"Pernahkah kamu ketahui jika lama lama kita memiliki dendam terhadap siapapun, itu akan membuat hati nambah sakit"
"Woi woi woi!! " Sorak Rafky.
"Apan sih Ki?" Tanya Maha yang saat ini sedang menyisir rambutnya bersama dengan teman temannya.
"Ada anak baru noh di sekolah kita! " Jawab Rafky semangat.
"Masih cantikan gue juga kan" Jawab Maha seolah dialah ratu di sekolah ini.
"Cantik cantik tapi gak bisa dapetin Valen sama saja hello" Sindir Echa.
"Hey Ca bentar lagi juga Maha bakalan di kumandangkan menjadi kekasih raja sekolah ini" Tina membela Maha.
"Ya udah si.. Gak ada gunanya juga jadi ratu sekolah" Cekikik Vania ketika melihat wajah Maha yang kini kian memerah.
Maha bangkit dari tempat duduknya mengajak teman-temannya meninggalkan kelas. Maha merasa dirinya tidak dihargai di kelasnya karena kejadian sewaktu dirinya mengungkapkan perasaan kepada Valen, dengan mudahnya Valen menolak perasaan Maha.
Karena kesal Maha berjalan sangat cepat hingga tubrukan itu terjadi.
"Arghhh... Sakit"
"Oh ya ampun Maha" Teman-temannya membantu Maha bangun.
Setelah bangkit Maha melihat mulai dari kaki hingga kepala gadis yang saat ini juga sedang berusaha berdiri. Maha terkesima dengan aura kecantikannya. Kaki mulus putih dengan rok selutut berwarna abu-abu, kulit putih bersih dengan hiasan mata cokelatnya. Rambut tebal bergelombangnya. Lekukan tubuhnya yang indah dibaluti seragam SMA. Tas ransel birunya dengan jepit rambut yang menempel di rabutnya.
"Maha lo gpp kan? " Tanya Sisil ketika melihat lutut Maha yang sedikit terluka.
"Aduh ini sakit banget" Lutut Maha hanya tergores sedikit tetapi Maha memang anak yang takut jika kulitnya tergores sedikit pasti amarahnya akan sangat meningkat.
"Heh lo kalo jalan tuh make mata! " Maha menunjuk Laya bak dia adalah penguasa di sekolah ini.
Kejadian seperti ini saja sudah membuat Laya sangat penat ingin pergi dari tempat ini. Laya berusaha terus mengontrol emosinya, menyeimbangkan tubuhnya.
Tenang Lay, kamu cuma harus pergi dan tidak perlu mendengarkan omongan gadis menor di hadapanmu ini - Batinnya.
"Hey liat sini. Ga nyaut lagi" Maha hendak memegang pundak Laya, ketika Laya tiba tiba langsung pergi meninggalkan mereka.
Maha yang tidak sangka jika Laya bersikap seperti itu kepadanya. Selama ini tidak pernah ada satupun siswa yang berani menentangnya, hanya Laya saja saat ini.
"Stress tu anak! " Oceh Sisil
"Udah lah Maha biarkan saja, bentar lagi juga dia bakalan tunduk sama lo! " Tina membujuk Maha agar dirinya tidak marah lagi.
Tanpa berkata Maha langsung berjalan lebih cepat lagi menuju ruang kelas Valen.
Dubrakkk!!!
Maha memukul pintu kelas Valen, disana terdapat sosok laki-laki yang tengah duduk sambil membaca buku. Tepat di bangku barisan pertama paling pojok. Siswa laki-laki dengan rambut lurus pirangnya, mata biru pekatnya, tubuhnya yang kekar. Seorang blasteran Indonesia-Jerman.
Valen terus berkutik dengan buku buku di hadapannya tanpa peduli dengan kegaduhan kelas saat ini karena Maha.Maha berjalan menghampiri bangku Valen, memberikan Valen sebuah cokelat.
"Nih! " Maha memilih duduk di samping Valen. Sedangkan kedua temannya duduk di bangku dekat dengan Valen dan Maha.

KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (End)
Teen FictionSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...