"Oh, sh*t!-"
Louis melangkah masuk dan melihat Harry sedang mengacak-acak tas ranselnya dan sedang tidak memakai pakaian. Harry pun langsung menengok ke belakang, "WHAT THE HELL ARE YOU DOING HERE?"
"Well... I-I... um... nothing," jawab Louis gugup, ia membeku.
"NOTHING?" Harry membalas ia menutupi seluruh kakinya dengan kausnya.
"Gue ga liat, gue ga liat," ujar Louis. "No, no, no. I swear."
"THEN? WHAT ARE YOU DOING-"
"Cuma mau ngambil tissue aja," balas Louis memutus perkataan Harry.
"Ya, di meja," balas Harry sambil mengarahkan kepalanya ke arah meja Liam.
Louis pun ke pergi ke meja tersebut, dan Harry lanjut memakai celananya. Louis sedikit mengintip Harry berganti mungkin tiga kali.
Astaga, Louis ini!
Louis pun membuka pintu setelah mengelap wajahnya, dan sekali lagi ia mengintip Harry. Ia pun keluar kamar Liam.
Di luar, Liam juga keluar dari kamar orang tuanya. "Lou, lo kenapa senyum-senyum?" tanyanya.
"Huh? Engga. Apaan sih lo," balas Louis kesal, Liam merusak susana, pikirnya.
"Lou, bukannya Harry lagi ganti baju?" Niall tiba-tiba menghampiri mereka.
"HUH?" Liam pura-pura terkejut dan Zayn pun juga menghampiri mereka sambil memasang muka terkejutnya. "Lo- bener-bener lo, Lou," ujar Liam.
"Apaan sih ga jelas," balas Louis sambil tersenyum.
"Tapi gue bener, 'kan?" Niall bertanya lagi.
"Ya... iya-"
"Astaga, Lou, otak lo," ujar Liam memutus balasan Louis.
"Apaan sih, orang gue ga mikir apa-apa," balas Louis.
Teman-temannya pun merangkulnya dan semakin meledeknya. "Elah, gapapa sih, Lou. Biasa, namanya juga-"
"What did I miss?" Harry keluar sambil memakai kausnya.
"See?" ujar Niall.
"Harry! Lad! You miss anything, mate," jawab Liam sambil merangkul Harry.
"What is it?" Harry bertanya.
"Well..."
"Noting! Erm... you miss nothing!" Louis membalas dengan cepat. "Ayo sekarang berangkat."
"Entar dulu, itu roti lo udah gue bikinin di meja makan," balas Harry menyela. "Bentar gue mau ke dalem. Itu ambil aja, Lou."
"Ekhem..."
"Ekhem, aduh batuk..."
"Aduk keselek..."
"Ekhem, dibikinin pacar..."
"Ekhem, dibuatin suami..."
"Manja banget, entar kalo udah nikah-""Lo bertiga berisik banget kenapa sih?" Louis memutarkan bola matanya.
Tidak lama kemudian, Harry keluar kamar dengan membawa tas ranselnya. "Lo mau ganti baju?"
"Ga, ga usah, ini aja," jawab Louis.
Liam, Zayn, dan Niall memberikan senyum mengerikannya kepada Louis, Louis memutar bola matanya. Liam pun juga mengambil koper kecilnya, begitu pun Niall. "Ayo kita berangkat!"
Mereka berlima pun keluar rumah Liam bersama barang bawaan mereka. Setelah Liam mengunci pintunya, semuanya masuk ke mobil Liam dengan Louis yang menyetir.
Mereka berlima berbincang, bernyanyi, bercanda, dan tertawa bersama selama perjalanan. "...tau! Mana tadi pagi lo berdua susah banget dibangunin," ujar Niall sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry Stylinson
FanfictionNiall, Liam, dan Zayn ingin sekali mencarikan wanita untuk temannya yang satu ini, Louis. Sudah 7 tahun Louis berada di Erdziegel, ia sama sekali tidak menemukan pasangan yang cocok. Dan, pada akhirnya, di tahun terakhirnya ia di Erdziegel ia menemu...