CHAPTER 38

729 58 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 11 malam tepat saat salah seorang berjenis kelamin laki-laki bangun. Mata nya mengerjap pelan menyusuaikan penglihatan nya dengan cahaya.

Merasa ada kehadiran sosok lain di dalam kamar nya Ali mengalihkan penglihatan nya menatap Prilly yang masih terlelap dengan nyaman nya di bawah selimut. Dengan pelan di lepas nya dekapan mereka.

Setelah pelukan mereka terlepas Ali memutuskan untuk ke dapur membuat makan malam, tapi sebelum itu di kecup nya hangat kening Prilly.

Dengan bahan dapur yang lengkap di kulkas nya Ali mulai berkutat untuk membuat makanan. Jemari nya terlihat begitu piawai saat menggunakan pisau dan alat masak lain nya.

Aroma masakan Ali yang dapat membuat perut bergetar tampak nya berhasil memancing Prilly untuk segera beranjak bangun. Prilly tampak menggeliat malas di atas ranjang, lalu setelahnya Ia memutuskan untuk memasuki kamar mandi untuk sekedar membilas wajah nya sebelum akhir nya beranjak keluar dari kamar.

Baru saja kaki nya akan menginjak area dapur, mata nya sudah di suguhkan pemandangan pujaan hati nya yang tengah memasak. Prilly tersenyum tipis memperhatikan Ali yang benar-benar terlihat lihai saat memasak.

Perlahan Prilly melangkah mendekat ke arah Ali. Dengan sekuat tenaga Prilly berjalan mengendap-ngendap saat jarak Ia dan Ali semakin dekat. Dipeluknya tubuh kekar itu dari arah belakang.

"Astaga," pekik Ali kaget saat mendapati Prilly yang tengah memeluk nya.

"Hehehe...maaf." Prilly mengacungkan jari tengah dan telunjuk nya membentuk tanda damai.

"Kamu sudah bangun lama?" tanya Ali seraya melanjutkan kegiatan memasak nya yang tertunda.

"Baru aja kok."

"Eh ngomong-ngomong kok Kamu bisa masak sih, sejak kapan?" lanjut Prilly bertanya.

"Bisa karena terbiasa. Sejak Aku kuliah."

"What?! Sejak kuliah? Berarti udah lama dong, kok Aku nggak pernah tau ya?"

"Karena Kamu belum cukup mengenal Aku."

"Ok abis makan kita saling share hal apa yang kita suka dan nggak suka ya? Sekalian tuh Kamu ceritain apa yang Kamu maksud di mobil tadi."

"Baiklah nona cerewet, sekarang kita makan ya." Ali berjalan menata satu persatu piring yang berisikan makanan.

"Loh kok Kamu masih berdiri disitu? Nggak mau mencoba masakan yang Aku buat?" tanya Ali menatap Prilly yang masih setia berdiri di dapur dengan posisi menghadap ke arah nya.

"Gendonggg," rengek Prilly manja seraya mengulurkan kedua tangan nya meminta untuk Ali agar segera menggendong nya.

"Gendong?"

"Iyaaa...sini, Kamu jadi cowok nggak peka banget sih. nggak ada romatis-romantis nya," cibir Prilly yang disertai nada rengekan nya.

"Kalau mau yang romantis itu sama Rian," sindir Ali seraya menggendong Prilly menuju meja makan.

"Bisa gak sih gak usah bahas dia lagi?!" tanya Prilly saat sudah menduduki kursi nya.

"Lah tadi yang nyari ribut siapa? Yang ngatain orang gak romantis siapa?" tanya Ali dengan tangan yang fokus untuk mengambil makanan dan menaruh nya di piring.

"Iya...iya. Semua cowok emang gitu ya?"

"Gitu apa?"

"Nggak peka!" pekik Prilly nyaring.

"Papa sama Adik kamu juga dong?" tanya Ali jahil. Kedua alis nya Ia naik turunkan dengan niat menggoda Prilly.

Melihat Prilly hanya diam seraya menatap nya tajam Ali kembali melanjutkan kalimat nya bermaksud membuat Prilly kesal. "Ayolohh nggak sopan loh ngatain orang tua, apalagi Papa sendiri. Dosa bisa masuk nera—"

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang