"Ingin mengenalmu lebih jauh, tetapi takut kau bukan untukku"
"Arda" Panggil Mama Laya dari dapur membuat Arda berjalan cepat mencari Mama Laya.
"Ada apa tan? "
"Cepat panggilkan Laya. Ini nih Valen bawakan dia martabak kesukaannya" Arda mengangguk, menaiki tangga menuju kamar Laya.
Krit................
Pintu terbuka menampakkan punggung Laya. Laya sedang duduk di meja belajarnya yang menghadap ke arah jendela. Tampak dengan jelas bulan yang bersinar dari balik jendelanya. Laya sibuk dengan lukisannya, dengan sorotan lampu yang hanya menerangi gambarnya.
"Laya" Panggil Arda. Laya menoleh berbalik, mendapatkan sosok Arda dengan baju kaos dan celana selututnya yang bermotif doraemon. Arda sangat menyukai doraemon, bahkan sejak kecil ia fans garis keras doraemon.
"Apa? "
"Tante manggil ke bawah" Ucap Arda. Laya mengangguk kemudian berbalik lagi melanjutkan gambarnya.
'Apakah kau akan menyangkal jika Damar sebenarnya dekat dengan dirimu? ' Pikir Arda.
"Ada apa kau masih disini? "
"Gue.. Ada yang mau gue tanyakan ke lo"
***
Arda duduk di sofa dekat dengan ranjang. Kamar Laya luas, ukuran kamarnya adalah 3×4. Laya menyeret kursi di meja belajarnya mendekat ke arah Arda.
"Apa yang ingin lo tanyakan? "
Arda menarik napasnya dalam-dalam. Ragu untuk bertanya tetapi ini penting. "Apa ada yang kenal lo di sekolah? " Tanya Arda.
Laya mencoba menimang-nimang, dia mengingat-ingat siapa yang mengenalnya.
"Valen, Rafky, Echa, Viona, Bram, dan lagi....."
"Ga tau gue lupa lagi"
"Maksud gue, kenal lo dari kecil kalo lo itu Tani? " Laya menggeleng cepat.
"Tidak. Ada apa? "
'Gak ada yang kenal dia? Berarti anak anak di sekolah tidak tahu siapa Laya' Batin Arda.
"Lay"
"Uhm? "
"Kalau ada yang berani nyakitin lo, kasi tau gue yah" Arda bangkit dari duduknya. Mengelus puncak kepala Laya, kemudian meninggalkan Laya di kamarnya.
"Oh ya ingat turun"
***
"Laya ayo makan" Mamanya tengah menyiapkan makan malam untuknya dan keluarganya. Laya menuruni anak tangga, kemudian ikut bersama kluarganya.
Arda terlihat rapi, dengan hoodie berwarna hitam dan jeans hitam. Lengkap dengan aroma maskulin yang menyengat. Terlihat jika Arda hendak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (End)
Teen FictionSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...