dia senyum sinis kearah gua sambil bersilang dada.
"Alpa lo masih bisa main ga?" Daffa tiba-tiba udah didepan gua.
Gua coba gerak gerakin kaki gua. Sedikit perih dan sakit. Tapi gua harus kuat buat bales perlakuan si kakak kelas geblek itu.
"Gua bisa." sahut gua mantap.
"Lo yakin? Luka lo parah Al" tanya Taren.
"Percaya aja sama gua" jawab gua lalu bangkit dan berjalan dengan pincang ke arah lapangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/257643441-288-k487755.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Rosse (END)
Mystère / ThrillerAwal publis 5 februari 2021 dan tamat pada 15 april 2021:) seorang anak baru yang sepertinya mempunyai kelainan dari teman temannya yang lain. banyak dari teman sekelasnya atau satu sekolah yang menganggap bahwa dirinya gila, Aneh, psychopath atau p...