Penentuan

25 6 1
                                    

"Bisa saja orang yang terlihat berani menghadapi hidup hari ini. Seolah tak ada yang dia takuti adalah orang yang sudah melewati ketakutan-ketakutan yang kuat dalam hidupnya.   Ia tak lagi merasakan semua itu sebab sudah bebal merasakannya-Boy Candra"

   Ia tak lagi merasakan semua itu sebab sudah bebal merasakannya-Boy Candra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Laya melempar HP nya gusar kearah ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Laya melempar HP nya gusar kearah ranjang. Memang benar Laya sedang tidak berada dirumahnya saat ini, dirinya sangat ingin menikmati kenangan yang telah lama ia rindukan.  Saat ini dirinya berada di sebuah rumah bernuansa putih bersih, lebih dominan sederhana seeperti kamar pada biasanya. Ada beberapa bingkai foto yang masih utuh terpampang.  Foto dirinya dengan Maha, Laya menyunggingkan senyum bahagianya.  Selama ini Maha tidak melupakannya. 

"Laya makan malam dulu yuk, bentar lagi Sisil sama Tina dateng" Ajak Maha yang baru saja siap setelah tadi habis membersihkan tubuhnya. 

"Bentar aja gue turun"

"Bener ya? Nanti kalau lo butuh apa-apa, bisa panggil bibi aja ya" Laya mengangguk. Lalu Maha meninggalkan Laya di kamar sendiri.  Laya tidak membuang kesempatan ini lagi,  dia terus menjelajahi kamar yang lumayan luas ini.  Tangannya mulai menjelajahi album foto yang membuat hatinya begitu bahagia.  Matanya yang berbinar binar melihat keserasian keduanya. 

"Non sudah ditunggu oleh non Maha. Mari turun" Ucap bibi yang seketika menghancurkan kegiatannya. 

"Baik bi" Laya langsung mengekor mengikuti bibi turun tangga lalu menuju lantai bawah.  Disana hanya ada Maha.  Ya Maha sendiri tanpa ada nyokap dan bokapnya.  Laya duduk ragu-ragu memperhatikan sekitar, rumah yang tampak sepi dengan banyaknya ruangan yang gelap gulita.  Matanya terus menelusuri ruang makan. 

"Ada yang aneh Lay? "

"Bokap nyokap lo mana? " Garpu dan sendok yang di genggam Maha tiba-tiba terjatuh.  Membuat Laya terkejut, Laya tidak mengerti apakah pertanyaan yang dia luncurkan salah atau tidak?. 

"Bokap nyokap gue udah cerai Lay. Gue sering banget ngerasa iri ketika lihat kluarga lo yang utuh dan bahagia" Maha menunduk mulai sedikit terisak. 

INTROVERT (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang