Arda Kembali

47 9 1
                                    

"Seperti melihat sunrise, kamu datang bersinar di hidupku"

     Laya berjalan menuju gerbang sekolah.  Hari ini Rafky telah membuatnya tenang,  Laya tidak lagi merasakan gelisah seperti sediakala. 

"Hai manis" Rafky tiba-tiba muncul di samping Laya.  Membuat Laya terkejut. 

"Uhftt"

"Kenapa? "

"Lo bikin gue kaget aja"

"Hehehehehe" Laya menatap Rafky lekat-lekat.  Laya takjub dengan Rafky karena bagaimanapun keadaannya dirinya masih tetap tersenyum. 

"Nanti ingat ya lo dateng ke cafe depan sekolah, tonton gue nyanyi disana" Laya mengangguk. 

***

      Malam ini Laya sudah berkemas, mengenakan hoodie putih,  dan celana kulot merah maroonnya. 

"Mau kemana lo? " Arda yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu kamar Laya. 

"Apaan sih lo!  Pergi sana! "

"Yaelah gue cuma mau liat aja"

"Liat apa lo! "

"Apapun yang ingin gue liat"

Jangan-jangan..... - pikir Laya.  Laya melempar deodorant ke arah Arda. 

"Hey..  Gila lo ya! "

"Lo yang gila. Ngapain lo ngintipin gue make baju hah! "

"Idih monyet aja juga bakalan geli ngintipin lo!  Geer bet lo!"

"Hah? Trus lo bilang lo mau liat liat apa yang mau lo liat!  Itu udah berarti lo ngintipin gua!" Laya mulai mengambil pulpen-pulpen di meja belajarnya yang siap untuk di lemparnya ke arah Arda. 

"Heh iya iya gue pergi" Arda langsung berlari terbirit-birit pergi dari kamar Laya. 

"Dasar Brengsek! " Umpat Laya. 

      Laya duduk di depan meja riasnya.  Menenangkan dirinya, dari dulu Laya paling tidak suka dengan sikap Arda.  Arda selalu membawa teman-temannya seenaknya ke rumahnya.  Dari dulu Arda sangat jahil kepadanya.  Laya memposisikan badannya, mengatur napasnya. 

       Hari sudah semakin sore, Laya menuruni tangga berjalan melewati Arda yang sedang tidur di sofa.  Ini kali pertama bagi Laya semenjak dirinya remaja.  Laya baru pertama kali ke tempat yang memiliki suasana ramai. 

***

   Laya telah sampai,  di depan cafe. Terlihat dari luar banyak sekali orang lalu lalang ke cafe ini,  Laya sangat ragu melangkahkan kakinya ke tempat ini.  Tetapi dirinya ingat dengan janjinya kepada Rafky.  Akhirnya dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di otaknya, Laya memilih untuk tidak masuk ke dalam cafe. 

     Laya saat ini berjalan-jalan menyusuri taman kota, taman kota yang luas dan lumayan sepi.  Karena orang-orang kebanyakan lebih memilih untuk nongkrong di cafe ataupun restoran. Laya duduk di tempat yang telah disediakan, tepat di pinggiran taman kota.  Ini pertama kalinya juga Laya ke taman kota sejak dia sudah remaja.  Dahulu dia juga pernah ke taman kota dengan sahabatnya, kini dirinya sendiri.  Taman kota saat ini telah banyak berubah, mulai dari suasananya dan berbagai fasilitasnya.

INTROVERT (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang