Jimin harus bertahan seorang diri setelah Taehyung tidak lagi ada dalam hidupnya. Jungkook dan Taehyung memutuskan untuk pindah ke negara lain dan memperbaiki hubungan ayah dan anak setelah sempat bertengkar hebat.
Semua berubah drastis apalagi setelah dia juga harus kehilangan temannya.
Tiga tahun lamanya sejak kejadian dimana dirinya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Taehyung, Jimin masih belum juga bisa melupakan Taehyung yang sudah menjadi rumah kedua baginya.
Semua tampak baik-baik saja meski sebenarnya tidak demikian. Jimin menjalani kehidupan sehari-harinya untuk pergi kampus, bekerja paruh waktu, dan pulang ke rumah mengerjakan tugas.
Semua terlihat normal dari luar, tetapi tidak dari dalam dirinya.
"Hyung sudah atur jadwal kencanmu dengan teman hyung."
Seokjin bertopang dagu pada meja tinggi sedada yang membatasinya dengan Jimin yang sedang bekerja sebagai barista.
"Ayolah, hyung.. Berhenti memilihkan pacar untukku. Semua temanmu itu hanya sekumpulan orang aneh."
Jimin menggerutu.
Ini sudah kencan ke-10 yang Seokjin atur untuknya dan tidak ada satupun yang berhasil.
"Orang ini berbeda, Chim. Sungguh, Hyung bisa merasakan kalau dia adalah orang yang tepat untukmu."
Sahut Seokjin dengan antusias, dia memutar layar ponselnya menghadap Jimin.
"Ada hal luar biasa yang harus kau tahu. Ternyata dia ini adalah kakaknya Hoseok, temanmu dulu waktu SMA. Itu lho yang wajahnya seperti kuda. Hyung ingat kau pernah mengajak Hoseok menginap, dan dia menyelinap ke dapur malam-malam untuk memakan semua jelly kesukaan hyung."
Seokjin meletakan ponselnya di meja, lalu meneguk sedikit es kopinya. Rasa pahit dan manis berbaur menjadi satu, masuk kedalam mulutnya. Jimin hanya diam, dia termenung sesaat mendengar nama Hoseok.
Dulu ketika Jungkook pindah, Hoseok juga jadi menghindarinya. Entah karena apa, sejak saat itu Hoseok tidak lagi menjadi temannya.
"Kau masih berhubungan dengan Hoseok?"
Tanya Seokjin.
"Tidak, aku tidak tahu kabarnya setelah dia diterima universitas di Amerika."
Jawab Jimin, sekenanya.
Dia sedang mengeringkan gelas-gelas dengan lap kain bersih, lalu meletakannya pada rak besi didekat mesin kopi. Seokjin memang tidak gentar memaksa Jimin untuk mendapatkan pacar, makanya dalam situasi dan kondisi apapun dia akan terus membujuk Jimin.
"Namanya Yoongi, umurnya hampir sama dengan hyung. Hyung sudah membuat janji dengannya malam ini dan hyung memintanya untuk menjemputmu nanti malam disini. Semoga kali ini berhasil, adiku sayang."
Seokjin mengulurkan tangannya dan menepuk pelan pipi tembem Jimin sambil tersenyum jahil.
"Akan kubuat hari ini adalah hari pertama dan terakhirnya dia bertemu denganku."
Jawab Jimin, sinis.
Seokjin mendengus sebal, adiknya ini memang keras kepala. Jika dia sudah bilang tidak suka ya akan terus begitu.
Sebenarnya Seokjin hanya ingin adiknya kembali merasakan cinta, bisa Seokjin lihat dari sorot mata Jimin dimana masih ada Taehyung disana. Memang Seokjin akui, mendengar dari penjelasan Jimin tentang Taehyung, adiknya itu pasti sangat menyukai laki-laki itu.
Seokjin tidak bisa berbuat banyak, sedikit menyesal karena terlambat menyadari kisah cinta adiknya. Semua terlihat miris baginya dan menyakitkan melihat Jimin dengan luka hatinya karena keadaan yang tidak memungkinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Om
FanfictionJimin pasti sudah gila karena jatuh cinta pada ayah sahabatnya sendiri. Note : Jika ditemukan perbedaan dengan cerita aslinya, harap mengerti karena gaya bahasa penulis satu sama lainnya berbeda. Terlebih cerita harus disesuaikan agar karakter yang...