Erdziegel. Sekolah besar, namun tidak terlalu besar, adalah sekolah yang terdiri dari 973 anak murid dan terbagi atas 7 kelas. Perlu menghabiskan 7 tahun bersekolah agar lulus dari sekolah ini.
Mulai dari kelas 1 diisi oleh anak yang berusia sekitar 11 tahun, sampai seterusnya.
Hari ini, hari Senin, hari pertama tahun ajaran baru dimulai. Seperti biasanya, Liam, Louis, dan Niall berkumpul di ruang kumpul.
"Oh, come on, Liam. Liam! Payno!" ujar Niall menggerutu melihat Liam masih duduk asyik bermain game. "Ayo ke kantin!"
"What the f*ck is wrong with you, Neil?" Louis yang bertanya melangkah masuk ke dalam ruangan, bergabung dengan Liam dan Niall.
"Gue laper, bro," jawab Niall. "Gue laper banget," lanjutnya. "And he?" Niall menunjuk Liam. "He's just sitting down there and playing his stupid game console!" Niall menjawab kesal, Louis tertawa melihat wajah sebal Niall. Niall kesal terhadap Louis karena tidak mengerti keadaannya, mereka berduapun beradu mulut. "...dan lo tau, Louis?"
"What?" Louis membalas dengan menutupi tawanya.
Niall mendekat dan mengatakan, "my name is Niall, Ni-All. So don't call me 'Neil' anymore! Never!"
Louis pun tertawa sangat lega. "Well, I won't call you with that stupid name, Neil."
"Ugh, never mind," balas Niall sambil memutarkan bola matanya. "So? Canteen?"
"Tungguin Zayn," balas Liam tiba-tiba, ia masih melanjutkan game-nya.
"Eh? Where's Zayn?" Louis bertanya, ia baru tersadar bahwa Zayn tidak berada di ruang kumpul.
"Ngurusin mereka. Mereka baru, sekarang tahun pertamanya," jawab Liam mengarahkan jari telunjuknya ke luar pintu ruang kumpul tersebut, sedangkan matanya masih tertuju pada game yang dimainkannya. Louis pun menengok ke pintu.
"Lah kemaren katanya dia ke sekolah, itu ngapain?" Niall bertanya semakin menggerutu dan Liam langsung memutus pertanyaan gerutu Niall yang mengerikan, "lo pikir MOS cuma sehari?"
"ARGH! I CAN'T! YOU'RE INSANE! YOU ALL ARE INSANE!" Niall berteriak dan kekesalannya memuncak. "Nanti di aula juga ketemu!" Niall berteriak lagi. "I'm leaving..." Niall memutus perkataanya dengan dramatis. "...with, or without you."
"What's wrong with that kid's brain?" Louis tertawa melihat Niall keluar dari ruang kumpul dengan membanting pintu, Liam pun ikut tertawa dan segera mematikan game-nya. Mereka berdua keluar menyusul Niall tepat di belakangnya.
Liam dan Zayn adalah sepasang kekasih. Kini orang tua Liam sedang bekerja di luar kota sejak pekan kemarin, mungkin sampai beberapa bulan ke depan. Liam meminta Zayn untuk menemaninya dengan menginap di rumah Liam.
Liam, Niall, dan Zayn baru saja menempati kelas 6 tahun ini, sedangkan Louis menempati kelas akhir.
Di luar ramai sekali banyak anak kelas satu melihat-lihat kagum sekeliling sekolah. Memang benar, sekolah itu sangat besar dan bagus sekali.
Liam, Louis, Niall, dan Zayn termasuk dalam urutan laki-laki tertampan di sekolahnya. Sehingga jelas, geng mereka sangat dikenal di kalangan siswa-siswi maupun guru-guru di Erdziegel.
Tanpa berpikir lama, mereka bertiga pergi ke kantin dengan Niall yang memimpin.
Ketika mereka berjalan di koridor, tiba-tiba Liam tertabrak. "Ouch! You dumb! I-" Liam memandang kakinya, lalu menengok ke atas, ke wajah orang yang menginjaknya itu. "Eh? Zayn, babe," aneh sekali, wajah Liam berubah menjadi sama sekali tidak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry Stylinson
FanfictionNiall, Liam, dan Zayn ingin sekali mencarikan wanita untuk temannya yang satu ini, Louis. Sudah 7 tahun Louis berada di Erdziegel, ia sama sekali tidak menemukan pasangan yang cocok. Dan, pada akhirnya, di tahun terakhirnya ia di Erdziegel ia menemu...