"Kebiasaan banget lo, Ya. Bengong dikit mikirin hidup."
Yara tengah menopang dagu di meja kasir saat Mbak Iis menyenggol lengannya dan membuat gadis itu menoleh. "Ya abisnya mau mikirin apa lagi?"
"Makanya jangan kebanyakan cicilan, ribet kan hidup lo." Mbak Iis menasihati.
Yara berdecak sebal, selain panci presto yang ternyata tidak pernah dipakai dan kemudian ia jual, dia tidak mengambil cicilan apapun lagi. Belum sempat menanggapi celotehan Mbak Iis, Ega yang datang misuh-misuh pada ponsel di tangannya membuat keduanya menoleh.
"Ini lagi, ngadimin lambe lumrah sibuk banget mikirin gosip." Lagi-lagi Mbak Iis mengomel pada rekan kerjanya yang tau banyak hal tentang berita viral hari ini.
"Sebel aku tuh, Mbak. Nggak nyangka banget masa dia selingkuh sama temennya sendiri, pokoknya aku tim istri sah." Ega menepuk dadanya, membayangkan jika dia menjadi istri pria yang selingkuh itu sudah pasti tidak akan tabah. "Kamu tim mana, Ya?" tanyanya dengan menyenggol bahu Yara yang masih duduk di sebelahnya.
"Apaan si aku nggak ngerti." Yara yang memang tidak terlalu peduli dengan gosip, tidak mau menanggapi. Tapi Ega dengan sengaja menyodorkan ponselnya agar gadis itu dapat ikut membaca berita.
"Nggak nyangka banget kan? Padahal lagunya religi, pake kerudung lagi." Selain tidak percaya dengan berita yang ada, Ega tampak tidak terima juga.
"Ya jangan salahin kerudungnya dong apalagi lagunya. Namanya manusia kan sifatnya beda-beda, mungkin dia lagi hilaf." Yara yang sebenarnya tidak terlalu mengerti dengan duduk permasalahannya menanggapi seadanya.
"Enak aja hilaf, masa sampe lama gitu. Kasian tau istrinya udah nemenin berjuang dari nol pas udah sukses lakinya diambil orang." Ega terlihat sedih saat menceritakan tentang hal itu.
Mbak Iis yang sedari tadi mencatat stok bahan makanan yang sudah habis ikut menanggapi. "Makanya nyari suami tuh yang udah sukses aja, udah kaya raya jadi setidaknya kalo diambil orang kita nggak ngerasain susahnya berjuang dari bawah."
"Nah bener tuh, Mbak Iis." Yara yang ikut menanggapi mendapat tabokan di lengannya dari Ega, yang masih terlihat kesal raut wajahnya.
"Mbak, kamu kan ngerasain tuh gimana rasanya suami diambil orang, simpati dong. Komen di akunnya yuk!" Ajak Ega yang ingin sekali meluapkan kekesalannya.
"Udah jangan ikut-ikutan, biarin itu urusan orang." Mbak Iis yang memang berstatus janda memilih tidak ikut serta mengurusi hal-hal sedemikian rupa. "Mendingan kamu mantau akunnya mbak Yana tuh udah turun berapa followersnya."
"Mbak Yana siapa lagi si?" Yara heran, kenapa orang-orang senang sekali membicarakan orang lain, yang lebih mengherankan lagi kenapa dirinya selalu saja tidak tahu apa-apa.
Mbak Iis beranjak berdiri. "Kamu tanya sama Ega, dia yang jadi ngadimin lambe lumrah pasti tau," ucapnya sambil lalu, melangkah pergi menjauh dari teman-temannya itu.
Yara menoleh pada Ega yang langsung menceritakan tentang sosok yang baru saja disebutkan namanya. Selebgram cantik yang konon tidak membutuhkan followers dari warga +62, padahal dia awal terkenalnya di sini. Tapi yang membuat Yara penasaran justru malah. "Kamu beneran jadi admin lambe lumrah ya, Ga?"
"Kagaaa. Mbak Iis didengerin, pokoknya kamu juga harus unfollow ya, biar centang birunya ilang." Ega mengompori rekan kerjanya.
"Yang mana sih akunnya, sini biar aku unfollow." Yara yang berniat membantu sahabatnya itu kemudian bertanya.
Ega berdecak sebal. "Kamu akunnya aja nggak tau ya berarti nggak follow dong, Imah. Gimana mau di unfollow!" Omelnya.
"Ya ntar aku follow dulu kalo gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap (Tamat Di KbmApp)
RomanceSejak dikabarkan gagal menikah, Nino Nakula Adley tidak pernah lagi berhubungan dengan seorang wanita. Hingga berita bahwa dia menyukai sesama jenis membuat keluarga pria itu tidak terima. Nino tidak merasa terganggu akan berita itu, hidupnya normal...