CHAPTER 27

451 46 0
                                    

Aku update lagi mwehehehe walaupun votenya belum sampai target😥 Makasih buat yang udah vote dan comment.

🍀MENGANDUNG KEUWUAN TINGKAT DEWA🍀


Untuk kali ini Ali harus sedikit hati-hati dalam bertindak, Ali sedikit terkejut ternyata dalang dibalik semua ini adalah orang yang cukup dekat dengannya.

Mulai saat ini Ali harus mengingat dan menanamkan ini dalam pikirannya 'Berhati-hatilah dengan seseorang sekalipun itu orang yang sangat kita percayai, karna terkadang musuh terbesar adalah orang yang dekat dan kita percaya.'

Ali berjalan seperti biasanya menuju ruangannya dan menyuruh Rian untuk memberikan beberapa berkas-berkas untuk hari ini. Setelah memastikan Rian benar-benar keluar dari ruangannya Ali menekan tombol otomatis yang membuat ruangannya kedap suara seketika tak lupa juga untuk mengunci pintu.

Ali mulai menjalankan misinya, pertama adalah memastikan bahwa ruangan ini aman tanpa cctv tersembunyi yang akan mengawasinya. Ali tampak menghela nafasnya lega bersyukur karna orang itu ternyata tidak melakukan hal sampai sejauh itu.

"Bodoh," ejek Ali terkekeh sinis.

Ali tampak mengeluarkan sejumlah cctv berukuran kecil yang telah Ia rancang sejak lama. Dengan gerakkan cepat dan lihai Ali tampak mulai menyebarkan alat penyedap suara dan cctv berukuran mikro itu mengelilingi ruangannya.

"Akhirnya kalian berguna juga," ucap Ali seraya memuji alat-alat yang Ia rancang semasa berada dibangku kuliah dulu.

Setelah semuanya terpasang sempurna sesuai yang Ia inginkan Ali dengan segera Ali menormalkan kembali ruangannya ke posisi awal. Ali tampak menyeritkan dahi saat tak mendapati flasdisk kesayangannya di laci meja kerjanya.

Apa orang itu yang mengambilnya? Jika iya maka akan ada masalah yang menyangkut dengan flasdisk.

"Sial!" umpat Ali pelan semua data-data penting perusahaan ada di dalamnya. Rupanya orang tersebut benar-benar ingin memainkannya. Dengan cepat Ali tampak meraih handphone nya berusaha menghubungi seseorang.

"Halo, pisahkan nama perusahaan yang berada dibawah naungan Saya dan beberapa milik Saya dibagian Eropa, alih namakan semuanya!" perintah Ali pada seseorang diseberang sana saat panggilan keduanya telah tersambung.

"Baik Tuan."

Tut.

Ali tampak mengetukkan jemarinya dimeja seraya sesekali memijit pelan dahinya. Sebenarnya apa motif orang tersebut melakukan semua ini?

Tok tok tok.

"Ya, silahkan masuk," Ali mengalihkan pandangannya yang semula menunduk menghadap ke arah meja menjadi ke arah pintu.

"Ada apa Rian?" tanya Ali membuka percakapan.

"Ini sudah jam makan siang Pak, apa bapak ingin Saya belikan sesuatu?" tanya Rian perhatian seraya menunduk hormat.

"Tidak, kau bisa keluar sekarang."

"Baik Pak, kalau begitu Saya permisi dulu," dengan segera Rian melangkahkan kakinya keluar ruangan Ali setelah berpamitan kepada atasannya itu.

Siang ini Ali berniat mengajak Prilly makan siang bersama di restoran yang sudah di booking dari beberapa hari yang lalu. Setelah Rian pergi dari ruangannya Ali langsung saja melangkahkan kakinya ke tempat parkiran VIP kantor untuk mengendarai mobilnya menuju tempat Prilly melaksanakan koas.

***

Ali sedang duduk dikursi kemudi seraya mengetukkan jarinya beberapa kali membentuk nada-nada untuk mengusir kebosanan yang tengah melandanya selama menunggu kedatangan Prilly, entah apa yang gadis itu lakukan lama sekali rasanya.

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang