CHAPTER 20

512 47 8
                                    



Hari ini adalah 1 minggu setelah kepulangan mereka dari Amsterdam, Belanda. Keduanya kini kembali di sibukkan pada aktivitas awal yang sempat tertunda. Sekarang Prilly adalah mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang sibuk-sibuk nya menyusun skripsi, sidang skripsi semakin hari kian mendekat membuat Prilly larut kedalamnya bahkan terkadang jarang sekali menyempatkan waktu untuk tidur. Sudah berulang kali Ali memperingatinya untuk selalu menjaga pola tidur dan kesehatan.

"Prilly tidur!" perintah Ali saat melihat jam di samping nakas yang hampir menujukkan pukul satu dini hari.

"Ih entar dulu Ali, bentar lagi selesai," bantah Prilly tanpa mengalihkan pandagannya dari laptop.

"Dari tadi sebentar terus, sebentar itu berapa lama?!" tanya Ali yang sudah bersiap untuk tidur.

"5 menit...5 menit lagi," balas Prilly asal.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

Ali masih tetap setia memandang Prilly yang tak berpindah tempat.

"Ini sudah lewat dari 5 menit bayi menyebalkan, kapan Kamu akan tidur jika terus menundanya?" tanya Ali lagi menagih ucapan Prilly.

"Masa sih udah 5 menit? Atau kamu bohong?" tuduh Prilly.

Prilly yang tak mendapat balasan dari Ali pun menoleh kebelakang untuk memastikan keberadaan nya.

"Loh Ali, Kamu kok hilang?"

"Ali!"

Masih hening tidak ada Ali, tidak ada pula balasan untuk ucapannya. Apa Ali marah kepadanya, tanya Prilly dalam hati. Saat berniat kembali memfokuskan diri pada laptop untuk mengerjakan skripsi alangkah terkejutya Prilly saat mendapati Ali yang sudah berdiri tegak dihadapannya. Dan apa-apaan ini laptop nya juga sudah berpindah tempat kembali ke tempat awal Ia mengambilnya.

"Saya disini," sahut Ali membalas panggilan Prilly tadi.

"Ali, Kamu apain laptop Aku?" tanya Prilly marah. Prilly paling tidak suka jika dirinya diganggu dalam hal penting apalagi kali ini menyangkut masa depannya.

"Tidur!" perintah Ali tegas namun lembut.

"Kamu dengar gak sih, AKU BELUM SELESAI! JANGAN EGOIS DONG JADI ORANG MAU NYA DIDENGERIN, DITURUTIN TAPI DIRI SENDIRI AJA GAK PERNAH MAU DENGERIN APALAGI NURUTIN MAU ORANG LAIN," bentak Prilly dengan amarah yang sudah memuncak. Saat ini Prilly benar-benar kesal dengan tingkah Ali yang sudah dengan beraninya menggangu tugas skripsinya.

"Seberapa penting?" tanya Ali datar.

"SANGAT PENTING. Skripsi itu sangat penting bagi Aku, apalagi Aku ini mahasiswa tingkat akhir," tekan Prilly disetiap kalimat yang terlontar.

"Kamu adalah mahasiswa kedokteran harusnya Kamu lebih tau dari Saya pentingnya tidur yang cukup untuk tubuh, untuk kesehatan. Apa kalian tidak mempelajari hal itu dikampus?"

Skakmat. Prilly terdiam tak dapat lagi mengelak ataupun menjawab pertanyaan sederhana yang terlontar dari bibir manis milik Ali.

"Sial di skak Gue," umpat Prilly pelan yang masih dapat terdengar oleh Ali.

Tanpa menunggu aba-aba lagi, langsung saja Ali mengendong Prilly ala bridal style yang membuat Prilly memekik heboh.

"Ahhh...Ali turunin gak?!"

"Ali turunin! Skripsi Aku masih banyak yang kosong," berontak Prilly memukul keras dada bidang Ali.

"Tidur!" perintah Ali tegas.

"Please ngertiin Aku kali ini aja, lusa Aku sidang. Kamu nggak mau kan kalau punya istri yang gak lulus?" mohon Prilly menatap.

"Dan Saya rasa itu jauh lebih baik dari pada Kamu harus mengorbankan kesehatan sendiri," balas Ali santai.

"DASAR EGOIS!"

"GAK PUNYA HATI!"

"AH...GOBLOK!"

"TAI LAH!"

"Berhentilah mengumpatiku bayi menyebalkan! Jika Kamu memang benar-benar ingin mengerjakannya, silahkan. Dan ingat satu hal, berhenti mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas jika bersama dengan Saya, itu sangat tidak ber-etika."

Setelah mengucapkan kalimat panjang tersebut langsung saja Ali berlalu dari kamar setelah mengambil bantal dan guling yang berada diranjang mereka, tak lupa juga membuaka lemari dan mengambil selimut baru. Malam ini Ali memutuskan untuk tidur di gazebo dekat kolam renang untuk menenangkan pikiran nya. Tidak mungkin juga Ia membentak Prilly.

Prilly yang melihat kepergiaan Ali hanya dapat memandangnya nanar. Tidak ingin menyiyiakan kesempatan yang ada, langsung saja Prilly kembali berkutat dengan skripsinya hingga jam menunjukkan pukul empat dini hari.

***

Terlihat Prilly yang mengerjap-ngerjapkan matanya lelah, saat menolehkan mata ke arah samping alangkah terkejutnya Ia saat tak mendapati Ali. Sial jam 12 siang, pantas saja Ali tidak ada. Tak ingin membuang waktunya lebih lama langsung saja Prilly beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sepucuk surat lagi, apa ini dari Ali?" Gumamnya pelan.

Selamat pagi! Semoga hari mu menyenangkan. Saya ijin pergi untuk beberapa hari kedepan, Kamu tidak perlu tau Saya kemana tapi Saya janji akan menghadiri acara wisuda Kamu. Jaga kesehatan dan pola tidurmu! Tenang Saya tidak akan mengawasi mu, karna Saya tahu Kamu tidak menyukainya. Segera hubungi Saya jika ada perlu. Have a nice day!


-Ali-

"Huhh pergi lagi, kalau emang udah dasarnya egois Gue bisa apa?" tanya Prilly membatin.

***

"Ini kesempatanku untuk memulai nya," ucap orang tersebut sambil tersenyum sinis tak lupa sesekali menghisap dan menghembuskan asap rokok yang dipegangnya.

"Semoga Kamu suka," ujarnya sambil membayangkan wajah bahagia orang tersebut.

Ujaran itu keluar dari bibir kedua orang yang berbeda, di tempat yang berbeda, tapi dalam waktu bersamaan. 













Untuk beberapa saat kedepan Aku gak bakal up dulu ya lagi mau ada percobaan ujian tahap 2 soalnya. Percobaannya bakal berjalan selama 1 minggu. Sambil nunggu vote aja dulu.

🍀

🍀

🍀

🍀

🍀 Lanjut???⭐ 50

Bisa gak ya kira-kira🤔❓❓

Bisa lah ya. Ayo bisa pasti bisa, tinggal pencet doang aelah.

Have a great day

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang