CHAPTER 16

513 40 3
                                    


Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana orang-orang akan terbebas dari segala kegiatan yang menyita waktu dan perhatian mereka. Tak jarang dari mereka memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang yang dicintai. Ali dan Prilly adalah salah satunya.

"Ali," panggil Prilly pada Ali yang tengah mengecek email di laptop.

"Hmm," dehem Ali yang masih tetap setia mengecek email penting dari sekertarisnya.

"Jalan-jalan yuk! Aku bosan nih dirumah," ajak Prilly.

"Lain kali saja, Saya sedang sibuk," balas Ali sambil melangkah menuju ruang kerjanya dengan Prilly yang mengekor dari belakang.

"Tapi Aku bosan, Ali," rengek Prilly manja.

Ali yang merasa tak tega kepada Prilly pun memutuskan untuk menghabiskan waktu nya bersama. Soal pekerjaan itu bisa diurus nanti malam, karna yang terpenting sekarang adalah Prilly. Kalaupun mereka tidak jalan-jalan pasti Ali juga tidak akan bisa mengerjakan pekerjaanya. Prilly itu sangat bawel dan cengeng, jadi dia tidak mau sampai pekerjaannya terganggu. Lagi pula jika dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk menghabiskan sedikir waktu bersama Prilly.

"Iyaa, bersiap-siaplah!" pinta Ali yang mendapat pekikkan bahagia dari Prilly.

"Yeay...Aku siap-siap dulu ya." Prilly langsung masuk kedalam kamar dan bersiap-siap dengan cepat. Senyum bahagia tak pernah lepas dari bibirnya sedari tadi, siapa sangka Ali akan mengiakan ajakannya padahal dia tahu Ali sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya.

***

Saat ini keduanya tengah berada di mall milik Ali. Prilly menghembuskan nafas leganya ketika berhasil menghabiskan 2 piring steak yang telah dipesannya. Dua piring? Bahkan Ali saja belum menghabiskan satu piring steaknya. Ia menyengir dengan wajah tanpa dosanya ke arah Ali yang menatapnya datar.

"Kamu udah selesai belum makannya? Kalau udah kita jalan-jalan yuk!" ucap Prilly saat melihat Ali yang membersihkan mulutnya dengan tisu. Tanpa menjawab pertanyaan dari Prilly langsung saja Ali bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari restoran tersebut. Prilly yang melihat Ali bangkit dari duduknya pun menyusul Ali dengan tangan kanan yang melingkar pada lengan kiri Ali.

"Sekarang mau kemana?" tanya Ali yang mesih fokus menyetir.

"Ke taman dekat rumah yuk!" ajak Prilly.

"Tidak, Saya tidak mau!" balas Ali cepat. Prilly langsung saja menoleh ke arah kemudi menatap Ali dengan dahi yang berkerut.

"Ihh...emang kenapa?" tanya Prilly dengan bibir mengerucut.

"Taman seru tau!" lanjut Prilly.

"Tidak," balas Ali lagi.

"Yahh...Ali. Aku kan mau ke—" ucap Prilly terputus oleh Ali.

"Sekali tidak tetap tidak!" ucap Ali dengan nada sedikit meninggi. Pandangan matanya tak pernah lepas dari arah jalan.

"Tapi aku mau jalan-jalan Ali," ucap Prilly lirih.

"Kamu bisa kemana saja yang kamu mau, terkecuali taman."

"Yaudah kalau gitu pulang aja, aku gak mau kemana-mana lagi," ucap Prilly dengan mengalihkan pandangan matanya menatap kesamping kaca mobil.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Prilly membuat Ali menghela nafas panjang berusaha sabar. Ali tidak ingin kehilangan kendali dan membentak Prilly. Ali bukan orang yang sabar, jadi lebih baik dia memilih diam.

***

Mobil milik Ali kini sudah terpakir di teras rumahnya, langsung saja Prilly keluar dari mobil dengan wajah yang ditekuk sedemikian rupa, dan berjalan ke arah kamarnya dan Ali. Ali mengekor dibelakang Prilly sdetelah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi.

HATE BE LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang