Louis Picks Harry Up

126 12 10
                                    

Di apartement-nya, Louis mandi membersihkan dirinya dari keringat-keringat bekas latihan. Setelah mandi, Louis membuka lemari pakainnya. Louis melihat kemeja abu-abunya di gantungan bajunya. Baru saja ia ingin mengambilnya, tetapi, perhatiannya tertuju pada sweater putihnya. Louis mengambil lipatan sweater putihnya dan memutuskan untuk memakainya bersama dengan celana panjang hitamnya.

Louis membuka ponselnya, ia melihat notifikasi dari grup chat teman-temannya.

___________________________________________________________
The Boys

Zayn
eh gue sama liam on the way
Niall
ok ok gue beramgkat
typo
make n

okay gue juga

Niall
caelah jemput pacar

apasi b*go

Niall
canda lou
sensi amat
Liam
yel buru jalan
Niall
omw
___________________________________________________________

Louis menutup kembali ponselnya, ia kesal dengan Niall yang meledeknya tadi, tetapi anehnya, ia juga tersenyum-senyum melihat balasan Niall yang seperti itu.

Louis mengambil kartu apartemen, dompet, dan kunci mobilnya. Louis keluar dan mengunci pintu kamar apartemen-nya, ia menggenggam dompet dan ponselnya. Louis berjalan memasuki lift, ia menekan tombol 'P1.'

Sesampainya di basement, Louis keluar lift dan mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celananya. Louis menekan tombol unlock dari kunci mobil tersebut, lalu mobilnya berbunyi. "Oh, there you are." Louis langsung berlari menuju tempat mobilnya diparkirkan. Louis masuk ke dalam mobilnya, ia menyalakan mesin mobilnya, dan langsung menancap gas keluar dari basement apartment-nya.

Sekitar pukul sembilan kurang, Louis turun dari mobilnya tepat di depan rumah nomor 317. Louis masuk ke halaman rumah itu dan berdiri di depan pintu rumah tersebut, lalu ia menekan bell yang berada di sebelah pintu.

"Wait!" Terdengar teriakan seseorang dari dalam rumah. Orang itu keluar, ternyata ia seorang gadis yang berusia tidak jauh dari usia Louis, sekitar 20-21 tahun. Louis menaikkan alisnya sedikit. "You must be Harry's friend," ujar gadis itu. Louis tidak menjawab apapun, ia hanya mengangguk. Gadis itu mengulurkan tangannya, "I'm Gemma."

"Louis," balasnya sambil bersalaman.

"Harry lagi ngambil handphone-nya," ujar Gemma. "Sebentar lagi juga turun. Mau masuk dulu, Louis?" Gemma bertanya mengajak Louis masuk. Louis baru ingin menjawab ia di luar saja, tetapi, seorang anak laki-laki muncul di belakang Gemma.

"He's here?" Tanya anak laki-laki tersebut.

"Ah... there he is," ujar Gemma melihat anak laki-laki itu menghampirinya.

"Hi," sapa anak laki-laki itu di depan Louis.

"Hi," balas Louis dengan canggung, ia merasa mulutnya tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

"He looks pretty, doesn't he?" Gemma bertanya ke Louis.

"Jangan buat Harry malu, kak," ujar anak laki-laki itu. Louis belum menjawabnya, ia hanya memperhatikan Harry, dan Louis pun mengangguk.

"Um... ready, Harry?" Louis terpaksa bertanya, walaupun ia masih malu berbicara.

"Yeah, Harry pergi dulu, ya. Bye, sistah! Come on, Louis," ujar Harry mengajak Louis keluar rumahnya.

Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry StylinsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang