CHAPTER 30

489 45 5
                                    

Vater = Ayah

Mutter = Mama


SELAMAT BACA!

🍀

🍀

🍀

"Karna itu?" tanya Mawar membuka pembicaraan di antara kedua nya setelah mendengar penjelasan Prilly.

"Iya," jawab Prilly membalas.

"Lo nggak minta penjelasan dari Ali untuk kedua hal tersebut?" Prilly hanya menggeleng membalas pertanyaan Mawar.

Mawar tampak menghela napas nya sejenak di seberang sana, bingung ingin menangapi hal ini seperti apa. "Kalau gini Gue sih no komen aja lah. Gue yakin Lo sendiri juga udah cukup dewasa untuk memutuskan hal ini. Ya walaupun Lo bego sih untuk hal yang menyangkut cinta."

"Udah ah jangan cemberut gitu ah mukanya jselek tau!"

"Jelek Mawar bukan jselek," ralat Prilly membenahi ucapan Mawar.

"Yang ngomong jselek siapa?"

"Kamu."

"Ini mulut siapa?" tanya Mawar menunjuk mulutnya sendiri.

"Punya Kamu lah."

"Oh yaudah berarti suka-suka Gue lah mau ngomong kayak apa. Jselek atau jelek. Udah ah Gue mau tidur nih ngantuk. Nggak berasa ya udah hampir 3 jam kita ngobrol."

Mendengar apa yang Mawar katakan dengan segera Prilly mengalihkan pandangan nya untuk melihat jam yang tertera pada layar kanan bawah macbook milik nya.

"Iya juga ya mwehehe, dadah carlolina reaper kesayangan nya gak tau siapa."

Tut.

Panggilan tiba-tiba terputus, lebih tepat nya sengaja di putus oleh jemari mungil nakal milik Prilly. Ia memutuskan langsung saja merebahkan diri seraya memejamkan sepasang mata hazel milik nya. Hari yang panjang dan...melelahkan.

***

"Alex!" panggil seorang pria paru baya kepada seseorang yang di ketahui bernama Alex.

"Wo ist das Kind? Seine Mutter zurückschmeißen?(Dimana anak itu? Menjahili Ibu nya kembali?) " gumam pria baya tersebuat dengan logat jerman kental nya.

"Alex!"

"Alex!"

"Ali!"

Benar saja saat menyebut nama Ali, sesorang yang dimaksud langsung saja berlari dengan cepat menghampiri nya.

"Kenapa Vater memanggil ku dengan nama itu lagi?" protes nya dengan nada kesal.

"Itu nama Kamu kan?" tanya pria paruh baya tersebut disertai senyum nya. Rasa nya sangat senang bisa menjahili anak semata wayang nya.

"Denken Sie daran Vater, mein name ist Alex, nicht Ali. (Ingat Ayah, nama ku Alex, bukan Ali.)

"Gut, Alex, aber Vater wird dich immer noch Ali nennen (Baiklah, Alex tapi Ayah akan tetap memanggil mu Ali.)"

"Jadi apa yang Kamu lakukan tadi," lanjut pria paruh baya tersebut pada putra nya, Ali.

"Menjahili Mutter," ucap nya seraya terkekeh lucu. Mengingat apa yang Ia lakukan terhadap Ibu nya barusan, tiba-tiba saja Ia menjadi ingin tertawa terus. Rasa nya hidup seperti berjalan di pihak nya. Bahagia! Hal yang sudah lama tak di dapat nya.

Puas dengan pemikiran nya yang konyol, Ia kembali menatap sang Ayah dengan serius "Vater, kita akan mengadakan piknik besok bersama-sama," ingat nya kepada sang Ayah.

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang