CHAPTER 25

499 45 4
                                    

Krek

Seperti hari biasa Ali membuka pintu yang berada tepat disebelah kamarnya dengan perlahan. Perlu diketahui hal ini telah berjalan selama tiga hari semenjak hari dimana Ia mengungkapkan cintanya saat Prilly sedang tertidur pulas. Sungguh melelahkan bagi Ali harus bertindak seperti ini tiap harinya hanya demi untuk dapat tidur tanpa diusir oleh Prilly. Diusir?

Ya, pagi harinya saat Prilly bangun lebih awal daripada Ali, Ia dibuat terkejut setengah mati, apalagi dengan posisi Ali yang mendekap erat dirinya. Posisi ini terlalu intim untuk Prilly. Biasanya saat tidur bersama, Ali lebih memilih memberikan jarak dengan guling sebagai pemisah diantara mereka.

Kenapa Kamu bertindak seperti ini hanya demi menutupi kesalahan yang Kamu buat Ali? Bersikap seolah Kamu tidak tau apa yang terjadi. Memuakkan! Dan dengan hebatnya lagi Kamu berhasil membuat Aku jatuh ke dalam pesonamu. Cinta pertama yang mengenaskan. Ujar batin Prilly menatap Ali yang sedang tertidur pulas.

"Ihhh...BANGUN!!!" teriak Prilly tepat di telinga Ali.

"Kenapa Kamu berteriak bayi menyebalkan? Apa Kamu perlu sesuatu?" tanya ali beruntun disertai suara serak basah khas orang yang baru saja bangun tidur.

Tampan. Seru batin Prilly mengamati Ali

"Nanya lagi Lo, heh harusnya tuh Gue yang nanya kayak gitu. Ngapain Lo tidur disini pakai acara meluk lagi?"

Lain di hati lain lagi dimulut bukan? Dalam hati baru saja Ia memuji Ali tapi apa yang dikeluar dari bibir? Tidak sesuai kenyataan.

"Maaf," hanya kata itu yang Ali ucapkan sebelum berlalu pergi. Bukan apa, hanya saja suara teriakkan milik Prilly masih bergema dalam telinganya.

***

"Hari ini Kamu ada koas bukan?" tanya Ali mencoba mencairkan suasana yang sedari tadi hening.

"Hmmm."

"Hari keberapa?"

"Tiga."

"Mau Saya antar?"

"Gak perlu Gue bisa sendiri."

"Jangan lupa jaga kesehatan ya, minum vitamin, makan siangnya jangan lupa di jaga atau mau membawa bekal? Saya akan membuatkannya kalau Kamu –"

"Lo bisa diam gak sih?! Nanya terus dari tadi, ngeliat muka Lo aja udah bikin napsu makan Gue ilang ditambah lagi harus dengar ocehan Lo yang gak bermutu sama sekali."

"Cerewet," lanjut Prilly melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

"Kamu benar. Saya jadi berisik ya?" Ali terkekeh pelan ketika menyadari Ia berubah menjadi sosok yang cerewet.

"Ingat, Gue disini karna perjanjian kita bukan karna keinginan Gue!" Ali terdiam mendengarkan setiap perkataan Prilly yang menyakiti hatinya. Kenapa Prilly harus kembali mengingatkanya soal waktu yang semakin hari semakin menipis sedangkan Dia masih belum menemukan sedikitpun bukti. Terhitung sejak hari ini Ali masih memiliki waktu tiga hari, waktu berjalan terlalu cepat.

"Lagi-lagi Saya harus mengakui ucapan Kamu benar. Sebentar lagi semua akan berakhir, entah itu harus berakhir baik ataupun buruk pada akhirnya," mata tajam milik Ali tampak berkaca-kaca saat mengatakan semua itu, sungguh Ia tidak rela jika ini akan menjadi buruk nantinya.

Prilly terdiam tak mengucapkan sepatah katapun, emosinya yang meledak-ledak membuat ucapan yang Ia keluarkan semakin tidak terkontrol.

"Ohh tentu dong Gue emang selalu benar dan seharusnya perpisahan Gue sama Lo nantinya akan menjadi momen yang paling Gue nantikan dalam hidup."

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang