"Mereka gak perlu tau apa yang sedang kamu alami, jadi tunjukkan bahwa kamu bahagia."
Laya duduk di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dengan sekolahnya. Dirinya diberikan untuk pulang dari sekolah karena kejadian di sekolah tadi. Dari kejauhan terlihat seseorang sedang menghampirinya.
"Nih" Rafky memberikan sebotol minuman untuk Laya.
"Buat gue? "
"Iya buat lo. Di minum gih biar otak lo gak stress terus mikirin semuanya, dan ya gue cuma mau lo bisa tenang dan bahagia tanpa beban" Rafky menghela napas lalu kembali melanjutkan perkataanya. "Gue cuma mau lihat lo bahagia. Karena ketika gue lihat lo bahagia tuh gue bisa ngerasain senyum ibu gue yang mirip sama lo"
Laya tersenyum, mulai membuka botol minumannya. Meneguk minuman jeruk tersebut. Beberapa lama mereka terdiam terus menyelami pikirannya masing-masing. Tanpa ada pembahasan atau topik untuk mereka bicara. Rafky merasa jika Laya butuh ruang untuk berpikir maka itu dia tidak berani mengajak Laya berbicara. Sedangkan Laya ada banyak sekali beban masalah yang dipikir.
"Lay gue boleh bicara sebentar? " Tanya Rafky. Laya mengangguk kali ini dirinya sudah siap dengan begitu banyak pertanyaan.
"Lo ada hubungan apa sama Maha? "
Laya tersenyum getir, melihat dari senyum Laya, Rafky tahu senyum itu menandakan betapa sakitnya dan teririsnya hati Laya. "Maha sahabat terbaik gue" Laya mengumpulkan energi untuk mengingat kejadian indah atau kenangan yang baginya indah di masa lalu. "Dia orang yang selalu ada buat gue, bahkan disaat semua orang menjauh. Hanya dia yang ada buat gue"
"Lalu kenapa kalian bisa jadi seperti orang asing saat ini? "
Laya menoleh memperhatikan Rafky lekat-lekat. Ada banyak rahasia yang disimpan Laya. Tetapi dalam manik mata Laya,Rafky tidak menemukan rahasia apa yang dia sembunyikan. "Nanti semua jawabanya akan terungkap" Jawab Laya.
"Semuanya akan terungkap saat ini Lay" Valen datang bersama kedua temannya. Deon dan Bram mengikuti Valen di belakang.
"Val? " Bingung Laya ketika Valen datang.
Rafky langsung berdiri hendak menjauhkan Valen dari Laya. Tetapi Laya menghalanginya. Laya menggeleng, akhirnya Rafky tunduk dan memilih untuk diam.
"Lo pergi Raf! Gue mau bicara sebentar sama Laya! "
"F*ck! Laya tuh dari tadi ama gue! Gue yang udah janji sama Arda buat jagain Laya ya gue diem disini lah"
"Heh lo nyolot. Lo bolos gue laporin ya! " Tegas Deon, sambil menunjuk Rafky. Refleks Rafky berdiri. Tapi lagi-lagi tangan Laya meminta untuk Rafky diam.
"Gue gak nyolot. Tapi ya memang tugas gue buat jagain Laya, lagipun gue udah terbiasa di hukum bolos! Yang ada tuh kalian bolos kesini! " Tunjuk Rafky pada Valen dan temannya.
"Gue cuma mau ngomong bentar sama Laya! " Tegas Valen lagi.
"Ya udah lo kalau mau ngomong sana ngomong aja. Gue disini nunggu! " Pinta Rafky.
"Udah Val. Lo mau ngomong apa? Disini aja lagian Gak apa kok kalau misalkan ada Rafky" Laya mencoba melerai adu mulut antara Rafky dengan Valen. Akhirnya Valen menurut, Valen memilih duduk di samping Laya yang awalnya Rafky duduk disana. Tangan Valen bergemetar tidak karuan, dia mulai menggenggam tangan Laya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (End)
Teen FictionSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...