"Because it's not. We're not."
"So, now..." ujar Louis. "Lo nyoba buat nyulik gue?"
"Yes, I'm a kidnapper, Loueh. You should scared of me right now, Tomlinson," ujar Harry sambil memberatkan suaranya.
"Wow, okay, then..." Louis membalas menaikkan alisnya. "Anda mau bawa saya ke mana... Mr. Styles?
Harry mencoba tidak tertawa. "Ke suatu tempat, disebut... sarang penjahat?"
"No, Harry. Seriously," balas Louis dengan cepat. "Where are we going to?"
"I've told ya!" Harry membalas dengan tertawa.
"No, Harry. Come on!" Louis berteriak. Harry pun tertawa melihat Louis.
"Hold on..." ujar Louis sambil melihat ke depan dan ke belakang jalanan. "Gue tau ni jalan... rumah Liam? Ngapain kita ke rumah Liam?"
Harry tidak menjawab apapun, ia langsung membelokkan mobilnya menuju pekarangan rumah Liam. "Kita sampe."
"Yeah, we are," ujar Louis membuka sabuk pengamannya, dan keluar dari mobil Harry.
"Zayn sama Liam ga di rumah, tapi gue pegang kuncinya. Gue mau ke kamar mandi dulu, lo tunggu di sini, okay? Bilangin kalo mereka udah pulang," ujar Harry menjelaskan. Louis pun mengangguk paham dan Harry pergi ke dalam rumah Liam untuk buang air kecil di kamar mandi seperti yang ia katakan.
Louis menunggu di depan pintu rumah Liam, ia melihat sekitar dan ia melihat mobil Liam, ia pun menaikkan alisnya.
Tiba-tiba Harry berteriak dari dalam, "Louis! What time is it?"
"Huh? It's 12 half- OH, SH*T!" Louis sedikit berteriak, ia terkejut karena lampu di rumah Liam tiba-tiba mati total semua. "Harreh?" Louis berteriak memanggil Harry dari luar pintu. "Harry? Where are you?"
"Louis?" Harry membalas sapaan Louis. "Where are you?"
"I'm here! Are you okay?" Louis mecoba masuk ke dalam rumah Liam yang gelap, ia tidak bisa melihat apapun. "Harry?" Louis memanggil lagi, tetapi Harry tidak menjawab. "Harry?" Louis menaikkan volume suaranya, ia tetap berjalan masuk mencari Harry. "Harry, lo tau ga kenapa mobilnya si Liam di sini? Emangnya mereka keluar naik apa?" Louis tetap berjalan dengan pelan. "Harry?" Louis terus memanggil Harry.
"Emang ada apaan sih jam satu kurang tengah malem begini?" Louis berbisik. "Hold on..." ia menyadari sesuatu di otaknya. "Tengah malem...?" Seketika, seluruh rumah Liam langsung terang benderang. Louis mengedipkan matanya berkali-kali, "what the..."
"Loueh, look behind you," ujar Harry dari belakang Louis.
"SURPRISE!" Semua orang berteriak mengejutkan Louis.
"OH, F*CK ME!" Louis berteriak terkejut sambil memegang dadanya dan mencoba untuk bernapas. Louis juga melihat Niall di sana.
"Lebay," ujar Liam.
"Oh, jadi itu alesannya kenapa mobil lo di sini," balas Louis. "What's this all about?"
"Well, someone... one of us... is turning 19 tonight," ujar Harry menjawab Louis.
"W-wha...?" Louis bingung tetapi terlihat senang.
"Can we sing a song to our oldest member of the group?" Harry menghapiri Louis dan merangkulnya. Louis menatap Harry disertai dengan senyumannya.
Semua pun mulai bernyanyi.
"Happy birthday to you..."
"Happy birthday to you..."
"Happy birthday dear Louis..." Harry memegang pipi Louis.
"Happy birthday to..."
"You." Harry menyelesaikan nyanyian dengan menyentuh hidung Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry Stylinson
FanfictionNiall, Liam, dan Zayn ingin sekali mencarikan wanita untuk temannya yang satu ini, Louis. Sudah 7 tahun Louis berada di Erdziegel, ia sama sekali tidak menemukan pasangan yang cocok. Dan, pada akhirnya, di tahun terakhirnya ia di Erdziegel ia menemu...