Cinema

106 10 19
                                    

"WAIT, ME?!"

"Udah pasti lo, Harry," balas Zayn.

"Ajak Tommo nonton apa aja, terserah kalian. Usahain lo biasa aja, jangan sampe keceplosan tentang ini semua," lanjut Liam. "Get it?"

"Got it," jawab Harry.

"Nah, terus..." Liam terus melanjutkan penjelasan rencana ulang tahun Louis. "Alright, ayo bergerak-"

"Wait..." Niall menyela. "Ini buat malem, 'kan? Main PS dulu yu," lanjut Niall. Semuanya pun mengiyakan ajakkan Niall dan segera mengambil stick game-nya masing-masing.

Waktu terus berjalan, mereka sangat menikmatinya, kini sudah tiga jam mereka bermain. "Kamu menang terus, Zayn," ujar Liam dengan muka cemberut.

Zayn pun tertawa. "Okay, terakhir," balas Zayn. "Aku biarin kamu menang."

"No," balas Harry tiba-tiba.

"No?" Zayn bertanya.

"It's five P.M," jawab Harry. "Gue harus siap-siap."

"Oh iya," balas Zayn. "I'm sorry, babe."

Harry pun berdiri dan meletakkan stick-nya di meja. "Liam, kamar mandinya di mana?"

"Sebelah dapur situ ada pintu, masuk," jawab Liam. Harry pun menengok ke pintu yang dimaksud Liam, ia langsung berjalan mengambil tas ranselnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi Liam.

Setelah sekitar 13 menit kemudian, Harry keluar kamar mandi dengan jumper dan celana panjang hitamnya. "Handphone gue di mana, ya?"

"Ini, di sini," ujar Niall sambil memegang ponsel Harry.

Harry pun langsung berjalan menuju ruang tamu, ia mengambil ponselnya. Lalu ia menyalakan ponselnya, sepertinya ia sedang mengetik sesuatu. "Jangan chat," ujar Liam.

"Huh?" Harry bertanya sedikit bingung.

"Call aja," jawab Liam.

Harry pun langsung menekan tombol panggilan. "Hey, Lou." Harry tidak mau percakapan panggilannya terdengar oleh Liam, Zayn, dan Niall. Harry tahu bahwa mereka bertiga akan meledeknya, sehingga ia pergi ke halaman rumah Liam untuk melakukan panggilan.

"Hey, Harry," balas Louis. "Baru aja gue mau call lo," ujar Louis melanjutkan. "What's up?"

"Lo dulu," jawab Harry menunggu Louis mengatakan sesuatu.

"Well..." Louis membalas. "Gue mau ngajakkin lo keluar tadi sama gue-"

"Sama," balas Harry dengan cepat. Louis pun terdiam diputus Harry. "I mean..." Harry melanjutkan. "Kita ke bioskop aja, mau ga?"

"Great idea!" Louis menjawab semangat. "Okay," lanjutnya. "Gue yang jemput lo-"

"Eh, no, no, no, no, no," balas Harry memutus perkataan Louis lagi. "Erm... I mean..." Harry melanjutkan. "Gue... lagi mau make mobil gue."

Hush Your Cry and Dry Your Tears Away • Larry StylinsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang