Louis pun segera berjalan ke kamar orang tua Liam, di sana Liam dan Zayn berada. Louis mengetuk pintu kamar tersebut, sepertinya mereka berdua sudah tertidur. "Liam?" Louis memanggil sambil mengetuk.
"Hmmm? Hold on!" Liam menjawab. Liam memakai celananya kemudian menghampiri Louis dan membukakan pintu untuknya.
"Zayn udah tidur?" Louis bertanya basa-basi. Liam tidak menjawab apapun, ia hanya menguap karena sangat mengantuk. "The thing is..." Louis melanjutkan. "Gue tidur di mana?"
"Lah? Lo tidur sama Harry di kamar gue sono," balas Liam. "Udah ah gue mau tidur, ngantuk," ia mencoba menutup pintunya. Louis pun menghalangi pintu Liam dan masuk ke dalam kamar tersebut. "Lo mau ngapain si?"
"Apa maksud lo gue tidur sama Harry?" Louis langsung bertanya. Mereka pun berdebat kecil sambil berbisik-bisik di dalam kamar itu. "...no, Liam. You can't-"
"Yes, I can," balas Liam memotong ucapan Louis. "Harry! Lo tidur sama Louis di kamar gue, ya? Nanti Louis kasih tau kamar gue yang mana!" Liam berteriak dari kamar.
"Okay," balas Harry.
Liam pun menaikkan alisnya, menandakan ia menang.
"What?!" Louis sedikit berteriak.
"Shhh! Pacar gue lagi tidur!" Liam membalas Louis kesal. "See? He agreed," lanjutnya. "Sekarang, lo keluar. Gue mau tidur. Lo berisik. Sono pergi!" Liam mendorong Louis keluar kamar.
Louis masih membeku, kemudian ia berbalik menatap Harry. "Erm..."
"Mau tidur?" Harry bertanya memulai obrolan.
"Yeah, great idea," balas Louis.
Harry sedikit mengangguk. "Di mana kamarnya Liam?"
Louis yang sedang menatap Harry langsung tersadar. "Oh, follow me," jawab Louis sambil menunjukkan kamar Liam kepada Harry. "Gue ga pernah masuk ke dalemnya si..."
Harry dan Louis pun masuk ke dalam kamar Liam, mereka hanya melihat satu tempat tidur kecil sepertinya itu hanya untuk Liam sendiri.
Harry langsung membuka mulutnya, "gue tidur di bawah."
Louis yang sedang memandang tempat tidur tersebut langsung menatap Harry dan membalas, "ga, gue yang tidur di bawah. Lo tidur di kasur."
"Ga, lo yang tidur di kasur," balas Harry dengan cepat. Dan perdebatan antara Harry dan Louis di tengah malam pun berlangsung.
"Harry, listen to me!" Louis memegang pundak Harry. "Lo udah nyiapin ini semua, lo yang nyetirin gue tadi-"
"Banyak alesan," balas Harry memutus perkataan Louis.
"Okay, gunting, kertas, batu," balas Louis. Terpaksa Harry mengiyakan ajakkan Louis. Louis pun mulai menghitung maju, "one... two... thr-" Ia memutus hitungannya tiba-tiba dengan sengaja.
Louis belum menyelesaikan kata-katanya sampai hitungan ke-tiga, tetapi Harry sudah mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengahnya,
"Three!" Louis pun cepat-cepat melebarkan jari-jari tangannya menyerupai kertas. "Gunting! Lo gunting!" Louis sedikit berteriak sambil menunjuk ke arah tangan Harry. Harry yang sedang memerhatikan tangannya dan tangan Louis, langsung beralih menatap Louis dengan menyipitkan matanya. Dan Louis yang tadinya terlihat senang langsung mengubah ekspresinya menjadi wajah memelas. "Yah... gue kalah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry Stylinson
FanfictionNiall, Liam, dan Zayn ingin sekali mencarikan wanita untuk temannya yang satu ini, Louis. Sudah 7 tahun Louis berada di Erdziegel, ia sama sekali tidak menemukan pasangan yang cocok. Dan, pada akhirnya, di tahun terakhirnya ia di Erdziegel ia menemu...