Ch 9 - Pesta

4.6K 492 35
                                    

Jungkook dan yang lainnya memutuskan mengadakan pesta kecil-kecilan menyambut kepulangan Jimin dari rumah sakit.

Mereka berencana membuat kejutan kecil untuk Jimin dan mengadakannya di rumah Jungkook atas izin Taehyung yang dengan mudah mengatakan 'iya' untuk semua rencana Jungkook.

Padahal biasanya Taehyung menolak teman-teman Jungkook main ke rumah mereka, apa lagi sampai mengadakan pesta.

Taehyung tidak suka kebisingan.

Jungkook sengaja menjemput Jimin di rumahnya bersama Hoseok, sementara teman-temannya yang lain menunggu di rumah Jungkook.

Begitu sampai di rumah Jimin dan mengetuk pintu, mereka langsung disambut oleh Seokjin.

"Pasti mencari Jiminie. Tidak bisakah kalian bertiga tidak bertemu sehari saja?"

Seokjin merotasikan bola matanya jengah. Tapi dia tetap menggeser sedikit tubuhnya dimana Jimin berjalan ke arah mereka dengan semangat.

"Yukk... kita berangkat ke rumah Jungkook."

Ujar Jimin, antusias sambil merangkul dua temannya.

"Hyung, aku berangkat dulu yaaa~~ dadah~~~"

Jimin pamit pada Seokjin, lalu mereka masuk kedalam mobil Hoseok.

Jungkook duduk disamping Hoseok dan Jimin duduk sendiri di jok belakang.

"Tunggu. Kami punya suatu kejutan untukmu."

Jungkook mengeluarkan penutup mata kain hitam, lalu dia menutup mata Jimin dengan kain tersebut.

"Hey, aku tak bisa lihat apa-apa. Tidak seru kalau mainnya begini."

Jimin berusaha melepas penutup mata kain itu, tapi ditahan oleh Hoseok.

"Sudahlah, Minnie. Ikuti saja permainan kami. Aku jamin ini seru."

Ujar Hoseok.

Jimin pun menyerah dan memutuskan untuk diam menuruti keinginan dua temannya.

Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya sampai di rumah Jungkook ketika langit mulai gelap.

Jimin dibantu Hoseok dan Jungkook turun dari mobil dan dituntun menuju taman belakang dimana yang lain sudah membuat pesta kecil-kecilan.

"Buka penutupnya dihitungan ketiga ya..."

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

<Duarrrr;/>

Kembang api menyala ketika Jimin membuka penutup matanya.

Langit kelam tampak indah dengan kembang api warna-warni. Taman didominasi warna hijau tampak menyejukan dengan balon-balon merah muda juga tenda di tengah taman.

"Aku rinduu Jiminie..."

Salah seorang teman sekelasnya memeluk Jimin, lalu menyerahkan sebuket bunga.

"Akhirnya Jiminie kita sudah sembuh, nanti malam kita bisa main game bareng lagi."

Temannya yang lain kemudian mengusak rambut Jimin gemas.

"Kau harus tahu, rasanya kelas sepi tanpamu."

Teman-teman memberikan pelukan singkat, lalu mencubit gemas pipi Jimin.

Semua bersorak karena mereka tahu bahwa kebanyakan teman-teman sekelas yang datang di acara ini adalah orang yang menaruh hati pada Jimin, sayangnya Jimin menganggap mereka sebatas teman. Tidak lebih dari itu.

Chu~

Salah satu diantara mereka tanpa banyak bicara langsung mencium pipi kanan dan kiri Jimin.

Jimin tertawa keras dan terharu akan kejutan yang teman-temannya buat.

Pesta kecil-kecilan itu berlangsung sampai malam. Kebetulan besok hari minggu dan mereka memutuskan untuk menginap di rumah Jungkook.

"Ayo main truth or dare."

Seru Hoseok, membuat mereka mengambil posisi membentuk lingkaran.

Botol soda kosong dijadikan penunjuk siapa yang harus memilih truth or dare nantinya.

"Kita mulai ya..."

Seseorang memutar botol tersebut, lalu semua bertepuk tangan tidak sabar.

Mulut botol berhenti, mengarah pada setiap orang untuk semua putaran. Sampai pada akhirnya botol itu berhenti pada Jungkook.

"Nahh... sekarang giliran Tuan rumah. Truth or dare?"

"Dare."

"Di permainan truth or dare minggu lalu, kau mengakui bahwa kau menyukai salah satu di antara kami. Sekarang kau harus berani menciumnya dan menyatakan perasaanmu didepan kami."

"APA?! Tidak mau!"

Tolak Jungkook.

"Ayolah, Kookie. Teman-teman berniat membantumu melepas masa jomblomu itu."

Jimin menyikut Jungkook sambil tertawa jahil.

"Kalian hanya ingin mempermalukanku bukan membantuku tahu."

Protes Jungkook, menyilangkan tangan didada.

"Baiklah kita tutup mata saja semuanya. Biar Jungkook dan orang yang dia sukai saja yang tahu. Bagaimana?"

Usul salah seorang teman.

"Nanti ada yang mengintip."

Jungkook bersikeras menolak melakukan 'dare' yang dia pilih.

"Sudah cepat lakukan. Ini kesempatanmu tahu."

Ujar temannya yang tetap memaksa.

Jungkook terdiam, berpikir sejenak sebelum memutuskan untuk setuju.

"Tapi janji jangan ada yang mengintip ya, kalian semua cepat tutup mata."

Yang lain menuruti perkataan Jungkook. Semua menutup mata, lalu Jungkook beranjak dari duduknya.

Dia menarik nafas dalam dan mempersiapkan diri. Jantungnya berdebar dengan kencang.

Perlahan Jungkook melangkah mengelilingi mereka dari belakang. Beberapa kali putaran menandakan dia masih takut untuk melakukan ini, tapi akhirnya Jungkook berhenti tepat dibelakang orang yang dia sukai.

Tubuhnya merendah, berjongkok dibelakangnya dengan tenang. Jungkook lalu memegang bahu orang tersebut dan memutar tubuh itu dengan lembut. Kemudian dia mendaratkan ciuman sekedar menempel beberapa detik.

"Aku menyukaimu, Park Jimin."

[End] OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang