"Dalam hatimu selalu berkata jika kamu sangat menginginkannya, tetapi mulutmu tidak mampu mengungkapkannya""Laya sarapan dulu? " Tanya mama saat Laya hendak pergi ke sekolah.
"Tidak usah, Laya akan terlambat"
"Mmm ya sudah, bagaimana obrolan kalian berdua kemarin? " Tanya mamanya kembali.
"Obrolan apa ma? " Laya di buatnya penasaran.
"Kau dan Valen. Bram ke bawah sendiri, tidak mendapati Valen di bawah. Pasti saja Valen bersamamu kemarin" Goda mamanya.
"Gak ma" Dengan semburat malu, Laya langsung meninggalkan mamanya berangkat sekolah.
***
Tinn... Tin.. Tin..
Sebuah mobil yang kini sedang membuat kegaduhan di belakang Laya. Akhirnya Laya memilih untuk menyingkir, membiarkan mobil itu lewat.
"Kampungan! "
"Hahahahaa"Sudah sangat jelas, anak-anak yang berada dalam mobil itu adalah geng cewe menor itu. Siapa lagi jika bukan Maha, Sisil, dan Tina. Mereka berangkat sekolah menggunakan mobil mercy milik Maha.
Laya tidak menggubris mereka, tetap melanjutkan perjalanannya. Hingga Valen datang menggenggam tangannya.
Maha yang melihat kejadian mendadak syok!. Dirinya marah, bukan marah lagi melainkan sangat marah."Tenang Ha! Kita dengarkan dulu perbincangan mereka! " Sisil mencegah Maha yang hendak keluar.
"Kita di mobil Sil! Ga akan dengar! Karena suara mesin mobil!" Timpal Tina. Sisil langsung sesegera mungkin mematikan mesin mobilnya.
"Lay nanti gue tunggu di perpus ya" Laya mengangguk, kemudian Valen pergi meninggalkan Laya.
"Apa sih yang mereka bicarakan? " Tina terheran karena tetap tidak mendengar, suara keributan dari anak-anak lain yang terus merusak.
Maha sangat marah, mukanya sudah terlihat merah padam. Selama ini dirinya sudah sangat lama mendambakan Valen. Bahkan Valen adalah dunianya. Tetapi kini Valen malah memilih cewe culun itu.
"Udah Ha tenang! Lo harus jaga emosi lo" Sisil mencoba menenangkan Maha.
"Iya Ha, nanti kita balas si Laya itu!" Timpal Tina.
Maha mengangguk, melajukan mobilnya.
***
Maha bersama dengan teman-temannya memasuki kelas, di lihatnya bangku Laya yang masih sepi, tidak ada Laya disana. Ide Maha keluar. Maha menaruhkan lem di kursi tempat Laya duduk. Dengan cepat Maha berpura-pura tidak melakukan apapun saat melihat Laya kembali.
Laya duduk di bangku. Laya awalnya tidak menyadari jika dirinya telah di kerjai Maha. Hingga pelajaran istirahat.
📢 Pelajaran Selesai. Istirahat telah di mulai....
Speaker telah berkumandang menandakan guru yang mengajar menghentikan pelajarannya, karena sudah jam istirahat. Teringat dengan janjinya kepada Valen, Laya bersiap-siap mengemas buku menuju perpustakaan.
"Cha yuk, laper nih" Ajak Viona.
"Bentar! " Echa melirik ke arah Laya.
Maha, Sisil, dan Tina kini sedang menahan tawanya. Karena sebentar lagi Laya pasti akan bangun.
Siap Laya berkemas. Dirinya hendak bangun, tetapi hal aneh terjadi. Dirinya seakan menempel di bangku ini. Laya menyangkal sepertinya ada yang mengerjainya. Laya mencoba terus bangun. Pada akhirnya roknya sobek membentuk lingkaran tidak beraturan, menunjukkan celana pendek yang dirinya pakai saat ini. Laya merasa sangat malu dan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (End)
Teen FictionSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...