CHAPTER 8 PERNIKAHAN DAN AWAL DARI HIDUP BARU

530 51 2
                                    

Hai semuanya, semoga kalian baik baik aja ya disana! Maaf jarang update lagi banyak tugas sekolah yang harus di selesaikan. Sedih bangat ya lihat yang baca dan vote dikit?Jangan lupa di share dan comment ya biar rame! Update selanjutnya ku usahain lebih panjang. Makasih buat yang udah baca dan vote. HAVE A NICE DAY ALL!

HAPPY READING!

next 30 vote!

*

*

*

"Morgan...saya harap kamu dapat menjaga putri saya dengan baik, jangan pernah menyakitinya karena dia itu special," ucap Edwin sambil memeluk Ali.

"Akan saya usahakan pa."

***

"Ali, sini aku iketin dasinya." Ya, seperti ini lah rutinitas baru gue di pagi hari

"Ali, sarapannya udah aku siapin. ALIII..." aduh mana sih tuh orang

"Jangan berteriak di dalam rumah, aku harus segera berangkat ke kantor," sautnya sambil berjalan dengan terburu-buru. Yaaa... masa sarapannya gak dimakan sih, kan gue udah bela-belain bangun pagi buat masak nya. Gue bawa ke kantornya aja kali ya, selesai ngampus gue ke kantor Ali si manusia dingin tapi ganteng ehhh....

***

"Ehh...itu mawar berduri kan? Yaudah deh samperin aja,"ucap gue sambil berlari-lari kecil

"1...2...3... MAWARRR! Buahahahaha...." Teriakan gue yang berhasil membuat dia terlonjak kaget.

"AYAM...ANJING...MONYET," ucap dia latah. Aduh bahaya nih satu, dua, tiga gue harus kabur.

"1...2...LARII,"

"AWAS YA LO, KALAU KETEMU GUE PENYETIN LO!" teriaknya kesal. Mampus gue, aduh gue langsung ke kelas aja kali ya. Pasti dia gak bakal bisa masuk,kan bentar lagi gue masuk, kuy lah.

***

Setibanya di kantor ali, gue langsung berjalan menuju ke resepsionis.

"Maaf, mba. Pak ali nya ada?" tanya gue ke resepsionis yang ada di kantor ali. Buset dah berapa kilo tuh make up nya tebel banget, berasa liat cabe cabean dah.

"Pak ali?" tanya nya dengan nada sinis.

"Maksud saya pak morgana, saya mau ketemu apa ada?" tanya gue yang berusaha ramah.

"Anda siapa ya, udah buat janji sebelumnya?"

"Saya istrinya, apakah saya harus membuat janji untuk bertemu suami saya sendiri?" jawab gue sambil senyum ramah.

"Anda...istrinya?" sambil natap gue dari atas sampai bawah.

Gue colok juga tuh mata, emang ada yang salah ya dari penampilan gue. Sabar sabra, Tarik napas hembuskan... mari kita hadapi dia.

"Iya, ada masalah?"

"Lo, istrinya? Hahahaha... jangan mimpi deh. Masa anak SMA modelan kayak lo istri pak morgana? Mending sekarang lo pulang, mandi, gosok gigi, cuci kaki, mimi susu, terus tidur!" ujarnya menghina, sambil menetap gue dengan tatapan yang bisa dibilang sangat tidak bersahabat.

"Maksud lo apa?" tanya gue gak kalah sinis nya sama dia, habis sudah kesabaran gue.

"Lo pulang sendiri atau gue suruh security buat ngusir lo?"

"Awas ya lo, lihat aja apa yang bisa gue lakuin," ujar gue sinis, sambil berjalan menuju ruangan ali yang bahkan gak gue ketahui dimana letaknya. Baru beberapa langkah gue jalan mba-mba resepsionis yang lebih mirip cabe cabean nahan tangan gue, sambil menjambak rambut gue.

"Eh...lo gak usah kasar bisa gak?" ujar gue yang berusaha nahan tangan dia agar bisa lepas dari jambakan nya.

"Hahahahaha... makanya gak usah ngelawan gue," tawa sinis nya begitu memekakkan telinga, mengalihkan perhatian semua karyawan yang sedang bekerja ke arah kami.

Rintihan kesakitan mulai terdengar air dari mata indah itu mulai mengalir, tidak ada satupun dari karyawan yang melihat mencoba memisahkan kedua orang yang sedang bertengkar itu, sampai akhirnya sebuah suara mengintrupsi. Sontak saja hal itu membuat semua orang ya ada diruangan itu mengalihkan tatapannya ke arah suara tadi.

"Pak...pak morgana..." ucap sang respsionis terbata.

Rupanya suara mengintrupsi tadi adalah suara ali, awalnya dia berniat untuk makan di restoran yang tak jauh dari kantornya, namun yang ia dapatkan setelah turun dari lift adalah suara berisik yang begitu menggangu pendengarannya. Dengan tatapan datarnya ia menatap intens sang pelaku yang membuat kekacauan di kantor.

"Ada apa ini, kenapa anda membuat kekacauan di kantor saya?" tanyanya sambil menatap dua orang di depannya.

"Anu pak...Anak kecil di depan ini tadi mengaku sebagai istri bapak dan dia juga memaksa untuk bertemu dengan bapak, jadi saya suruh pulang," jawabnya sambil menampilkan senyum terbaiknya.

"Apa yang kamu lakukan, sampai dia menangis seperti ini?"

"Gak ada pak, dianya nya aja yang cengeng," jawab sang resepsionis tegas.

"Bohong, tadi dia jambak aku hiks...hiks," jawab prilly sesegukan, sambil menahan nyeri di kepalanya, akibat jambakan resepsionis tadi.

Mendengar jawaban itu sontak sang resepsionis melotot kan matanya, karna gadis di depannya baru sajamembongkar kebohongan yang ia buat. Karna tidak terima kebohonhgannya di bongkar oleh gadis mungil di hadapannya nya, ia segera mengelak.

"Eh lo jangan bohong ya!"

"GUE GAK BOHONG!" pekik prilly nyaring, karna tak terima dituduh akhirnya dia beralih manatap sang suami seolah berharap agar untuk percaya bahwa dirinya tak berbohong.

Melihat semua kekacauan yang terjadi ali berjalan dengan cepat manarik prilly ke ruangan nya, dia tak ingin kantornya kembali hal yang tak dia inginkan.

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang