Little Bad Nice Night

105 12 13
                                    

Louis melihat-lihat sekitar toko baju tersebut, dan ia mencari-cari baju yang cocok dengan Harry. Ketika Louis sedang berjalan melihat-lihat, ia tiba-tiba menginjak kaki seseorang. "Eh- sorry, sorry..." Louis meminta maaf kepada seseorang yang tadi ia injak dan belum melihat muka orang tersebut, yang ia tahu pasti ia seorang gadis. "Eleanor?"

"Louis?" Balas gadis itu. "What are you doing here?"

"Emang gue ga boleh jalan-jalan di mall?" Louis membalas dengan nada sassy-nya.

"No, I mean..." Eleanor menjawab dengan gugup.

"Lo sendiri ke sini?" Louis bertanya.

"Yeah," jawab Eleanor. "You too?"

"No," jawab Louis. "Gue sama Harry."

Eleanor pun menaikkan alisnya dan memasang wajah malasnya. "Well, I just-"  

Eleanor belum sempat melanjutkan perkataannya karena diputus seseorang yang memanggil Louis. "Louis? I just want your opinion about..."

Eleanor dan Louis pun menengok ke belakang dan melihat seorang laki-laki.

"Harry!" Louis berteriak sedikit. "Gue nyariin lo tadi."

"Well," balas Harry dengan gugup. "Gue juga nyariin lo tadi."

"By the way, ada Eleanor di sini juga. Tadi barusan kita ketemu," balas Louis, Eleanor pun tersenyum dan melambaikan tangan kepada Harry.

"Yeah, and I'm about to go," balas Harry.

"W-what?" Louis terheran dengan Harry, tetapi Harry sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan Eleanor dan Louis.

"Dia kenapa?" Eleanor bertanya hanya penasaran, bukan peduli.

Louis sedikit tidak sadar bahwa gadis ini berada di sebelahnya. "No one knows," jawab Louis. "But I'll figure it out."

"W-what?" Eleanor membalas bingung.

"Jangan niru gue?" balas Louis sinis. "Anyways, see you later. Bye," lanjutnya dengan nada malas dan langsung pergi meninggalkan Eleanor.

Louis keluar dari toko tersebut dan berjalan mencari Harry. "Harry?" Louis terus berjalan sepanjang mal mencari Harry.

"God!" Louis berteriak sehingga membuat orang-orang di sekitarnya melihatnya, kemudian ia berpikir untuk menelponnya. Louis mengeluarkan ponsel dari saku celananya, ia mulai memanggil Harry. Betapa sialnya ia, Harry tidak menjawab-jawab panggilannya. Tidak lama kemudian, baterai ponsel Louis sudah habis total, dan ponselnya mati. "Oh, come on!"

"For heaven's sake, Harry! Where are you?!" Louis pun seketika teringat sesuatu, dan ia segera pergi ke ujung mal. Mal itu mempunya balkon di lantai paling atas.

"Harry?" Louis terus memanggil Harry berharap ini tempat pencarian terakhirnya. Seorang anak laki-laki yang sedang bersandar di pinggir balkon menengok dan menangkap arah pandangan mata Louis. Anak laki-laki itu tersadar bahwa yang memanggilnya adalah Louis, ia pun langsung berbalik badan dan bersandar di pinggiran balkon mal tersebut. Louis menghembuskan napasnya, ia merasa bersalah meskipun ia tidak mengetahui apa kesalahannya.

Dan akhirnya, Louis menemukan Harry. Ia pun menghampiri Harry, "Hey..." Louis berdiri di sebelah Harry. "Harry..." Ia terus memanggil Harry. "Harry, are you okay?" Louis bertanya, tetapi Harry tidak menjawab panggilan apapun dari Louis. Tidak lama kemudian, air mata Harry turun, dan tentu saja Louis menyadari hal tersebut. "Harry? Why are you crying?" Louis bertanya dan merangkul Harry. Harry ingin mengatakan bahwa ia tidak ingin dirangkul Louis, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan sebuah katapun dari mulutnya. "Hey, I'm so sorry if I-"

Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry StylinsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang