"Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur, tetapi dengan bersyukurlah yang menjadikan hidup kita lebih bahagia"
Flashback On
"Hiks... Hiks... Hiks.. ""Damar ngapain disini? "
"Ibu panti memarahiku.. Huhuhu"
"Sabar ya Damar" Tani mengelus-elus pundak Damar.
"Aku ak-akan pergi saja! "
"Kenapa? Nanti jika semua orang mencarimu bagaimana?"
"Biarkan saja, se-semua tidak ada yang peduli sama sekali denganku! "
"Jangan Damar! Nanti aku sama siapa dong? " Tani ikut menangis.
"Ta-Tani jangan menangis dong"
"Hiks.. Hikss... Gimana aku gak nangis, Damar bilang akan pergi" Tani menangis sangat kencang.
"Aku tidak jadi pergi deh Tani"
"Bener ya Damar" Damar mengangguk, mereka berpelukan.
Flashbak Off
"Da-damar!" Laya terbangun dari tidurnya. Saat ini sudah pukul 1 pagi. Mimpi masa lalunya membuat dirinya terbangun.
Laya turun dari ranjangnya, menuju dapur. Meneguk segelas air. Kepalanya pusing, bahkan badannya merasa kedinginan. Saat hendak kembali ke kamar, Laya melihat sekelebat bayangan memasuki ruang belajarnya. Karena rasa penasarannya yang tinggi. Laya mengikuti bayangan tersebut.
Sangat gelap ruangan belajar Laya, menambah kesan horor. Laya berjalan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Laya mencari sakral lampu, tampak bayangan hitam sedang membaca buku-buku miliknya. Dengan cepat Laya menghidupkan lampu. Tidak lama lampu menyala menampakkan sosok laki-laki dengan postur tubuh tinggi, menggunakan piyama doraemon. Rambut hitam pekatnya, mata coklat padamnya.
"Arda? " Laki-laki tersebut menoleh mendapatkan Laya yang sedang berdiri di ambang pintu ruangan.
"Hai Laya" Arda melambaikan tangannya ke arah Laya.
"Lo kok disini? "
"Hm iyah gue baru aja habis dateng dari yogyakarta, sempet singgah juga ke sekolah kamu. Karna gue bakal pindah kesana"
"Maks-maksudmu apa? "
"Bokap gue ngrim gue kesini karena dia akan ada tugas ke luar negeri dan pasti tidak akan bisa mengurus gue. Jadi ya gue di pindahin ke rumah lo" Arda mendekati Laya.
"Lama tidak berjumpa Laya" Saat Arda hendak menyentuh pipi Laya, refleks Laya mundur. Laya berbalik hendak menuju ke kamarnya.
"Bagaimana kondisi lo? " Cegah Arda
"Jangan sok bertanya tentang kondisi gue! "
" Apa lo masih memikirkan jika itu karena kesalahan lo? "
"Lo bisa diam gak sih Ar! " Teriak Laya.
"Sorry- Tapi itu bukan kesalahan lo! Ingat itu Lay! Jangan pernah terpuruk dan menganggap semua adalah kesalahan lo! "
Laya langsung pergi meninggalkan Arda. Sesampainya Laya di kamarnya, dirinya terduduk di meja belajarnya. Mencoret-coret desain gaunnya. Hendak membuat desain tetapi pikirannya sangat kacau hingga beberapa kertas telah di robeknya dan di buang ke tempat sampah. Karena pikirannya yang sangat kacau, Laya menuju ranjangnya merebahkan tubuhnya. Mencoba memejamkan matanya, tetapi terus gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT (End)
Teen FictionSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...